DPR Dinilai Pilih Pimpinan KPK Tak Mencerminkan Suara Rakyat
Merdeka.com - Lima pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih dinilai tak memiliki integritas memberantas korupsi. Hal itu terlihat saat mengikuti ujian dilakukan panitia seleksi.
Ada salah satu pimpinan KPK terpilih sejak mencalonkan diri tak patuh perihal Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Selain ada pimpinan tak patuh melaporkan LHKPN, Irjen Firli Bahuri sebagai ketua KPK terpilih pun diduga melanggar kode etik saat menjabat direktur penindakan di lembaga antirasuah.
"Ada orang yang sama KPK masih malu-malu tentang tidak patuh lapor LHKPN, kemudian dugaan pelanggaran pada saat kerja, tapi kemarin sudah dilaporkan oleh pimpinan KPK sendiri dalam jumpa pers menyangkut Pak Firli yang diduga melanggar kode etik berat sehingga berharap tidak terpilih. Tapi nyatanya terpilih, ya sudah," kata Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman saat dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (13/9).
-
Siapa yang gagal jadi anggota DPR? Thariq Halilintar mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari PDIP Daerah Pemilihan Jawa Barat VI. Seperti halnya dengan Anang, jumlah suara yang diperoleh Thariq juga sangat minim. Akibatnya, ia dipastikan tidak berhasil.
-
Siapa yang gagal lolos jadi Anggota DPR RI? Kris Dayanti, yang juga merupakan penyanyi kondang, gagal lolos menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur V.
-
Kenapa penangkapan caleg narkoba merusak citra DPR? Nah oknum begini-begini lah yang buat citra perwakilan rakyat kadang jadi jelek di mata masyarakat. Jabatan dipakai cuma buat cari akses dan keuntungan pribadi,' tutup Sahroni.
-
Kenapa DKPP menilai KPU melanggar kode etik? Komisioner KPU sebagaimana kami pahami saat ini ya sepertinya dikenai sanksi karena adanya dianggap melakukan kesalahan teknis bukan pelanggaran yang substansif,' ujar dia.
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
Sorotan lainnya mengenai adanya calon dinilai MAKI memiliki komitmen memberantas korupsi namun malah tak dipilih DPR. MAKI memandang tidak terpilihnya calon pimpinan itu menjadi tanda kurangnya apresiasi DPR bagi orang yang berani dan memiliki sistem pemberantasan korupsi.
"Artinya pada posisi DPR, ini memang tidak mengapresiasi orang yang berani, orang yang punya sistem, orang yang bisa menginstruksikan kerugian negara, dan kemudian malah justru kalau di bahasa saya, yang dipilih adalah orang-orang yang selama ini mengritik KPK," kata Boyamin.
MAKI pun menilai selama proses pemilihan DPR tidak mendengar masukan yang diberi masyarakat. "Ketika masyarakat juga sangat menentang pemilihan itu aja sudah ditentang oleh Pansel, kemudian juga Presiden ikut berharap belum dikirim ke DPR, ditahan dulu bahkan dikembalikan pada pansel untuk dipilih lagi. Tapi nampaknya juga itu tidak berlangsung lama, cuma dua atau tiga hari gak tahunya dikirim ke DPR," kata dia.
Menurutnya, akan lebih baik apabila pimpinan KPK dipilih Komisi III DPR periode berikutnya, mengingat masa DPR periode ini segera berakhir. Dia mengatakan, hal ini pernah diusulkan tapi tidak digubris.
"Masih berharap sebenarnya, karena DPR sudah mau masa berakhir, lebih baik pimpinan ini dipilih oleh periode berikutnya. Ini juga tidak digubris," ucapnya.
Berdasarkan hasil voting Komisi III DPR, lima pimpinan tersebut adalah Irjen Firli Bahuri, Alexander Marwata, Nawawi Pomolango, Nurul Ghufron, dan Lili Pintauli Siregar. Irjen Firli mendapat voting terbanyak yaitu 56 suara dan terpilih menjadi Ketua KPK periode 2019-2023.
Reporter Magang: Ahdania Kirana
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi III DPR menggelar rapat kerja dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 1 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaDia menilai pansel harus 'jemput bola' kepada tokoh-tokoh yang kompeten dalam pemberantasan korupsi.
Baca Selengkapnya"Tiga pimpinan KPK jilid sekarang yang kena etik, dan anda semua sudah tahu siapa saja," kata Dewas KPK.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai, pembahasan RUU Pilkada mengabaikan suara masyarakat.
Baca SelengkapnyaBoyamin menegaskan kasus suap yang menyeret auditor maupun anggota BPK menunjukkan adanya integritas yang buruk.
Baca SelengkapnyaPPP menilai MK tidak melakukan pemeriksaan secara komprehensif sehingga keputusan diberikan tak mengakomodir keadilan rakyat memilih PPP.
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan karena masalah tersebut, dapat meloloskan sosok seperti Ketua KPU maupun Ketua KPK saat ini.
Baca SelengkapnyaMega bahkan sampai mempertanyakan ke Mahfud MD yang merupakan mantan ketua MK.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III dari Demokrat Benny K. Harman mempertanyakan kepemimpinan para pemimpin KPK.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III Nasaruddin Dek Gam meminta, agar pergantian kepemimpinan di KPK harus melalui Pansel atau Panitia Seleksi.
Baca SelengkapnyaICW menilai banyak hal yang membuat pendaftaran seleksi calon pimpinan KPK dan Dewas terasa sepi
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut pun membuat publik tidak lagi percaya dengan kinerja KPK dalam pemberantasan korupsi.
Baca Selengkapnya