Dampak Gempa Tuban, Dinding dan Keramik di Sejumlah Rumah Warga Alami Kerusakan
Gempa tersebut terjadi di laut 126 km Timur Laut Tuban dengan kedalaman 10 km.
Rentetan gempa terjadi sejak pagi tadi.
Dampak Gempa Tuban, Dinding dan Keramik di Sejumlah Rumah Warga Alami Kerusakan
Gempa susulan dengan magnitudo 6,5 kembali mengguncang Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3) sore pukul 15.52 Wib. Gempa yang terjadi membuat sejumlah kerusakan baru.
Kepala BPBD Tuban, Sudarmaji mengatakan, setidaknya ada sekitar 20 kecamatan di Tuban, Jawa Timur yang merasakan getaran gempa susulan ini. Dari hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan M 4,4.
"Hampir seluruh wilayah Kabupaten Tuban
merasakan getaran (gempa)," ujarnya, Jumat (22/3).
Ia menambahkan, untuk Kabupaten Tuban sendiri, hampir di 20 kecamatan merasakan adanya getaran gempa. Informasi saat ini beberapa bangunan terdampak gempa, antara lain: Desa Glagahsari Kecamatan Soko, bangunan rumah roboh dan tidak ada korban jiwa.
Lalu, Balai Desa Dagangan, Kecamatan Parengan roboh. Rumah Tua yang sudah lapuk roboh di Desa Sidokumpul Kecamatan Bangilan, dan terakhir rumah HJ. Dartuk Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel.
"Dinding dan keramik rumah rontok," tambahnya.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif
di laut Jawa.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser
strike-slip.
"BPBD Kab. Tuban melakukan monitoring di masing-masing Kecamatan/Desa guna mendapatkan informasi dampak gempa," tegasnya.
Sementara itu, Rohman, salah warga Rengel, Tuban mengaku merasakan getaran lumayan lama pada gempa susulan yang terakhir. Meski demikian, ia mengaku tidak terlalu khawatir mengingat rumah yang ditempatinya tidak terdampak.
"Alhamdulillah, semua selamat. Bangunan rumah juga tidak ada apa-apa. Hanya saja rumah tetangga ada yang roboh dibaguan dapurnya tadi," ujarnya.
Diketahui, Berdasarkan catatan Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan menyebutkan, telah terjadi gempa bumi di Laut Jawa dengan parameter OT: 11.22.45 wib Latitude :5,79 LS Longitude: 112,32 BT
Magnitudo 6,0 dengan kedalaman:10 km.
Kepala Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan, Rully Oktavia Hermawan mengatakan, gempa tersebut terjadi di laut 126 km Timur Laut Tuban. Gempa diakuinya dirasakan mulai dari Pulau Bawean, Gresik; Tiban, Jepara, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Pekalongan, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang, Semarang, Yogyakarta, Banjarmasin, Sampit, dan Barito Kuala.
"Penyebab gempa, sesar lokal di Laut Jawa dengan mekanisme sumber pergerakan sesar geser (strike slip). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami," tegasnya, Jumat (22/3).
Dari catatan Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan, terhitung hingga pukul 15.00 Wib, terjadi gempa susulan sebanyak 19 kali. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap gempa susulan yang masih mungkin terjadi.
"Kepada Masyarakat yang rumah atau bangunan yang rusak dan dirasakan tidak aman untuk tidak ditinggali terlebih dahulu antisipasi terjadi gempa susulan," tambahnya.