Cerita 3 Pelajar Demak Tersasar ke Hutan Jepara Usai Konsumsi Kecubung, Saat Ditemukan Hanya Pakai Celana Dalam
Mereka tersasar ke hutan saat menuju Jepara dengan sepeda motor. Sebelum berangkat, mereka sengaja mengonsumsi minuman yang terbuat dari buah kecubung.
Penyalahgunaan buah kecubung di kalangan remaja kembali terjadi. Kali ini, tiga pelajar SMP di Kabupaten Demak mengalami kejadian tragis gara-gara mengonsumsi kecubung.
Mereka tiba-tiba tersesat di hutan Desa Simosari, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kejadian ini membuat heboh warga Desa Simosari, Kecamatan Batealit Jepara.
Pengakuan pelajar S, sebelum berangkat ke Jepara, mereka sengaja mengonsumsi minuman yang terbuat dari buah kecubung. Akibat efek dari minuman tersebut, ketiga korban mengalami mabuk dan berhalusinasi. Mereka secara tidak sadar masuk ke dalam hutan dan tersesat. Mereka akhirnya ditemukan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan di tiga lokasi yang berbeda.
Kronologi Ketiganya Ditemukan
Sebelum ketiganya ditemukan, warga Desa Somosari, Kecamatan Batealit Jepara curiga dengan keberadaan dua kendaraan bermotor tanpa pemilik.Sepeda motor matic itu terparkir di sebuah warung yang berada di kawasan hutan wisata, pada Kamis (12/12) sekitar pukul 18.00 WIB.
Selain sepeda motor, masyarakat juga menemukan beberapa barang lain seperti jas hujan, tas sekolah, seragam sekolah, telepon seluler, dan surat izin sekolah yang tertera nama S seorang siswa dari SMP Negeri di Kabupaten Demak.
Menariknya, barang-barang tersebut ditemukan tersebar dan tidak berada di satu tempat yang sama. Akhirnya, semua barang bukti tersebut berhasil dikumpulkan oleh warga desa setempat. Dengan penemuan dua motor dan barang-barang tersebut, warga berasumsi bahwa ketiga remaja tersebut mungkin tersesat di hutan sekitar. Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada Kepala Desa Somosari, yang selanjutnya meneruskan informasi tersebut kepada petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara.
Setelah menerima laporan, sejumlah petugas dari BPBD segera dikerahkan ke lokasi hutan yang terletak di lereng Pegunungan Muria. Dengan bantuan warga, mereka langsung melakukan pencarian terhadap ketiga remaja yang hilang di tengah hutan. Pencarian tersebut akhirnya membuahkan hasil; sekitar pukul 21.30 WIB, salah satu korban ditemukan di jalan setapak di kawasan hutan dalam keadaan hanya mengenakan celana dalam.
Korban tersebut kemudian dibawa ke Puskesmas Batealit untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Setelah dinyatakan dalam kondisi stabil, korban dibawa ke Kantor Polsek Batealit untuk proses lebih lanjut.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jepara, Arwin Noor Isdiyanto, menjelaskan bahwa pencarian terhadap dua korban lainnya sempat dihentikan akibat cuaca yang tidak mendukung. Dari keterangan korban yang pertama kali ditemukan, mereka sempat mengonsumsi minuman dari buah kecubung sebelum memasuki hutan Simosari Jepara.
"Karena diduga masih terpengaruh efek dari minuman tersebut, korban tidak dapat memberikan keterangan yang jelas, karena informasi yang diberikan selalu berubah-ubah," ungkap Arwin.
Korban kedua ditemukan warga pada Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 WIB di pinggir jalan Desa Lebuawu, Kecamatan Pecangaan Jepara. Korban tampak kebingungan. Tercium bau alkohol menyengat dari mulutnya.
Korban terakhir baru ditemukan pada Jumat (13/12) pagi, tepatnya pukul 6.07 WIB, sekitar 100 meter dari lokasi penemuan seragam. Setelah kedua korban ditemukan, mereka dibawa ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut. Saat ini, ketiga korban telah bertemu dengan keluarga mereka dan sudah dibawa pulang
Bahaya Konsumsi Kecubung
Kecubung telah lama dikenal sebagai 'narkoba alternatif' yang mudah diakses dan murah. Selain itu, media sosial juga diduga berperan dalam menyebarkan informasi yang tidak edukatif mengenai bahaya kecubung, sehingga menumbuhkan rasa penasaran di kalangan masyarakat untuk mencobanya.
Banyak orang yang mengonsumsi buah kecubung dengan tujuan untuk merasakan efek mabuk dan berhalusinasi, tanpa menyadari risiko tinggi yang terkait dengan keracunan kecubung.