Cerita tragis Diksa selamatkan 2 buah hatinya di tengah laut
Merdeka.com - "Tidak ada pilihan lain, selain saya harus melepaskan bayi yang terbungkus kain selimut ke atas permukaan air laut di tengah kegelapan malam," kata I Wayan Diksa, penumpang KMP Gelis Rauh yang terbakar di Selat Lombok, Kamis malam.
Seperti yang diberitakan Antara, Jumat (18/7), Wayan Diksa yang menumpang bersama istri dan dua anaknya dari Pelabuhan Padangbai, Bali tujuan Pelabuhan Lembar, Nusa Tenggara Barat itu, mengaku tiba-tiba dikagetkan dengan munculnya kobaran api yang cukup besar dari bagian dek kapal.
Kobaran api yang disertai suara-suara letupan yang cukup keras, membuat Wayan Diksa dan puluhan penumpang lain seketika panik dan kalang kabut berupaya menyelamatkan diri.
-
Bagaimana cara agar anak terbebas? Edukasi tentang bahaya rokok ini harus dimulai sejak dini, dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak.
-
Bagaimana cara meluncurkan baby? Launching baby biasanya dilakukan dengan cara mengadakan acara khusus, seperti pesta, doa bersama, atau kunjungan ke rumah.
-
Mengapa AN melahirkan di atas perahu? 'Benar, ada seorang wanita yang melahirkan di atas perahu getek menuju puskesmas akibat banjir,' ungkap Kepala Desa Pauh Acis, Senin (22/1). Acis menjelaskan, kondisi banjir di kampungnya masih tinggi yang membuat aktivitas warga terganggu. Beruntung ada perahu getek yang dapat digunakan AN dan suaminya untuk melahirkan anak ketiganya.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Bagaimana cara menangani bayi tersedak? Jika bayi tersedak, segera lakukan beberapa langkah penanganan awal berikut ini:1. Biarkan si kecil batuk untuk mengeluarkan benda asing tersebut dengan sendirinya.2. Jika si kecil tidak batuk atau tidak mampu mengeluarkan benda asing yang membuatnya tersedak, letakkan ia di pangkuan dalam posisi tubuh tengkurap dengan bagian kepala lebih rendah dibandingkan punggung dan bagian bawah tubuhnya.3. Tepuk bagian tengah punggung si kecil secara perlahan sebanyak 5 kali . 4. Lihat ke dalam mulutnya. Jika Anda melihat ada sesuatu di dalam mulutnya, coba semaksimal mungkin untuk mengambilnya.5. Jika cara tersebut belum berhasil mengeluarkan benda yang membuat si kecil tersedak, balik tubuhnya hingga posisi telentang dengan posisi kepala tetap lebih rendah. Letakkan 2 jari di tengah dadanya dan tekan sebanyak 5 kali secara perlahan, kemudian lihat kembali ke dalam mulutnya. Cara-cara di atas biasanya mampu mengatasi kondisi bayi tersedak. Namun, bila benda asing yang membuat bayi tersedak tidak dapat dikeluarkan dari jalan napasnya, segera bawa bayi ke dokter anak. Jangan menunda untuk mencari pertolongan karena kondisi ini berbahaya bila dibiarkan terlalu lama.
-
Apa yang dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
Dalam kekalutan penumpang yang berebut pelampung dan berlarian tak tentu arah, pria asal Bangli, Bali itu harus terpisah dengan istrinya, Ni Made Widiasih (25), sementara dua anaknya I Gede Arya Mertadana (8) dan Kadek Arya Widiana (8 bulan), tetap berada dalam gendongan dan genggamannya.
Melihat sejumlah penumpang lain telah menceburkan diri ke permukaan air laut, Diksa mengaku semakin kalut. "Mau menceburkan diri, bagaimana dengan nasib kedua anak saya," ujarnya dengan mata berkaca-kaca dan wajah tampak kuru setelah semalaman harus begadang.
Apa boleh dikata, Diksa harus mengambil keputusan akhir, yakni dengan membuka jaket dan mengambil selimut yang tercecer di lantai kapal. Jaket dan selimut itu kemudian dipakai membalut sang bayi yang masih memerah tersebut.
Dalam suasana hati yang berontak, bayi dalam 'bungkus' kain selimut tersebut oleh Diksa kemudian dicemplungkan ke permukaan air laut, sembari berharap ada tim SAR yang menyusul dapat menyelamatkannya. Sementara anaknya yang berusia delapan tahun, dia ikat dengan lembaran kain di pinggang.
Dalam satu ikatan di pinggang, Diksa bersama sang anak menyusul menceburkan diri ke permukaan air laut di tengah kegelapan malam, sementara kobaran api tampak semakin membesar menyelimuti sebagian badan kapal yang terombang-ambing diterjang gelombang.
Keputusan itu diambil, karena Diksa tidak mungkin menyelamatkan kedua anaknya sekaligus, berhubung kedua tangannya selain digunakan untuk memegangi anak pertamanya, juga 'mengayuh' tubuh untuk tetap bisa mengambang di atas permukaan air laut.
"Tapi berkat kebesaran Tuhan, bayi kami akhirnya berhasil diselamatkan dan tidak mengalami luka apapun. Ini benar-benar perlindungan Tuhan," ujar Diksa, dengan kelopak mata sembab.
Sungguh atas kebesaran Tuhan, kata Nengah Dana, relawan Radio Antar-Penduduk Indonesia (RAPI) Klungkung yang tergabung dengan tim SAR, bayi yang terapung-apung di atas permukaan air laut, berhasil ditemukan tim penyelamat.
