Bongkar Percakapan Penyuap dan Penerima, Jaksa Beberkan Sandi Suap Proyek Meikarta
Merdeka.com - Jaksa membongkar percakapan antara terdakwa Henry Jasmen dan Fitradjadja Purnama dengan Joseph Christopher Mailool yang diduga sebagai perantara Billy Sindoro. Ada beberapa kode yang diungkap dalam sidang lanjutan dugaan suap proyek Meikarta di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Rabu (30/1).
"Bahwa komunikasi antara pihak pemberi dan pihak penerima terkait pemberian uang kepada Neneng Hassanah Yasin (Bupati Bekasi) dan pihak-pihak Pemkab Bekasi menggunakan sandi komunikasi," kata jaksa KPK, Yadyn, saat membacakan surat dakwaan.
Percakapan mereka dalam aplikasi pesan Whatsapp ditampilkan oleh Jaksa. Sandi yang digunakan mereka adalah BIS, Santa, Bantul, Jogja, Fanta, LK hingga TB.
-
Dimana OJK menemukan modus penipuan melalui whatsapp? Saat ini beredar pesan WhatsApp berbentuk pengiriman file APK yang mengatasnamakan kurir pengiriman paket, undangan pernikahan, surat terkait pajak, bahkan surat panggilan kepolisian.
-
Apa itu username WhatsApp? Salah satu inovasi yang paling menarik adalah transisi dari penggunaan nomor telepon ke username. Dengan sistem baru ini, pengguna tidak perlu lagi membagikan nomor telepon untuk memulai percakapan. Cukup dengan menggunakan username, kamu dapat terhubung dengan orang lain dengan cara yang lebih praktis dan aman.
-
WhatsApp apa yang sering digunakan penipu? WhatsApp menjadi salah satu aplikasi yang sering digunakan oknum untuk melakukan permainan licik ini.
-
Apa modus penipuan akun WhatsApp ? Dalam tangkapan layar yang beredar, akun tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil, dengan nomor +62 889-7553-8003.
-
Kenapa penipu pakai WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban.
-
Siapa saja yang menjadi korban penipuan WhatsApp? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada.
Bantul diakui Joseph merujuk pada daerah Cikarang. Sandi itu keluar pada pada Mei 2018. Saat itu, Fitradjaja diminta untuk menemui Billy Sindoro sebelum menuju Bantul (Cikarang).
Di singgung mengenai alasan penggunaan sandi tersebut, Joseph mengaku hanya ikut alur.
"Siapa yang menginisiasi sandi komunikasi ini?," tanya jaksa.
"Saya ikut-ikutan saja dengan Henry," jawab Joseph.
Sementara itu, kode BIS merujuk pada nama Billy Sindoro. Fanta merujuk kepada Fitradjadja, sementara Babe dimaksudkan untuk Billy, Bartholomeus Toto dan Ketut Budi Wijaya.
Jaksa kemudian menanyakan soal kode TB dan LK. Keduanya merujuk pada Bartholomeus Toto dan Lippo Karawaci. Sedangkan Santa merupakan istilah pengganti untuk kata bos.
Jaksa kemudian menanyakan siapa yang dimaksud dengan santa dalam percakapan tersebut. Namun, Joseph berkilah tidak mengingatnya.
"saya nggak inget pasti," jawab Joseph.
"Santa ini Billy? Apa benar?," tanya jaksa.
"Ya bisa jadi tergantung konteks," jawab Joseph lagi.
Dalam persidangan, jaksa dari KPK mengungkap 21 sandi dalam dugaan suap proyek Meikarta. Di antaranya, Babe/Santa/Bis: Billy Sindoro; Susi: Bupati Bekasi; Kakak Tertua: Fitradjaja Purnama; Jodi: Henry Jasmen P Sitohang; Si Kecil: Taryudi; Nani: Neneng Rahmi Nurlaili; Penyanyi: Sahat Maju Banjarnahor; Adiknya penyanyi: Asep Bukhori; Tina Toon: Tina Karini Suciati Santoso; Melvin: Jamaludin.
Bang Breh: Muhammad Kasimin; Pakde/Windu: Daryanto; Indi: Sukamawatty Karnahadijat; Meja kerja: Meikarta; Cengkareng: Cikarang; Indomie: Uang; Bantul: Pemkab Bekasi; Jogja: Pemprov Jawa Barat; Indeks: Bobot Pekerjaan; Dam: Dinas Pemadam Kebakaran; Del: Dinas Lingkungan Hidup.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam perkara ini, penyidik KPK telah menetapkan sepuluh orang sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaMantan pejabat MA terjerat kasus suap senilai Rp11,2 miliar dan gratifikasi Rp630 juta
Baca SelengkapnyaKabag Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan, Windy Idol dan Riris Riska dicecar soal penggunaan uang hasil suap pengurusan perkara di MA oleh Hasbi Hasan.
Baca SelengkapnyaPuspom TNI dan KPK menggeledah kantor Basarnas selama tujuh jam.
Baca SelengkapnyaKasus berawal dari operasi tangkat tangan pejabat DJKA tahun lalu
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau hati-hati dalam mengakses dan memberikan data akun media sosial.
Baca Selengkapnya