Fakta-fakta Kepala BIN bikin Din Minimi bertekuk lutut
Merdeka.com - Kelompok bersenjata pimpinan Nurdin Ismail alias Din Minimi di Aceh akhirnya bertekuk lutut lewat negosiasi yang dipimpin langsung oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso. Menurut Sutiyoso, negosiasi berlangsung alot.
"Negosiasi dengan mereka seperti melamar gadis," kata Sutiyoso di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (29/12).
Lobi dengan Din Minimi beserta anak buahnya berlangsung cukup lama hingga akhirnya mereka luluh dan mau turun gunung dan kembali ke masyarakat. Namun ada 5 syarat yang harus dipenuhi pemerintah Indonesia.
-
Siapa yang di jodohkan? Di awal tahun 2020, Nella Kharisma terungkap menjalin hubungan dekat dengan Dory Harsa. Pertemuan mereka saat itu menggemparkan media sosial dan banyak orang langsung berusaha menjodohkan mereka.
-
Siapa yang ingin melamar kamu? Karena aku inginnya hanya melamar kamu.
-
Siapa yang mau nikah? 'Ya doainlah secepatnya. Ya doain semoga bisa secepatnya menikah, karena siapa sih yang nggak mau menikah,' tutur Bastian.
-
Siapa yang merelakan cinta mereka? Cinta sang gadis kepada pemuda tersebut mulai pupus karena terhalang restu orang tuanya.
-
Bagaimana Safitri Rahayu melamar? Mengajukan lamaran untuk menjadi tenaga pengajar di SD Harapan Nusantara, Malang.Sebagai bahan pertimbangan dan penunjang, saya turut melampirkan beberapa dokumen sebagai berikut:1 lembar surat rekomendasi dari TK Harapan Nusantara1 lembar fotokopi ijazah S11 lembar fotokopi legalisir transkrip nilai1 lembar CV terbaru1 lembar fotokopi KTP2 lembar pasfoto 3 x 4
-
Mengapa Djojoadiningrat melamar Kartini? Dengan ini, Djojoadiningrat pun berani melamar Kartini yang kala itu melawan sistem dominasi laki-laki dalam kebudayaan Jawa kuno.
"Semua tuntutan saya urus dan dengar, tapi butuh waktu. Sepanjang tuntutan itu masuk akal, saya rasa tidak masalah," ujarnya.
Sutiyoso menyebutkan lima tuntutan kelompok Din Minimi. Pertama, reintegrasi perjanjian Helsinski. Kedua, soal nasib yatim piatu terutama keluarga eks gerakan Aceh Merdeka (GAM) agar diberi perawatan. Ketiga, para janda diberikan kesejahteraan. Empat, KPK diminta turun mengawasi Pemda Aceh, lantaran banyak pejabat daerah dianggap banyak yang korup dalam pengelolaan APBD. Lima, meminta tim peninjau independen memantau gelaran Pilkada Gubernur Aceh 2017.
"Saya pikir permintaan mereka semua rasional, dan bisa diselesaikan oleh pemerintahan daerah," ucapnya.
Berikut fakta-fakta Kepala BIN bikin Din Minimi bertekuk lutut:
Senjata Din Minimi sudah karatan
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menduga senjata yang dipakai Din Minimi dan anak buahnya adalah sisa-sisa senjata zaman GAM yang belum diserahkan ke pemerintah Indonesia. Selain itu, bukan tidak mungkin senjata-senjata yang mereka miliki merupakan hasil rampasan dari TNI. "Saya lihat senjata itu sudah lama, bukan baru. Zaman GAM dulu ada senjata yang belum diserahkan, perkiraannya seperti itu, bisa jadi hasil senjata rampasan dari anggota TNI," kata Sutiyoso di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (29/12). Mantan Gubernur DKI itu juga mengatakan senjata milik kelompok Din Minimi sudah karatan, dan terbilang senjata lama. "Saya lihat sendiri senjata mereka sudah karatan. Berarti kan senjata lama yang mereka pakai tapi jiwa mereka militan. Itu yang kita waspadai selama ini," tegasnya. Pria yang akrab disapa Bang Yos ini juga menduga kelompok Din Minimi kemungkinan mendapat pasokan senjata dari pesisir utara Aceh yang merupakan perairan lepas dan dikenal sebagai jalur transaksi barang, termasuk senjata. "Transaksi senjata banyak di laut utara Aceh. Tidak mudah memantau itu, saya pernah tugas di Aceh 10 bulan, tahun 1970-an, memang wilayahnya luas," terangnya.
