Dewan Ketahanan Nasional Catat hanya 0,96 Orang Indonesia Bekerja di Sektor Maritim
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Laksmana Madya TNI Harjo Susmoro menyebut hanya segelintir orang di Indonesia yang mau bergulat dalam dunia maritim. Harjo menuturkan, dengan jumlah pulau yang mencapai 17.504 dan penduduk yang mencapai 278,2 juta jiwa, hanya 0,96 persennya saja yang bergerak di sektor kelautan.
"Banyak (bekerja) di daratan. Hanya 1,68 juta atau 0,96 persen penduduk yang bergulat di maritim," kata Harjo saat memberikan kuliah umum bertajuk Strategi Keamanan Nasional Menuju Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia di ruang seminar, Sekolah Pascasarjana UGM, Sleman, Rabu (24/8).
Harjo menyebut posisi perairan Indonesia sangat strategis bagi pelayaran dan perdagangan internasional. Sayangnya hal ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
-
Mengapa Indonesia punya pulau terbanyak? Berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia,terdapat lebih kurang 17.508 pulau di negeri ini.
-
Mengapa Palau termasuk negara dengan jarang penduduk? Dengan luas daratan sebesar 459km², Palau terhitung ke dalam negara dengan jarang penduduk. Luas tersebut sudah termasuk dari sekitar 340 pulau yang dimiliki Palau, membuat kemungkinan bahwa banyak pulau di negara tersebut tidak berpenghuni.
-
Kapan Pulau Merak Kecil ramai? Setiap liburan, pengunjung dari daerah-daerah sekitar Cilegon dan Banten, seperti Jakarta, Bandung, Bogor sampai Lampung mendatangi lokasi itu, hingga viral di media sosial.
-
Apa contoh kalimat fakta tentang Indonesia? Contoh dari kalimat fakta khusus adalah 'Jakarta adalah ibu kota Indonesia.' Meskipun ini adalah fakta saat ini, bisa saja berubah di masa depan jika ada keputusan resmi yang memindahkan ibu kota.
-
Dimana para bajak laut bermukim? Mereka banyak bermukim di perairan dekat Gorontalo.
-
Siapa yang membuat pernyataan tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
Harjo membeberkan Indonesia sebelum dijajah Belanda dikenal sebagai negara maritim yang kuat. Akan tetapi setelah penjajahan sebagian besar masyarakat justru beralih ke bidang agraris.
"Selama penjajahan tidak hanya kekayaan alam kita yang dikuras tapi jiwa, semangat dan karakter rakyat yang sebagian besar bahari diubah menjadi agraris," jelasnya.
Harjo menjelaskan untuk mendukung kembalinya kedaulatan dan kemandirian maritim diperlukan upaya membangun kembali budaya maritim, menjaga dan mengelola sumber daya laut, prioritas pembangunan infrastruktur serta konektivitas maritim, memperkuat diplomasi maritim, juga kewajiban untuk membangun kekuatan maritim.
Harjo menjelaskan bahwa lewat maritim bisa menjadi media pemersatu bangsa, perhubungan, penyedia sumber daya alam, membangun pengaruh dan pertahanan juga keamanan.
Untuk itu, sambung Harjo, Wantannas berupaya penguatan kualitas sumber daya manusia dalam membangun pengelolaan sistem keamanan nasional. Selain itu, memiliki keuletan dan ketangguhan yang tinggi dalam bekerja.
"SDM kita harus juga ditanamkan jiwa kemandirian untuk lebih bangga pada produk negeri sendiri, mampu memperkuat demokrasi, meningkatkan persatuan nasional dan meningkatkan martabat bangsa di tingkat internasional," ucap Harjo.
Wantamnas Temui Sultan HB Bahas Swasembada Beras
Pada kesempatan yang sama, Wantamnas juga mendatangi Kantor Gubernur DIY, untuk bertemu dengan Sultan HB X. Tujuan pertemuan ini adalah mencapai sistem ketahanan pangan dan swasembada beras adalah dengan mengimplementasikan Sistem Resi Gudang
Harjo mendorong penciptaan ekosistem ketahanan pangan untuk pemenuhan kebutuhan antardaerah lewat pengoptimalan Sistem Resi Gudang (SRG).
