Blusukan ke Ponpes Budaya di Sidoarjo, Ganjar Singgung HKI Budayawan dan Seniman
Seiring dengan perkembangan zaman, menurut mantan Gubernur Jateng itu dari tingkat SDM sudah sangat menunjukkan trend positif.
Menurut dia banyak produk-produk dari para seniman belum menjadi perhatian oleh banyak pihak.
Blusukan ke Ponpes Budaya di Sidoarjo, Ganjar Singgung HKI Budayawan dan Seniman
Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo melakukan kampanyenya dengan blusukan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Kebudayaan Ndalem Wongsorogo Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Selasa (23/1).
Ponpes tersebut dikunjunginya sebab para santrinya tidak hanya diajarkan ilmu agama saja.
Tetapi juga diberikan pemahaman kebudayaan lokal.
"Jadi istilahnya itu jiwa raganya belajar di sini maka ini model model pondok pesantren yang cukup lengkap dengan tradisi ke-Indonesia-an yang ada. Kerajinan tangan, batik ada, silat ada, main gamelan ada, bermusik ada, barongan ada di sini, besalen jadi cukup lengkap yang ada di sini," kata Ganjar di Ponpes tersebut, Selasa (23/1).
Dirinya kemudian menyinggung soal Hak Kekayaan dan Intelektual (HKI) yang menjadi banyak keresahan oleh sejumlah budayawan dan seniman yang pernah ditemuinya. Menurut dia banyak produk-produk dari para seniman belum menjadi perhatian oleh banyak pihak. Alhasil banyak kearifan lokal tergerus.
"Baru dirilis dibajak, orang menggunakan tidak membayar royalti jadi ini adalah masalah yang secara penegakan hukum mesti dilakukan dan kita mistis serius karena kalau ruang ini dijaga dikembangkan termasuk regulasinya kita kita atur dan hukumnya ditegakkan," pungkasnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, menurut mantan Gubernur Jateng itu dari tingkat SDM sudah sangat menunjukkan trend positif. Secara ekonomi pun juga sudah sangat bagus katanya.
Ganjar kemudian menambahkan solusi untuk mensejahterakan seniman lokal salah satunya dengan dilibatkan dalam perencanaan pembangunan setiap tahunnya.
"Aspirasinya didengarkan dan diakomodasi ide-idenya, itulah kemudian cara kita memberikan fasilitas berdasarkan keinginan dan kebutuhan mereka. Inilah model-model bottom up yang perlu didorong. Teori pembangunan yaitu jangan ada yang ditinggalkan. Meskipun hanya satu, ajak semua untuk bisa terlibat," tutupnya.