Epidemiolog: Belum Waktunya Menghentikan PTM Selama Mal & Kafe Masih Buka
Merdeka.com - Epidemiolog Dicky Budiman berpandangan, penemuan kasus Covid di sekolah belum menjadi alasan untuk kembali menghentikan PTM dan menutup sekolah. Walaupun terpantau adanya peningkatan kasus.
"Saat ini belum. Walaupun kasus meningkat, belum. Saya sampaikan belum (PTM ditutup)," kata dia, kepada Merdeka.com, Sabtu (15/1).
PTM harus dihentikan ketika situasi pandemi di masyarakat memburuk. Misalnya, dengan naiknya positivity rate di atas 5 persen.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan sebaiknya kita berhenti mengikuti tren? Jadi, kembali lagi ke diri sendiri. Cek ulang apa baik dan buruknya (kegiatan hiburan tersebut), kita pasti akan berhenti melakukannya kalau ujung-ujungnya banyak buruknya,
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Dimana bisa dicegah PPOK? Berikut penyebab penyakit paru obstruktif dan cara mencegahnya yang merdeka.com lansir dari Healthline:
"Kecuali test positivity rate di daerah situ sudah di atas 5 persen ya harus (ditutup). Dan atau kasus di rumah sakit meningkat. Yang karena covid. Ini yang akan harus menjadi pertimbangan," terang Dicky.
Dia menegaskan bahwa sekolah juga merupakan sektor prioritas yang harus tetap berjalan. Dia bahkan membandingkan sekolah dengan mal dan kafe yang tetap dibuka.
"Karena sekolah itu posisinya berbeda. Sekolah itu lebih penting daripada mal. Jadi kalau mal masih buka, kafe masih buka, sekolah ditutup itu salah. Karena berarti kita tidak memprioritaskan yang prioritas. Itu salah. Dan merugikan kita nanti. Panjang ruginya," katanya.
Karena itu, ketika penyebaran Covid-19 di masyarakat buruk, yang ditandai dengan naiknya positivity rate, maka semua sektor yang memungkinkan terjadinya interaksi mesti ditutup.
"Tapi enggak boleh cuma sekolah (PTM ditutup). Yang lain juga begitu. Kalau cuma sekolah tidak efektif," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaAhli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes menerbitkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca Selengkapnya