BMKG: Peringatan Dini Banjir Jakarta Dikeluarkan Seminggu Sebelumnya
Merdeka.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan, terjadi pemendekan siklus cuaca ekstrem di Indonesia. Siklus cuaca ekstrem yang biasanya terjadi selama 20 tahun atau 30 tahunan kini memendek hanya lima tahunan.
"Artinya apa? Kenapa bisa demikian? Meskipun hujannya tinggi tapi perubahan lingkungan itu yang mempercepat siklus balik itu datang. Jadi ada pengaruhnya," papar dia di gedung BPPT, Jakarta, Jumat (3/1).
Oleh karenanya, dia mengatakan manusia juga harus bisa beradaptasi dengan perubahan ini. Di samping itu ia menekankan pentingnya mitigasi bencana. Utamanya yang menyangkut peringatan dini bencana.
-
Kapan cuaca di Indonesia ekstrem? Cuaca belakangan ini di Indonesia seperti sedang bergejolak, kadang panas menyengat, kadang hujan deras disertai angin kencang.
-
Kapan banjir sering terjadi di Indonesia? Contoh permasalahan lingkungan hidup selanjutnya adalah banjir. Banjir merupakan masalah besar yang terjadi belakangan ini. Di saat musim penghujan tiba, banyak wilayah di Indonesia yang rentan mengalami bencana banjir bandang yang datang secara tiba-tiba.
-
Bagaimana hujan tak menentu terjadi di Indonesia? Semua faktor ini menyebabkan cuaca menjadi tidak menentu, dengan perubahan ekstrem dari panas yang menyengat hingga hujan deras dalam waktu singkat.
-
Bagaimana BMKG menjelaskan cuaca panas di Jawa-Nusa Tenggara? Mengutip dari Instagram InfoBMKG, menjelaskan beberapa hal mengapa kondisi cuaca yang panas kembali terjadi. Padahal semestinya musim hujan.
-
Bagaimana BMKG memprediksi banjir di Bali? 'Peringatan dini cuaca wilayah Bali yang dibagikan oleh Kantor BBMKG Wilayah III pada Kamis (4/3) pada pukul 05.00 WITA dan 08.00 WITA menginformasikan wilayah Badung dan Denpasar berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hinga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang,' ujarnya.
-
Mengapa perubahan iklim memperburuk banjir? Perubahan iklim berkontribusi signifikan terhadap peningkatan frekuensi dan intensitas banjir.
Menurut Rita, sapaan akrab Kepala BMKG ini peringatan dini sebelum bencana banjir yang menimpa Jakarta dan sekitarnya sudah diberikan seminggu sebelumnya.
"Peringatan dini yang sudah disampaikan seminggu sebelumnya, tanggal 23, 27, 28 dan terakhir bersama Kepala BNPB tanggal 30 Desember ternyata dianggap kurang dahsyat," jelas dia.
Peringatan Dini Tidak Diantisipasi
Rita menambahkan peringatan dini yang disampaikan pihak seakan tidak diantisipasi oleh publik. Ia menganggap publik menafsirkan peringatan dini itu sebagai perkiraan yang tidak ada dasar perhitungannya.
Padahal, ia melanjutkan peringatan dini yang BMKG sampaikan merupakan suatu bentuk prakiraan yang dilandaskan pada perhitungan matematis.
"Dasarnya apa? Dasarnya data. Data dari mana? Tidak cukup data satelit, tapi data dari radar-radar. Kami memiliki puluhan radar kemudian data itu dihitung secara matematis dengan modeling," ungkapnya.
Bahkan ia menjelaskan, modeling saja tidak cukup. Ditambah lagi dengan data yang dihimpun dari stasiun cuaca yang tersebar di berbagai daerah.
"Sehingga mohon dengan sangat percayailah prakiraan. Memang bisa salah karena kami bukan Tahun. Tapi akurasi kami adalah 80 sampai 85 persen," terangnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perpanjangan peringatan dini ini seiring dengan terus meningkatnya curah hujan di wilayah Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaWarga pun diimbau untuk berhati-hati saat melakukan aktivitas di luar ruangan.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir akan terjadi selama sepekan ke depan di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaDwikorita mengatakan puncak El Nino diprediksi terjadi pada Agustus-September.
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengatakan dalam sepekan ke depan cuaca ekstrem tersebut dapat terjadi di sebagian besar Sumatera.
Baca SelengkapnyaPrediksi hujan tersebut akan terjadi diberbagai daerah diantaranya Sumatera Barat, Bengkulu hingga Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKondisi kekeringan saat musim kemarau tahun 2024 diprediksi sampai September
Baca Selengkapnya"Jadi kita insya allah mulai turun hujan di bulan November," jelas Dwikorita
Baca SelengkapnyaJakarta diprediksi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaKondisi ini biasa terjadi karena pengaruh fenomena cuaca global dan regional.
Baca Selengkapnya