Di Banyuwangi, Kemenko Kemaritiman Ajak Daerah Optimalkan Konservasi Energi
Merdeka.com - Kementerian Koordinator Kemaritiman mendorong daerah-daerah untuk melakukan inovasi hemat energi sesuai potensinya masing-masing. Kabupaten Banyuwangi sendiri menjadi percontohan daerah dalam hal hemat energi dalam pengembangan bandara yang mengusung arsitektur green airport.
Hal ini disampaikan Debuti Bidang. Koordinasi Sumberdaya Alam dan Jasa, Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono saat rapat koordinasi di Kabupaten Banyuwangi, Rabu (7/8).
Dalam rapat tersebut, beberapa pemerintah daerah seperti Mentawai, Subang, dan Manggarai Barat turut hadir untuk untuk berbagi dan belajar.
-
Apa yang dilakukan Pemprov Kaltim untuk mendukung kebijakan energi terbarukan? Dia kemudian meminta Perusda dapat mengoptimalkan peran, serta melakukan langkah-langkah nyata mendukung kebijakan pemerintah pusat.
-
Mengapa Pemprov Kaltim mendorong Perusda untuk beralih ke energi terbarukan? Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar Indonesia perlahan beralih ke energi terbarukan.
-
Bagaimana Kutai Timur memanfaatkan energi terbarukan? Keberadaan bentang alam karst dengan banyak sumber mata airnya juga dimaksimalkan untuk transisi energi. Kabupaten Kutai Timur secara perlahan sudah mulai beralih ke energi terbarukan.
-
Bagaimana Kementerian PUPR mendorong solusi untuk masalah air di pulau-pulau terluar? Pemerintah Indonesia pun menginisiasi pembentukan Pusat Keunggulan (Center of Excellent) Ketahanan Sumber Daya Air dan Perubahan Iklim yang berfungsi merumuskan pengintegrasian aspek lingkungan dan sosial ekonomi dalam menghadapi perubahan iklim.
-
Bagaimana Pertamina berinovasi untuk energi? 'Ekosistem inovasi yang terbentuk menjadi komitmen Pertamina dalam membangun sinergi Pentahelix bersama pemerintah, akademisi, badan usaha, masyarakat dan media,' ujar Oki Muraza, Senior Vice President Research and Technology Innovation PT Pertamina (Persero) yang mewakili perusahaan menerima penghargaan tersebut.
-
Apa yang Pertamina lakukan untuk kemandirian energi? Dewan Juri menilai Nicke Widyawati yang merupakan 100 wanita berpengaruh di dunia versi Majalah FORBES dinilai menginspirasi dalam upaya mewujudkan kemandirian nasional, karena telah membawa spirit 'Bring The Barrel Home' atau membawa hasil produksi migas dari luar negeri untuk diolah di kilang Pertamina untuk mewujudkan kedaulatan energi di Indonesia.
Agung mengatakan, Banyuwagi menjadi salah satu percontohan yang bisa ditiru daerah lain, khususnya dalam pengembangan arsitektur.
"Besok kami akan ninjau bandara Banyuwangi yang konsepnya hemat energi. Bandara yang tidak banyak lampu listrik, dinding pakai banyak dinding berlubang. Rakor seperti ini kami adakan untuk kenalkan banyak hal yang bisa dikembangkan," ujar Agung, di sela Rakor dengan tema Konservasi Energi dan Pemenuhan Energi Bagi Pembangunan Daerah.
Dalam kunjungannya, Kemenko Maritim bakal ada di Banyuwangi selama tiga hari. Selain meninjau bandara, pihaknya juga bakal melihat industri perikanan di Muncar.
"Kami juga ingin menunjukkan apa yang sudah dilakukan Banyuwangi kepada daerah lain," ujarnya.
Agung melanjutkan, di Pulau Jawa sendiri, saat ini masih terdapat 2500 desa yang belum teraliri listrik oleh PLN. Dia mengatakan, daerah-daerah perlu melakukan inovasi energi yang berkelanjutan sesuai potensi daerahnya.
"Kita bisa simpan energi panas matahari, tapi masih bertahap dan masih tertatih-tatih. Kami berharap pemda bisa bergerak, bisa gunakam tenaga surya, angin, atau mikro hidro," kata Agung.
Dalam kesempatan tersebut, Kemenko Maritim mengundang kelompok nelayan dari Kuburaya, Kalimantan Barat yang memiliki produk konversi bahan bakar gas untuk mesin diesel berbahan bakar minyak (converter kit) ke Banyuwangi.
Pihaknya berharap inovasi tersebut bisa diadopsi nelayan maupun petani di Banyuwangi, karena bisa menghemat biaya bahan bakar sebanyak 50 persen.
"Pak Amin, nelayan dari Kuburaya ini menciptakan converter kit. Mengkonversi bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas. Itu bisa mengurangi ongkos hingga 50 persen," ujarnya.
Sementara itu, penemu converter kit, Agus Ben Gas, mengatakan, produk temuannya telah diujicobakan belasan kali hingga mengantongi lisensi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Menurutnya penggunaan alat converter kit bisa menghemat 7 kali lipat. Satu tabung gas elpiji 3 kilogram setara dengan penggunaan 15 liter bensin atau solar.
"Elpigi sekarang Rp 20-25 ribu (per tabung 3 kg) Sebelum melaut sudah saving. Daripada beli bahan bakar minyak sampai 15 liter setiap nelayan berangkat," ujarnya.
Dalam penggunaannya, alat ini bisa langsung dipasang ke mesin diesel, tanpa harus membeli mesin baru.
"Kalau gas habis, bisa kembali pakai bakar minyak. Saya melihat di Banyuwangi perikanan luar biasa, mudah mudahan ada respons, kita siap mengedukasi," ujar Amin. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemendagri mengapresiasi sembilan kepala daerah dan satu kepala perangkat daerah yang bisa melihat kebutuhan masyarakat pesisir.
Baca SelengkapnyaGanjar Beberkan Sederet Program Optimalisasi EBT dan Energi Hijau di Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaKonservasi Energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi.
Baca SelengkapnyaInisiatif ini tidak hanya akan membantu Indonesia mencapai tujuan zero emission, tetapi juga akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Baca SelengkapnyaDia mendorong perusda merespon transformasi itu untuk masuk ke bisnis kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaTransisi energi sangat penting untuk melindungi lingkungan hingga meredakan dampak pemanasan global.
Baca SelengkapnyaMomen Mayjen Kunto Arief Wibowo bagikan kompor biomassa ke masyarakat di Purworejo.
Baca SelengkapnyaKutai Kertanegara secara giat mendorong generasi muda untuk berinovasi.
Baca SelengkapnyaSalah satunya adalah wilayah Kepulauan Riau (Kepri) sebagai provinsi yang memiliki KEK terbanyak di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUntuk penerapannya, Eniya melihat peluang di kawasan Indonesia Timur. Sebab, beberapa wilayah di sana masih belum punya sistem jaringan memadai.
Baca SelengkapnyaMendagri menjelaskan, dalam pengamatannya, kapasitas fiskal yang dimiliki daerah terbagi menjadi tiga kategori, yakni kuat, sedang, dan lemah.
Baca SelengkapnyaPusat Energi Berkelanjutan bisa berperan lebih besar, termasuk melakukan pengkaderan terhadap para calon pemimpin energi berkelanjutan.
Baca Selengkapnya