Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Berkas-berkas Gafatar berserakan di markas mereka di Sleman

Berkas-berkas Gafatar berserakan di markas mereka di Sleman Gafatar. ©2016 merdeka.com/kresna

Merdeka.com - Hilangnya Ahmad Kevin Aprilio (16) bersama Sanggar Yamin, ayahnya sendiri diduga ikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) setidaknya menyisakan beberapa bukti terkait ormas tersebut. Beberapa bukti peninggalan ajaran dari Gafatar terlihat dari beberapa lembar kertas yang ditemukan di sebuah rumah di Dusun Kadisoka Purwomartani, Kalasan yang dijadikan markas berkedok home schooling.

Untuk diketahui, melalui ayahnya, Kevin turut menimba ilmu di Home Schooling tersebut sejak beberapa tahun lalu.

Merdeka.com mencoba membongkar satu demi satu temuan beberapa lembar kertas yang tergeletak di tempat sampah di depan rumah tersebut.

Berkas tersebut berisi daftar anggota, target peserta eksodus dan beberapa formulir pendaftaran serta sebuah buku catatan kecil.

Di dalamnya tertulis ada sekitar 25 orang yang ditargetkan akan berangkat eksodus. Banyak diantara nama-nama tersebut dilingkari dan beberapa disilang. Namun beberapa nama sudah tidak lagi jelas.

Selain itu ada daftar peserta absensi BMS DPK Gafatar Sleman. Ada sekitar 65 nama dalam daftar tersebut. Satu orang yang diketahui menghilang adalah Sanggar Yamin, ayah dari Ahmad Kevin Aprilio.

Tidak hanya itu ada juga formulir dengan judul Angket Pengembangan KKP. Ada tabel isian nama kepala keluarga dan anggota keluarga, jumlah harta kekayaan mulai mobil, sepeda motor, tanah, bangunan dan kesanggupan mengisi pengembangan KKP. Belum diketahui persis apa kepanjangan KKP.

"Angket ini ditujukan untuk dapat diisi dengan sebenar-benarnya agar kita dapat menggenapi seruan Tuhan Yang Maha Esa," tulis Info Penting di samping kanan formulir.

Dalam block note yang ditemukan juga ditemukan sejumlah catatan rapat yang diduga milik salah seorang anggota Gafatar. Namun sebagian tulisan tersebut sudah tidak terlihat karena basah terkena hujan. Meski demikian masih ada yang bisa terbaca.

Berikut beberapa catatan menggunakan buku catatan kecil, yang ditulis menggunakan pena warna biru :

"Diluaran sana setinggi apapun pangkat, sekaya apapun mereka, sepintar dan sehebat apapun mereka, tetap dimata Tuhan, mereka adalah orang yang terlaknat. Berbeda kita yang di dalam, semiskin apapun kita, sesederhana apapun kita, kita tetap istimewa dimata Tuhan."

"Apa yang selama ini kita lakukan, adalah buah dari ajaran Milah Abraham."

"‎Sementara fase ke 3 ini adalah fase kritis, berbahaya, kita tidak perlu berfikir macam-macam bukan lagi saatnya mempertanyakan tentang keyakinan atau program. Sekarang ini masalah praktik. Tidak ada tawar menawar. Di sini bukti ketaatan dan ketundukpatuhan akan kelihatan."

gafatar

Gafatar ©2016 merdeka.com/kresna

"Saatnya manusia bergerak, dan tidak boleh memperdebatkan apa yang sudah diajarkan. Kita dialihkan pimpinan kita, harus siap. Bukan lagi masih berfikir dan menganalisa. 2001- 2015 sudah dilewati fase pertama dan kedua."

Tak hanya itu. Dalam bekas catatan yang ditemukan juga tertulis terkait pengumpulan dana untuk perjuangan.

"Hal-hal pengumpulan harta sudah diingatkan dalam firman Tuhan. Orang-orang kafir menafkahkan harta untuk menghadapi kita di jalan Tuhan. Secara kualitas kita harus 10 kali lipat dari orang-orang luar."

"Disiplin menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar. Perilaku ini sudah tidak pantas dilakukan orang yang telah melakukan persaksian. Dari fase ke fase pasti akan ada orang tersingkirian. Akan ada seleksi Tuhan."

Selain itu ada kutipan surat Alquran Surat An-nisa ayat 97-100‎ tentang perintah hijrah.

gafatar

Gafatar ©2016 merdeka.com/kresna

"(4/97-100) Kita ini tertindas tidak merdeka, kita tidak bisa hidup sesuai perintah/maunya Tuhan. Seluruh dunia/global masih banyak tanah kosong," sebutnya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ribuan Anggota Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri, Deklarasi Ikrar Setia ke NKRI
Ribuan Anggota Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri, Deklarasi Ikrar Setia ke NKRI

Deklarasi ini diikuti eks anggota Jamaah Islamiyah wilayah eks Karesidenan Surakarta, Kedu dan Semarang.

Baca Selengkapnya
Pengakuan Para Pengikut Akhirnya Sadar dan Ramai-Ramai Deklarasi Pembubaran Jemaah Islamiyah
Pengakuan Para Pengikut Akhirnya Sadar dan Ramai-Ramai Deklarasi Pembubaran Jemaah Islamiyah

Deklarasi Pembubaran JI ditandai dengan penyerahan dua pucuk senjata api kepada polisi.

Baca Selengkapnya
Momen Haru Eks Napi Teroris Bebas Bersyarat, Ikrarkan Janji Kembali ke 'Pangkuan Ibu Pertiwi'
Momen Haru Eks Napi Teroris Bebas Bersyarat, Ikrarkan Janji Kembali ke 'Pangkuan Ibu Pertiwi'

Momen Haru Eks Napi Teroris Bebas Bersyarat, Ikrarkan Janji Kembali ke 'Pangkuan Ibu Pertiwi'

Baca Selengkapnya
Kronologi GP Ansor Tolak Kedatangan Ustaz Syafiq Riza Basalamah di Surabaya
Kronologi GP Ansor Tolak Kedatangan Ustaz Syafiq Riza Basalamah di Surabaya

Pengurus Masjid Assalam Purimas pun membeberkan kronologi GP Ansor membubarkan jemaah di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar.

Baca Selengkapnya