Dinkes Kupang sebut masyarakat menilai imunisasi bukan kebutuhan
Merdeka.com - Dinas Kesehatan Kota Kupang menilai masyarakat di Nusa Tenggara Timur khususnya di Kota Kupang masih belum merasa imunisasi sebagai sebuah kebutuhan bagi anak-anak.
"Sejauh ini menurut yang kami lihat, masyarakat belum merasa bahwa imunisasi itu penting. Karena kalau merasa itu penting dan menjadi kebutuhan maka sudah pasti masyarakat akan mencari tahu," kata Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dinas Kesehatan Kota Kupang, Nih Luh Putu Yuni Parwati seperti dilansir dari Antara, Kamis (27/6).
Hal ini disampaikannya ketika ditanya terkait antusias masyarakat di kota itu untuk mendapatkan imunisasi baik itu imunisasi campak serta vaksin imunisasi lainnya. Dia mencontohkan untuk imunisasi campak di kota Kupang misalnya, pada tahun 2011 pemerintah kota sempat mengeluarkan surat kejadian luar biasa (KLB) akibat virus campak. Kurang lebih 113 anak usia balita terserang virus campak yang menyebar di seluruh wilayah Ibu kota provinsi tersebut.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
-
Bagaimana cara orang tua melanjutkan imunisasi anak yang terlambat? Orang tua tetap bisa melanjutkan imunisasi anak dengan langkah-langkah yang tepat sesuai panduan dokter. Dengan demikian, menjaga kesehatan anak tetap menjadi prioritas utama, dan imunisasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapainya.
-
Bagaimana cara pemberian vaksin cacar monyet? Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan interval empat minggu,' ujar Maxi.
"Petugas kesehatan juga mempunyai keterbatasan untuk memberikan vaksin, bahkan petugas kami juga sudah pasti sulit untuk mencari anak-anak balita untuk memberikan vaksin pencegahan, oleh karena itu masyarakat khususnya ibu dan anaknya harus berinisiatif untuk datang ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin tersebut," tambahnya.
Dia mencontohkan di kota Yogyakarta misalnya petugas kesehatan tidak lagi datang menghampiri masyarakat untuk memberikan vaksin imunisasi campak atau imunisasi lainnya.
"Tetapi masyarakat yang datang dan memberitahu bahwa anak mereka belum mendapatkan imunisasi.hal ini artinya masyarakat di kota itu sudah sadar bahwa imunisasi itu merupakan kebutuhan," jelasnya.
Program imunisasi dimasukkan dalam syarat masuk sekolah bagi anak-anak harus dicoba agar masyarakat pun sadar bahwa hal tersebut penting.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaNyamuk Wolbachia diyakini bisa mencega penyebaran DBD
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSejumlah elemen masyarakat menolak penyebaran nyamuk Wolbachia di Gedung Bappenas.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi Gunadi Sadikin rapat dengan DPR membahas implementasi teknologi nyamuk Wolbachia.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaBappenas akan turut andil untuk menengahi kebijakan Kemenkes dan keresahan masyarakat.
Baca SelengkapnyaDia tadi sempat bertanya pada petugas mengenai mekanisme berobat pakai KTP. Namun dia juga tidak mendapat jawaban yang jelas.
Baca Selengkapnya