Din Minimi punya loyalis yang siap perang
Kelompok Nurdin Ismail alias Din Minimi dikenal militan dalam memperjuangkan kemerdekaan Aceh. Bukan hanya itu, mereka juga ternyata dicintai dan dieluhkan masyarakat sekitar. Sebab itu Din memiliki pengikut yang sangat loyal, termasuk para pemuda desa yang rela berperang terhadap pemerintah Indonesia. "Di desa-desa sekitar Aceh, Din Minimi cukup dikenal, dan dipuji masyarakat, pengikutnya banyak dan siap diajak berperang. Warga sekitar segan karena mereka tidak mengganggu masyarakat," kata Kepala BIN Sutiyoso di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (29/12). Bahkan, sambung Sutiyoso, masyarakat di sana rutin mengirim logistik untuk kelompok Din Minimi meski harus naik turun gunung. "Masyarakat sekitar peduli dengan Din Minimi, bahkan ada warga yang bertugas mengirim makanan buat mereka, warga rela naik turun gunung," papar Sutiyoso. Tak hanya itu, bahkan ada warga Aceh yang khusus bertugas menjadi intelijen kelompok Din Minimi dan selalu rutin melaporkan situasi. "Saya ke sana (Aceh), sudah tahu ada masyarakat yang jadi intelijen Din Minimi. Sepanjang jalan saya dihadang, ya itu mereka mata-matain kita," ucap Sutiyoso. "Situasi cukup tegang, saya bersama dua orang menemui Din Minimi, perundingan cukup alot dan dari 120 orang yang ikut menyerahkan diri, 40 orang memiliki kemampuan menembak. Sementara sepertiga lainnya bertugas mengumpulkan pasokan logistik dari desa-desa." "Kita berhasil ajak 120 anak buahnya Din Minini, mereka yang punya keahlian nembak 40 orang, sepertiga lagi penyuplai logistik (makanan)," terangnya. Menurutnya, sepertiga sisa dari jumlah tersebut, merupakan personel intelijen binaan Din Minimi yang disebar di tiap kampung pendukungnya. "Kita perlu kordinasi, ini (anak buah Din Minimi) mereka masih muda, mari kita bina mereka sama-sama, kita minta pasukan teritorial TNI untuk dibina. Jadi republik ini bisa tenang," pungkasnya.
Tiga anggota Din Minimi masih berkeliaran
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan berdasarkan pengakuan Din Minimi, masih ada tiga anggotanya yang berkeliaran. Menurutnya, Din Minimi tidak mau lagi bertanggungjawab jika sewaktu-waktu ada kejadian dan melibatkan tiga orang tersebut. "Mereka (tiga orang yang masih berkeliaran bebas) sudah lama memisahkan diri dari kelompok Din Minimi, dan sudah putus kontak dengan tiga orang tersebut," kata Sutiyoso di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (29/12). Tiga orang ini, lanjut Sutiyoso, masih tidak bisa dihubungi dan keberadaannya belum diketahui. Menurutnya, tiga orang tersebut sewaktu-waktu bisa membahayakan masyarakat. "Namanya orang bawa senjata, ya berbahaya. Bisa saja mereka gunakan untuk rampok bank, dan kejahatan lainnya," tandasnya. Lebih jauh Sutiyoso menambahkan, Din Minimi tidak ingin dikaitkan jika ada kejadian yang mengganggu keamanan di Aceh. Sebab, dirinya sudah kembali ke NKRI.
Sutiyoso sebut tak masalah amnesti untuk Din Minimi
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menilai wajar permintaan amnesti dari kelompok Din Minimi. Sebab, sebelumnya para mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) juga mendapatkan hal serupa. "Mereka minta amnesti ya enggak masalah karena semua mantan GAM minta amnesti semuanya. Kalau dia (kelompok Din Minimi) minta enggak ada yang aneh," kata Sutiyoso saat jumpa pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (29/12). Disinggung sikap Presiden Jokowi soal permintaan amnesti Din Minimi dan anak buahnya, Sutiyoso menyampaikan Presiden meminta agar menyelesaikan persoalan Din Minim dengan cara damai. "Sesuai Presiden Jokowi dan Wapres JK. Beliau lebih mengedepankan pendekatan yang damai," tegasnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum Ormas Betawi Bangkit, David Darmawan mengatakan telah mengadukan Suswono ke Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Dewan Adat Bamus Betawi, Muhammad Rifqi atau akrab disapa Ek Pitung, merespons polemik Suswono soal janda kaya nikahi pemuda pengangguran.
Baca SelengkapnyaPernyataan calon wakil Gubernur Daerah Khusus Jakarta, Suswono tuai kritikan masyarakat di media sosial.
Baca SelengkapnyaKubu Pramono-Rano Karno juga menyayangkan pernyataan Suswono yang memberikan persamaan dengan pernikahan Siti Khadijah dan Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaTak main-main para jenderal ini bahkan berani menikahi putri dari para petinggi TNI.
Baca SelengkapnyaSuswono dilaporkan ke Bawaslu oleh Organisasi Masyarakat Betawi Bangkit.
Baca SelengkapnyaPramono lebih memilih memperkenalkan gaya kampanye selama masa Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaRano Karno atau biasa disapa Bang Doel mengaku terkejut dengan pernyataan Suswono. Ia pun menduga, jawaban itu terlontar bukan di forum resmi.
Baca SelengkapnyaDia melihat, tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan Suswono terkait ucapan tersebut.
Baca SelengkapnyaPermohonan maaf itu disampaikan Suswono melalui sebuah video yang diunggah ke media sosial Instagram pribadinya @pak_suswono pada Senin (29/10).
Baca SelengkapnyaSuswono menyarankan janda kaya menikahi pemuda yang menganggur atau tidak bekerja.
Baca SelengkapnyaCandaan itu terucap, saat memberi sambutan dalam acara orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau P3K.
Baca Selengkapnya