Curi 177 Dus Susu dan Bir, 3 Pelajar di Sikka Masuk Bui

Merdeka.com - Satreskrim Polres Sikka mengungkap kasus pencurian di gudang sembako milik pengusaha di Kota Maumere. Lima pelaku ditangkap dari beberapa lokasi.

Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto menjelaskan, kelima pelaku masing-masing berinisial YG (20), AC (34), SMB (23), ARH (20), dan BJ (34).

"Kasus ini telah dirilis Kapolres Sikka AKBP Sajimin. Lima orang ini telah melakukan tindak pencurian di gudang sembako milik salah satu pengusaha di Kota Maumere," ujar Krisna, Selasa (29/6).

Tiga di antara lima pelaku berstatus pelajar. Dua lainnya petani.

Mereka tangkap berdasarkan Laporan Polisi Nomor : LP/B/141/VI/2021/SPKT/RES.SIKKA/POLDA NTT tanggal 23 Juni 2021.

Pencurian itu terjadi dalam gudang sembako milik AR di Kota Maumere pada Selasa (15/6) sekitar pukul 02.00 Wita. Kelima pelaku memanjat tembok, lalu masuk melalui celah atap.

Mereka mencuri 12 dus bir, 140 dus susu Dancow, dan susu 25 dus Indomilk. Total kerugian sekitar Rp70 juta.

"Korban datang melaporkan peristiwa dan dibuatkan laporan polisi pada tanggal 23 Juni 2021. Berdasarkan LP tersebut tim melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi di lapangan," ungkap Krisna.

Dari hasil penyelidikan di TKP dan rekaman CCTV, salah seorang pelaku pencurian teridentifikasi. "Tim bergerak menuju rumah pelaku dan mengamankan dua orang, yakni YG dan AC. Dari interogasi terhadap kedua pelaku diperoleh keterangan bahwa masih ada pelaku lain dari tindak pencurian di gudang sembako dan para pelaku telah menjual barang hasil curian tersebut," jelas Krisna.

Tim kemudian bergerak mengamankan tiga pelaku lainnya, yakni SMB, ARH, dan BJ. Setelah mengamankan para pelaku tim menuju kios, tempat para pelaku menjual barang hasil curian.

Di salah satu kios di Kelurahan Wairotang, Kecamatan Alok Timur, tim mengamankan barang bukti berupa 3 dus susu Dancow, 3 dus susu Indomilk dan 1 dus minyak goreng.

"Saat ini para pelaku dan barang bukti telah diamankan oleh jajaran Polres Sikka untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," tambah Krisna.

Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan pasal 363 ayat (1) ke-3 dan ke-4 KUHPidana Sub Pasal 362 KUHP, dengan ancaman hukuman penjara paling lama 9 tahun.