Demi Anak, Tukang Becak Tambal Jalan Berlubang Bermodal Palu dan Aspal Bekas
Merdeka.com - Tak ingin sang anak mendapat celaka di jalan, Gufron, seorang tukang becak di Lamongan, Jawa Timur, nekat menambal lubang di setiap jalan raya yang dilewatinya. Uniknya, warga Desa Dinoyo, Kecamatan Deket ini melakukannya secara mandiri bersama becaknya.
Dengan berbekal alat seadanya, Gufron membawa becaknya menyusuri jalanan di jalan raya nasional Surabaya-Semarang. Lubang yang terdapat di sepanjang jalanan tersebut, membuatnya harus berhenti sejenak.
"Takut banyak orang-orang yang terjatuh karena jalan berlubang seperti ini, makanya kita tambal jalan. Anak saya kalau kerja juga setiap hari lewat sini, takut jatuh," tegasnya, Kamis (2/2).
-
Apa yang rusak di jalan tersebut? 'Kami meminta agar segera dibangun jalan dari Dusun Juron sampai Dusun Dawung, karena ini adalah akses yang paling penting bagi warga kedua dusun. Terutama masalah anak sekolah yang harus mereka perhatikan. Kalau mereka pakai matic, kondisi jalan yang licin berbahaya bagi mereka,' kata Sugiyanto, warga Desa Pandanharum, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (5/2).
-
Dimana jalan rusak itu berada? Rombongan Bupati Grobogan yang melintasi Desa Pandanharum, Kecamatan Gabus, Grobogan, dihadang oleh warga.
-
Bagaimana Wawan memperbaiki jalan? 'Jalan penghubung antara Karanganyar dan Boyolali ini kondisinya memprihatinkan. Saya mengambil inisiatif sendiri bersama pemuda-pemuda lain untuk gotong-royong,' kata Wawan dikutip dari Liputan6.com pada Selasa (29/8).
-
Di mana kapak itu ditemukan? Kapak ini ditemukan di lepas pantai Arendal di dasar laut di selat Tromøysund pada kedalaman sekitar 12 meter.
-
Dimana kerikil-kerikil itu ditemukan? Peneliti menemukan sekitar 100 kerikil ditemukan dalam penggalian di sebuah situs yang disebut 'Nahal Ein Gev II' di sebelah timur Laut Galilea, wilayah Palestina yang diduduki Israel.
-
Bagaimana cara batu tersebut digunakan? Batu kuno itu rupanya adalah peninggalan zaman Romawi yang dipakai menumbuk atau menggiling buah zaitun untuk diambil minyaknya.
Tangannya yang kekar lalu mengambil palu dari becaknya. Tanpa basa-basi, dia mulai meratakan lubang pada jalan aspal. Lubang yang sudah tertata rapi, lalu diisinya dengan aspal bekas yang didapatnya dari sisa-sisa kerukan aspal.
"Tambalnya pakai aspal bekas kerukan," tegasnya.
Usai memberi aspal bekas, Gufron lalu terlihat menyiramkan cairan yang baunya cukup menyengat. Cairan itu, rupanya adalah bahan bakar minyak (BBM) Solar. Solar itu pun, diakuinya hasil dari meminta pada seseorang.
"Saya minta Solar pada kaji Kahar. Kalau beli kan enggak boleh karena pakai botol," ungkapnya.
©2023 Merdeka.com
Cairan solar itu lah, yang diyakininya dapat merekatkan kembali aspal bekas yang dibuat untuk menutup lubang di jalan. Meski berbekal peralatan sederhana, tak lantas membuatnya surut untuk memperbaiki jalan yang menjadi fasilitas publik tersebut.
Lantas, mengapa Gufron tak menunggu pemerintah atau dinas terkait untuk memperbaiki jalan raya tersebut? Dia rupanya punya jawaban tersendiri.
"Barangkali pemerintah ada waktu, (selain jalan berlubang) lampunya (penerangan jalan umum) diperbaiki yang mati, kalau ada waktu. Kalau enggak ada waktu ya enggak masalah, masalahe pekerjaan pemerintah sendiri juga banyak gitu," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudah bertahun-tahun, jalan raya yang kerap dilalui truk-truk tambang di Parung Panjang, Bogor ini mengalami kerusakan parah.
Baca SelengkapnyaPerbaikan jalan memang dilakukan dengan cara yang beragam. Namun, cara-cara ini bikin kita yang melihat tepuk jidat!
Baca Selengkapnya