"Perut bayi agak kembung, namun setelah mendapat perawatan di Puskesmas Manggis, Karangasem, kesehatan bayi tampak telah mendekati pulih," ujar Dana.
Bersamaan dengan itu, kata Ni Made Taman, relawan RAPI yang lain, menimpali, Diksa yang berada dalam satu ikatan dengan I Gede Arya Mertadana, ditemukan kapal lain yang juga dikerahkan untuk melakukan upaya penyelamatan.
Begitu keluarga itu berkumpul di Pelabuhan Padangbai pada Jumat dini hari, seketika tangis Diksa dan Widiasih pecah sambil tidak henti-hentinya mencium dan memeluk erat-erat bayi Kadek Arya Widiana, yang baru berusia delapan bulan.
"Tanpa terasa saya sampai ikut menangis melihat pemandangan itu. Ibu bayi nangis sampai histeris," ujar Made Taman, ibu rumah tangga yang kerap tergabung dalam aksi relawan RAPI.
Tidak berlebihan, kata Made, seluruh penumpang dan bahkan beberapa anggota tim SAR yang harus ikut ceburkan diri ke laut dalam upaya penyelamatan, sungguh bersabung nyawa di tengah kegelapan malam dalam ayunan gelombang besar. Namun bersyukur, semuanya dapat berjalan lancar.
Berangkat malam KMP Gelis Rauh yang berangkat dari Pelabuhan Padangbai pada Kamis malam sekitar pukul 20.45 WITA dengan tujuan Pelabuhan Lembar, NTB, tiba-tiba diketahui terbakar setelah berlayar sekitar dua mil laut dari tempat pemberangkatan semula.
Mengetahui musibah tersebut, sebanyak tujuh kapal baik yang sedang sandar di pelabuhan maupun yang tengah melintas di jalur Selat Lombok, langsung diperintahkan untuk melakukan operasi penyelamatan terhadap penumpang kapal yang tercatat sebanyak 76 orang.
Operasi penyelamatan yang digelar sejak Kamis malam hingga Jumat pagi itu, kata Gede Ardana, petugas ASDP Padangbai-Lembar, berhasil menyelamatkan seluruh penumpang dan anak buah kapal (ABK) sebanyak 23 orang.
Beberapa penumpang sempat mengalami luka-luka bakar dan luka gores saat mereka berebut menyelamatkan diri. Namun yang cukup mengkhawatirkan, tidak sedikit penumpang yang kini dicekam trauma.
"Para korban luka bakar dan gores, serta yang dilanda trauma, kini tengah mendapat perawatan yang serius di Puskesmas Manggis," kata Ardana.
Sedikitnya 30 dari 76 penumpang yang kondisinya cukup baik, telah diberangkatkan dengan kapal lain ke tempat tujuan awal mereka, yakni ke Pelabuhan Lembar, NTB.
Petugas SAR gabungan yang diterjunkan ke tempat kejadian yang tidak jauh dari Pulau Nusa Penida itu, belum dapat menjelaskan penyebab timbulnya percikan api yang kemudian menjadi besar tersebut.
Menurut petugas, para penumpang berhasil diselamatkan saat mereka sedang terapung-apung di permukaan air laut setelah terjun dari atas kapal yang terbakar.
Belum diketahui secara pasti adanya korban jiwa dari musibah tersebut, sehubungan kapal yang kini teronggok di perairan dekat Pulau Nusa Lembongan, kondisinya masih belum aman untuk dapat dilakukan pemeriksaan, karena asap masih tampak mengepul dari dalam perahu besi yang mengambang itu. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua anggota polisi bernama Bripka Ahmad Rifai dan Bripka Kur Anyelus Say, menjadi pahlawan setelah berhasil menyelamatkan seorang anak.
Baca SelengkapnyaKondisi dua balita yang ayahnya simpan jasad bayi dalam freezer.
Baca SelengkapnyaWarga mengevakuasi ibu muda berusia 25 tahun yang menceburkan diri bersama balitanya yang masih berusia empat tahun di Dermaga 11 Marina Ancol, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi tak mudah. Prajurit TNI butuh waktu enam jam.
Baca SelengkapnyaSebuah pengalaman kencan menegangkan dialami oleh Lala pemilik akun TikTok imnotakids.
Baca SelengkapnyaTak ada yang mau menolong, aksi heroik nelayan lindungi anak-anaknya saat terombang ambing di lautan selama 2 jam ini viral.
Baca SelengkapnyaBalita berjenis kelamin perempuan berusia 3 dan balita 4 tahun laki-laki itu saat ini dititipkan di rumah singgah.
Baca SelengkapnyaSatu unit kapal pengangkut pengungsi etnis Rohingya dilaporkan tenggelam di perairan Aceh Barat, Rabu (20/3). Sebagian pengungsi masih terkatung-katung di laut.
Baca SelengkapnyaAipda Lerrik langsung mengambil mobil pribadinya jenis 4x4 untuk menembus jalur Amfoang yang sulit lalui di saat musim hujan
Baca SelengkapnyaTersangka awalnya berdalih melahirkan dan membuang bayinya karena mendengar bisikan gaib
Baca SelengkapnyaSejumlah petugas mengevakuasi wanita hamil besar dengan menerobos banjir Sungai Batu Merah di Desa Oelatimo, Kupang Timur, NTT, Rabu (13/3).
Baca SelengkapnyaBuruh migran ini sedih sekaligus bahagia dalam satu waktu. Usai dideportasi dari Malaysia, ia justru dikarunia seorang bayi lucu dalam perjalanan pulang
Baca Selengkapnya