Dampak Kemarau, 10 Kabupaten Kota Jateng Kering Kerontang
Merdeka.com - Sepuluh warga Kabupaten kota di Jawa Tengah kesulitan mendapatkan air bersih karena alami kekeringan. Dari beberapa daerah itu, terpaksa meminta bantuan air bersih ke BPBD Jateng.
"Klaten potensi kekeringan paling tinggi mendapatkan bantuan sekitar 60 tangki, Cilacap 28 tangki, Purworejo, Banyumas, Grobogan, Purbalingga, Temanggung, Pemalang, Tegal, Semarang, Kabupaten Semarang," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Jateng, Sudaryanto di Semarang, Selasa (2/7).
Dia menyebut bencana kekeringan di Jateng masih akan berlangsung cukup lama. Apalagi, berdasar perkiraan Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau akan mulai berlangsung secara merata pada Juni dan berakhir pada akhir November atau awal Desember nanti.
-
Kapan puncak musim kemarau di Jateng diprediksi terjadi? “Bulan Agustus ini diprakirakan sebagai puncak musim kemarau khususnya di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng,“
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
-
Kapan puncak musim kemarau di Jateng? Berdasarkan prakiraan BMKG, musim kemarau tahun ini lebih basah dan pendek dibandingkan musim kemarau 2023, dan puncak musim kemarau terjadi pada Juli 2024.
-
Kenapa kekeringan di Jateng tahun ini diprediksi tidak separah tahun lalu? Meski begitu, BMKG memperkirakan musim kemarau pada tahun 2024 tidak sebesar tahun 2023. Hal ini dikarenakan tahun 2023 akan terjadi El Niño, namun pada tahun 2024 tidak akan terjadi El Niño.
-
Apa dampak kekeringan di Jateng? Warga Terdampak Kekeringan di Jateng Capai 9.153 Jiwa, Ini Penjelasan BPBD
"Prediksi kami, ada 1.256 desa di 360 kecamatan yang ada di 31 kabupaten/kota di Jateng yang berpotensi mengalami kekeringan selama musim kemarau ini. Puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada September," ungkapnya.
Sudaryanto mengaku untuk mengantisipasi bencana kekeringan, Pemprov Jateng menyediakan anggaran sekitar Rp320 juta dan pasokan air bersih sebanyak 1.000 tanki. Namun, anggaran maupun pasokan air bersih itu akan disalurkan jika masing-masing daerah membutuhkan.
"Sifatnya kita hanya melakukan back up. Kan masing-masing daerah sudah ada alokasi dana untuk mengatasi kekeringan. Bencana itu tidak bisa diprediksi, tapi bisa diatasi asal ada perhatian dari seluruh stakeholder," ujarnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga nekat menggunakan air kotor karena tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaKondisi kekeringan saat musim kemarau tahun 2024 diprediksi sampai September
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah bekerja sama dengan BPBD sedang menyiapkan beberapa solusi, termasuk distribusi air bersih
Baca SelengkapnyaWilayah yang diperkirakan paling awal memasuki kemarau antara lain Kabupaten Rembang bagian selatan serta sebagian Kabupaten Blora dan Pati.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) dilanda kekeringan. Kondisi terparah terjadi di Kabupaten Grobogan dengan 99 desa yang kini kekurangan air.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, awal musim hujan secara bertahap akan dimulai awal November 2023. Mengapa tidak serentak?
Baca Selengkapnya"Jadi kita insya allah mulai turun hujan di bulan November," jelas Dwikorita
Baca SelengkapnyaSalah satu wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan meteorologis adalah Kabupaten Cilacap.
Baca SelengkapnyaSelain hujan lebat, BMKG juga memprakirakan hujan yang disertai kilat dan petir
Baca SelengkapnyaSejumlah daerah di Banyumas langganan alami kekeringan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.
Baca Selengkapnya