Harga Solar di Gaza Rp400 Ribu/Liter, Begini Cara Relawan Mer-C Indonesia 'Bikin Bahan Bakar' Agar Mobil Bisa Tetap Jalan
Tak cuma makanan dan obat-obatan, bahan bakar minyak pun begitu sulit didapatkan di Gaza.
Tak cuma makanan dan obat-obatan, bahan bakar minyak pun begitu sulit didapatkan di Gaza.
Harga Solar di Gaza Rp400 Ribu/Liter, Begini Cara Relawan Mer-C Indonesia 'Bikin Bahan Bakar' Agar Mobil Bisa Tetap Jalan
Genosida Israel di Gaza Palestina terus berlangsung. Militer Israel terus membombardir wilayah Gaza dan membunuhi warga sipil.
Hingga hari ini, data sementara 37 ribu lebih sudah warga Gaza Palestina wafat akibat serangan brutal Israel. Dari jumlah itu kebanyakan adalah wanita dan anak-anak.
Tak hanya itu, blokade terhadap Gaza juga terus dilakukan zionis Israel. Mesir pun ikut andil karena menutup perbatasan di Rafa.
-
Bagaimana perjuangan relawan di Gaza? 'Kami ditugaskan di kamar operasi. Selain saya ada juga dokter Faradina dokter spesialis bedah, ada dokter Yasmin dokter obgyn, dan dokter Farhan dokter emergency di mana kita di rumah sakit tersebut sama-sama dengan dokter Palestina membantu masyarakat di Gaza,' tambah Dede.
-
Berapa harga baterai mobil listrik? Harga baterai sebuah mobil listrik dapat mencapai Rp500 jutaan.
-
Apa yang terjadi di Gaza? Genosida masih terus terjadi di Gaza, Palestina.
-
Bagaimana Israel membuat orang Gaza kelaparan? Masyarakat Palang Merah Palestina (PRCS) berulang kali memperingatkan kondisi kemanusiaan yang semakin menurun di wilayah tersebut, akibat Israel menutup perbatasan dan melarang masuknya bantuan ke Gaza.
-
Dimana warga Gaza menjarah truk bantuan? Sumber: Al Jazeera Beberapa truk bantuan dikepung oleh puluhan orang setelah melintasi penyeberangan Rafah.
Akibatnya, bantuan internasional sulit untuk masuk.
Kebutuhan pokok seperti makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan warga Gaza tak bisa masuk.
Warga Gaza pun begitu kesulitan buat makan dan diambang kelaparan. Bahkan banyak balita yang meninggal dunia akibat kekurangan gizi dengan kondisi tubuh begitu memprihatinkan bak hanya tinggal tulang.Tak cuma makanan dan obat-obatan, bahan bakar pun begitu sulit didapatkan di Gaza.
Bahkan harga solar di Gaza menurut relawan Mer-C Indonesia begitu fantastis. Harganya mencapai Rp400 ribu per liter.
Akibatnya para relawan harus memutar otak agar mobil operasional bisa tetap jalan untuk tugas kemanusiaan di sana.
Salah satu yang dilakukan ada dengan mengoplos solar dengan minyak goreng.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram @mercindonesia, Jumat (21/6/2024), tampak tiga orang relawan asal Indonesia yang berada di sebuah tenda tengah mencampur solar dengan minyak goreng untuk bahan bakar kendaraan.
Tenda tersebut berada di depan guest house Mer-C yang ada di Almawasih, Kota Khan Younis, Gaza Selatan.
Dengan menggunakan jeriken sebagai wadah utama, mereka memasukan solar dan minyak goreng untuk disatukan dengan komposisi satu banding satu (1:1).
"Lagi mau menakar mengabungkan minyak goreng dan solar. Jadi sekarang kan di Gaza lagi krisis bahan bakar jadi solar dan minyak goreng digabung. Ini sudah ada empat botol (minyak goreng) satu botolnya berisi lima liter,"
kata Reza, salah satu relawan Mer-C Indonesia dalam rekaman video.
Sementara itu, Abi relawan Mer-C Indonesia lainnya mengungkap alasan mengapa solar dioplos dengan minyak goreng untuk bahan bakar kendaraan operasional. Sebabnya, harga solar begitu melambung tinggi.Untuk harga satu liter solar saat ini mencapai 80 shekel atau sekira Rp400 ribu. Padahal sebelum invasi Israel ke Gaza, harga perliter solar hanya sekira 6 shekel.
"Jadi kita coba campur solar murni dengan minyak goreng," katanya.
Meski begitu, menurut Abi, minyak goreng yang digunakannya untuk dicampur dengan solar sebenarnya tidak standar. Sebab minyak goreng tersebut bukan CPO tapi bunga matahari.
"Tapi ya memang adanya seperti itu," ujarnya.
Abi kemudian mengungkap jumlah dana yang harus dikeluarkan dalam enam hari jika kendaraan operasional menggunakan solar murni yakni sebesar Rp14 juta. Karenanya dengan mengoplos solar dengan minyak goreng pihaknya akan lebih berhemat.
"Karena ini kan uang umat," katanya.
Menurutnya, saat ini solar memang masuk ke Gaza tapi betul-betul terbatas.
Solar hanya untuk keperluan rumah sakit yakni buat genset listrik ICU dan ruang operasi.
Sebab jika solar tak diutamakan buat RS maka tidak akan ada listrik. Jika tak ada listrik maka dokter tidak akan bisa melakukan tindakan medis terhadap korban yang tiap detiknya terus bertambah akibat bombardir Israel yang tak juga berhenti.
Lebih lanjut Abi mengatakan, para relawan sangat memerlukan solar untuk mobilitas mengantar jemput tenaga medis ke RS.
"Jadi yang kami sampaikan Rp14 juta tadi untuk per enam hari itu kita gunakan untuk pengiriman tenaga medis ke RS tempat mereka bertugas," jelasnya.