BKKBN Sebut 1.000 Hari Pertama Sejak Awal Kehamilan Masa Krusial Cegah Stunting
Merdeka.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebutkan bahwa 1.000 hari pertama sejak awal kehamilan adalah masa-masa krusial untuk mencegah terjadinya stunting.
"Pada masa-masa itu, ibu hamil harus rutin mengonsumsi makanan mengandung gizi dan selalu berkonsultasi dengan dokter," kata Hasto Wardoyo pada Smart Sharing bertajuk "Program Kerja sama Penurunan Angka Stunting di Indonesia” di Kantor Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DIY dilansir Antara, Senin (12/4).
Acara ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
-
Apa dampak buruk dari stunting? Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga berpengaruh pada perkembangan kognitif anak, prestasi pendidikan, serta produktivitas ekonomi di masa depan.
-
Siapa yang berisiko stunting? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi, serta faktor lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan optimal.
-
Siapa yang berisiko terkena stunting? Stunting merupakan manifestasi jangka panjang dari berbagai faktor, seperti kurangnya asupan gizi yang memadai, pola asuh yang kurang tepat, sanitasi yang buruk, serta kondisi sosial ekonomi yang rendah.
-
Apa ciri khas anak stunting? Dokter Hasto membeberkan ciri khas stunting adalah bertubuh pendek. Tetapi, kata dokter Hasto, pendek belum tentu stunting. Ciri yang lebih khas lagi, katanya, anak stunting tidak cerdas dan sering sakit-sakitan.
-
Apa dampak stunting pada individu? “Dampak stunting bukan hanya tinggi badan. Akan tetapi kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah di dalam persaingan.
Lebih lanjut, Hasto menyebutkan bahwa bayi yang sehat ketika dilahirkan memiliki panjang kurang lebih 48 sentimeter dan berat 2,5 kilogram.
"Bayi stunting akan memiliki ciri fisik yang lebih pendek, intelektualnya juga kurang berkembang, serta akan mudah sakit ketika usia 40 tahun ke atas," katanya.
Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraini mengatakan guna mencapai tumbuh kembang yang optimal bagi anak, maka setidaknya dibutuhkan tiga hal. Pertama, pemberian gizi yang cukup dan seimbang.
"Kemudian kedua, orang dewasa yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, perhatian, perlindungan dan jaminan keamanan. Ketiga, adanya kesempatan serta lingkungan yang mendukung untuk mengembangkan keterampilan sensorik dan motorik anak," katanya.
Mafilinda mengatakan angka stunting di Kabupaten Sleman dalam tiga tahun terakhir mengalami perbaikan. Faktor pendorong keberhasilan pencapaian ini, salah satunya karena tersedianya regulasi Perbup Nomor 38 tahun 2015 tentang Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
"Selain itu juga adanya Perbup Nomor 27 tahun 2019 tentang Program Percepatan Penanggulangan Balita Stunting. Beberapa inovasi untuk mencegah bayi mengalami stunting," katanya.
Ia mengatakan, program percepatan penanggulangan stunting tersebut, mulai dari Gerakan Tanggulangi Anemia Remaja dan Thalasemia (Getar Thala), Pelayanan Antenatal Care Terpadu Menuju Triple Eliminasi Menuju Semua Layanan (Pandu Teman), Pecah Ranting (Pencegahan Pada Rawan Stunting) dan Gambang Stunting (Gerakan Ajak Menimbang Cegah dan Atasi Stunting).
"Kabupaten Sleman juga menggalakkan adanya konselor ASI dan motivator Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) terlatih di 25 puskesmas dan beberapa rumah sakit. Untuk menekan angka stunting, jumlah kader kesehatan juga terus ditingkatkan, sehingga bisa mencukupi dan terlatih dalam melakukan pemantauan pertumbuhan dan membantu pelaksanaan kegiatan," katanya.
Pada acara tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan makanan bergizi dan APD bagi keluarga risiko stunting, dan penyerahan dukungan kampanye/KIE penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.
Usai melakukan smart sharing, Kepala BKKBN RI beserta rombongan juga menghadiri kegiatan sosialisasi advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Resto and Resort Westlake.
Kegiatan sosialisasi tersebut juga melibatkan generasi muda yang terhimpun dalam sejumlah organisasi kepemudaan di wilayah Kabupaten Sleman.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika dewasa anak stunting akan mengalami central obes
Baca SelengkapnyaBKKBN gencar melakukan upaya pencegahan anak stunting
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor penyebab stunting adalah menikah di usia muda atau menikah dini
Baca SelengkapnyaPeriode Emas 1000 HPK penting dipahami sebagai salah satu upaya untuk menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting.
Baca SelengkapnyaSeseorang yang baru menikah untuk menunda kehamilan jika lingkar lengannya kurang dari 23,5 cm
Baca SelengkapnyaDokter menekankan agar balita yang terdeteksi pendek segera dirujuk ke puskesmas atau RS terdekat
Baca SelengkapnyaIbu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko stunting.
Baca SelengkapnyaPola asuh menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi tumbuh kembang anak
Baca SelengkapnyaTak hanya dari keluarga miskin, anak dari keluarga orang kaya juga bisa kena stunting.
Baca SelengkapnyaStunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
Baca SelengkapnyaTentu, menjadi pertanyaan, apakah stunting dan gizi kurang atau gizi buruk sama?
Baca SelengkapnyaLee Minjung yang hamil diusia 40 tahun lebih harus ekstra hati-hati menjaga kehamilannya
Baca Selengkapnya