Harjo membeberlan SRG diimplementasikan demi menjaga ketahanan pangan di masa krisis pangan dan meningkatkan taraf hidup petani juga nelayan. Selain itu SRG juga bertujuan untuk meningkatkan daya saing komoditas yang mampu membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Salah satu upaya yang sudah kita lakukan dalam mencapai sistem ketahanan pangan dan swasembada beras adalah dengan mengimplementasikan Sistem Resi Gudang," ujar Harjo di Gedhong Pracimasono, Kompleks Kepatihan.
Selain beras, sambung Harjo saat ini pelaksanaan SRG di seluruh Tanah Air telah mencakup 20 komoditas, meliputi pangan pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, maupun pertambangan.
"Namun, tidak tertutup kemungkinan dimasa krisis pangan ini nantinya jenis-jenis komoditi yang dapat disimpan dengan skema SRG akan bertambah," ucapnya.
Harjo menjelaskan dalam upaya menciptakan ekosistem ketahanan pangan, pemerintah dapat mengoptimalkan pelaksanaan Undang-undang nomor 9 Tahun 2006 junto Undang-undang No. 9 Tahun 2011 tentang Sistem Resi Gudang, lewat serangkaian kebijakan.
Pertama, lanjut Harjo, adalah menginventarisasi ulang komoditi kategori barang pokok dan vital yang memiliki dampak kepada hajat hidup orang banyak.
"Kedua, membuka akses pasar bagi produk yang dihasilkan pengelola gudang SRG melalui mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMD) sebagai lembaga pengungkit perekonomian desa. Ketiga, pengenalan model pembiayaan syariah sebagai alternatif pembiayaan keuangan," ucap Harjo.
Sementara Sri Sultan Hamengku Buwono X siap mengoptimalkan peran SRG demi misi kemandirian pangan di daerah. Salah satu upaya dari Pemda DIY adalah program tanam padi di lahan seluas 35 ribu hektare setiap tahunnya untuk mencapai surplus produksi beras.
"Sehingga produksi kita 850 ribu (ton) sekian, yang dikonsumsi kan hanya sekitar 680 (ribu ton)," sambung Sultan.
Guna menjaga kesetabilan harga beras dan menghindari permainan tengkulak yang cenderung merugikan petani, Pemda DIY juga melaksanakan berbagai upaya. Salah satunya program Aparatur Sipil Negara (ASN) membeli beras petani.
"Kita bisa membiayai (petani) atau menghasilkan padi yang cukup untuk masyarakatnya sendiri. Kita juga punya program Lumbung Mataraman untuk stok (pangan)," pungkas Sultan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sektor perikanan jadi sektor paling rendah terhadap realisasi investasi.
Baca Selengkapnyajumlah pekerja migran yang tercatat di Persaruan Emirat Arab mencapai 87 ribu orang. Namun yang sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan hanya 1.368 orang.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menilai pemerintah hanya fokus membangun di darat, bukan perairan.
Baca SelengkapnyaPemerintah meluncurkan program Entepreneur Hub dalam rangka meningkatkan rasio pengusaha baru di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUdang Indonesia digugat atas dugaan subsidi, anti dumping.
Baca SelengkapnyaIni menunjukkan Indonesia memiliki potensi kelautan yang kaya.
Baca SelengkapnyaJumlah wirausahawan muda berusia 20-29 tahun masih cukup rendah, yakni sebesar 6,1 juta orang.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IV DPR RI Ono Surono menilai, pemerintah Jokowi tak serius menggarap sektor maritim.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2023, ada 82,67 juta orang yang bekerja di sektor informal.
Baca Selengkapnya99,62 Pelaku Usaha di Indonesia Ternyata Hanya Pengusaha Mikro, Apa Solusi Pemerintah?
Baca Selengkapnya