Cara Khofifah-Emil Tangkis Perkembangan Radikalisme di Jawa Timur
Merdeka.com - Perkembangan radikalisme menjadi perhatian serius Pemprov Jawa Timur. Terutama lagi di wilayah-wilayah pendidikan dan pesantren.
Menghadapi kondisi tersebut, Gubernur Khofifah, Indar Parawansa dan wakilnya, Emil Elestianto Dardak bertemu dengan sejumlah kiai di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Senin (25/2).
"(Radikalisme) Yo gak muncul tok, akeh (tidak hanya muncul, tapi banyak di Jatim). Karena mereka-mereka (kelompok radikal) tetap yang di perguruan tinggi membina adik-adiknya," terang Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, usai pertemuan Senin (25/2).
-
Bagaimana Kemendagri menangani radikalisme? Penanganan radikalisme dan terorisme harus melibatkan semua elemen dan unsur masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, maupun organisasi kemasyarakatan lainnya,“ ujarnya.
-
Apa yang menjadi fokus pendidikan menurut pakar? 'Yang menjadi fokus kita dalam dunia pendidikan itu bukan hanya ranah kognitif, namun bagaimana dia berempati. Nah ini kan masalahnya dia tidak berpikir bahwa apa yang dia lakukan akan menyakiti orang lain. Berarti empati terhadap orang lain minim sehingga yang terjadi adalah yang kita lihat saat ini,'
-
Apa rencana Khofifah di Pilgub Jatim 2024? 'Pokoknya untuk periode ini saya insyaAllah akan mengikuti kontestasi pilgub Jawa Timur,' kata Khofifah, kepada wartawan, di Gedung PBNU, Jakarta, Minggu (28/4).
-
Apa tujuan dari program deradikalisasi? Program deradikalisasi adalah pembinaan bagi narapidana kasus terorisme (napiter) untuk menghilangkan pemahaman radikal terorisme nya.
-
Bagaimana dukungan untuk Khofifah-Emil? Pasangan ini memperoleh dukungan dari 15 partai politik, termasuk partai parlemen maupun non-parlemen.
-
Apa yang direkomendasikan PAN kepada Khofifah? Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bahkan langsung menyerahkan surat rekomendasi partainya pada Khofifah.
Marzuki mengatakan, paham tersebut berkembang karena kurangnya perhatian lembaga pendidikan kepada anak didiknya dan lebih mementingkan akreditasi. Masalah ini, katanya, harusnya menjadi perhatian serius pemerintah.
"Mending kepala sekolahnya tidak terlalu pintar, tapi Pancasila-nya pol, ya kan?" selorohnya.
PWNU juga meminta kepada Pemprov Jawa Timur, Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, Organisasi Muhammadiyah sama-sama mengawasi lahirnya paham-paham radikal.
"Jangan sampai di masjid-masjid, di sekolah-sekolah dipakai sarang netesne (melahirkan) ide-ide radikal dan macem-macem," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Khofifah menegaskan generasi muda menjadi bagian penting dari keberlangsungan kepemimpinan nasional. "Bahwa hari ini kita melihat tantangan ideologi yang dihadapi oleh keberlangsungan NKRI," kata Khofifah.
Khofifah berjanji akan fokus mencegah berkembangnya paham radikal di dunia pendidikan Jawa Timur. Dia juga akan mengajak kerja sama semua pihak terkait.
"Kita akan fokus, bagaimana sesungguhnya pikiran-pikiran moderasi dan toleransi dibangun bersama spiritualitas dan penguatan religiusitas," katanya.
"Ini akan menjadi bagian penting, bahwa generasi muda ini akan menjadi bagian dari keberlanjutan kepemimpinan nasional, maka bagaimana memahami keberagaman dalam sebuah harmoni, itu menjadi bagian penting," kata mantan Menteri Sosial ini.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Agama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.
Baca SelengkapnyaKhofifah masih bungkam soal wilayah khusus yang dipetakan olehnya dalam pilgub jatim.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaNarasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah dipersatukan empat Pilar Kebangsaan; Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI bisa semakin kuat dengan menerapkan moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaIndeks Kerukunan Umat Beragama di Jawa Timur melebihi rata-rata nasional.
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaSikap intoleran muncul karena seseorang tidak memiliki informasi luas dan beragam menyikapi perbedaan
Baca SelengkapnyaEmpat bingkai kerukunan sebagai pilar kekuatan bangsa adalah kunci untuk melawan radikalisme dan terorisme.
Baca Selengkapnya