Cerita kejamnya Orde Baru, pegang buku seperti pakai ganja
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal Rumah Pergerakan 98 Sayid Junaidi bercerita tentang kejamnya rezin Orde Baru dulu. Menurut dia, membaca buku saja pada saat itu, seperti memegang narkoba.
"Di rumah kita dimarah-marahi, di kampus juga, kos-kosan kita diobrak-abrik. Kita pegang buku kayak pegang morpin ganja," kata Sayid saat memberikan penghargaan merawat kebangsaan kepada delapan tokoh di Gedung KY, Jakarta, Sabtu (12/8).
Sayid menegaskan, jika zaman itu, penuh dengan tantangan dan ancaman yang sangat luar biasa. Selain itu, ada tiga masalah besar yang di hadapi oleh bangsa Indonesia pasca reformasi lahir.
-
Kenapa Orde Baru dibentuk? Orde Baru sendiri terbentuk karena dipengaruhi beberapa peristiwa bersejarah di Indonesia antara lain: Terjadinya Peristiwa G30S PKI Keadaan Indonesia kala itu menjadi semrawut tidak karuan. Banyak terjadi pembunuhan, penculikan, dan lain sebagainya.
-
Siapa pemimpin Orde Baru? Orde Baru merujuk kepada masa pemerintahan Soeharto yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
-
Kapan Orde Baru dimulai? Dan sejak saat itulah dimulainya masa Orde Baru oleh kepemimpinan Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia.
-
Apa tujuan Orde Baru? Tujuan Orde Baru Secara garis besar, pemerintahan masa orde baru memiliki beberapa tujuan pokok antara lain :1. Melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi pada masa Orde Lama. Pengoreksian mencangkup dari keseluruhan tanpa terkecuali.
-
Siapa saja yang menjadi korban kekejaman Orde Baru? Mirisnya, pasca tragedi 1965, banyak umat Buddha di kampung Sekar Gadung serta umat agama lain yang bersinggungan dengan ajaran kejawen menjadi korban kekejaman pemerintah Orde Baru.
-
Apa yang terjadi pada RRI Padang di era Orde Baru? Di masa Orde Baru, banyak terjadi dinamika di tubuh RRI Padang. Banyak pergantian pemimpin dan sempat mendapatkan bantuan dari Pemprov Sumbar berupa mobil dinas untuk menunjang siaran pedesaan pada tahun 1980-an.Tak sampai situ, peralatan penyiaran juga terus berbenah. Salah satunya merehabilitasi dua buah studio dan menambah dua set peralatan studio atau pemancar dan AC.
"Pertama, Fundamentalisme agama. Jika kita melihat beberapa waktu belakangan, proses reformasi dicederai dengan maraknya aksi intoleransi, ancaman perpecahan yang dilakukan oleh sebagian kecil kelompok yang sebenarnya kelompok tersebut merupakan minoritas, namun karena ada kekuatan besar di belakangnya," kata Sayid.
Kedua, kata dia, fundamentalisme pasar. Arah pembangunan Indonesia saat ini, menurut dia, sudah on the track. Dia menilai, program-program pemerintah berdasarkan Trisakti dan Nawa Cita mampu membawa bangsa ini menuju masa gemilangnya kelak.
"Ketiga, tantangan global Tahun 2017 menyajikan cerita yang hampir yang sama dengun tahun-tahun sebelumnya, yaitu ketidakpastian dengan kadar yang lebih berat. Bank Dunia memproyeksikan, perekonomian dunia hanya mampu tumbuh 2,7 persen pada 2017. Masih sedikit memproyeksi, pertumbuhan ekonomi global 3,4 persen atau naik 0,3 persen dibandingkan estimasi 2016," kata dia.
Melihat tiga persoalan bangsa di atas, Rumah Pergerakan 98 memiliki tanggung jawab untuk mengulik semua elemen bangsa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan tetap berpegang pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika dengan cara mengkampanyekan apa yang disebut dengan 'Merawat Kebangsaan'.
"Salah satu kampanye Merawat Kebangsaan yang kami lakukan adalah memberikan Award kepada sejumlah tokoh yang kami nilai telah melakukan tindakan yang berani demi tegaknya Republik Indonesia," kata Sayid.
Penghargaan itu diberikan kepada Ketua MUI KH Ma'ruf Amin, Kapolri Tito Karnavian, Ketua KPK Agus Rahardjo, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 2.000 tengkorak dan 1.000 nisa kuburan ditampilkan secara dramatis.
Baca SelengkapnyaOrde Baru dapat didefinisikan sebagai suatu penataan kembali kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara indonesia.
Baca SelengkapnyaSejumlah pers diberedel pada masa Orde Baru karena mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaDenny JA sendiri menyelami dilema moral yang dihadapi Bung Karno
Baca SelengkapnyaHendro pun mengkritisi pihak-pihak yang bermoral rendah.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Fadli Zon menilai masalah orde baru sudah selesai.
Baca SelengkapnyaTritura sendiri merupakan momentum perpindahan dari masa pemerintahan Orde Lama (Soekarno) menuju Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaPada tahun 1980, Ali menjadi salah satu pencetus Petisi 50 yang isinya mengkritik Soeharto.
Baca Selengkapnya