Ferdy Sambo dan Skenario di Balik Kematian Brigadir J
Merdeka.com - Tabir yang menutupi kasus kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat semakin tersingkap. Tim Khusus (Timsus) yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menetapkan mantan Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan berencana terhadap ajudannya itu.
"Timsus telah menetapkan Saudara FS (Ferdy Sambo) sebagai tersangka," kata Sigit di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8) malam.
Ferdy Sambo diduga sebagai orang yang memerintahkan Bharada E atau Richard Eliezer Pudihang Lumiu untuk menembak Brigadir J. Dia juga menyusun skenario seolah-olah terjadi tembak-menembak di rumahnya pada Jumat 8 Juli 2022.
-
Siapa tersangka kasus korupsi timah? Adapun yang dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Kejari Jaksel) adalah tersangka Tamron alias Aon (TN) selaku beneficial ownership CV VIP dan PT MCN.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi? Kejaksaan Agung secara resmi mengumumkan status Harvey Moeis sebagai tersangka, langsung mengirimnya ke tahanan.
-
Siapa saja yang menjadi tersangka? Chandrika Chika dan lima orang rekannya telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
Skenario yang dibuat, Brigadir J disebut melecehkan istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawati. Bharada E yang datang membuatnya panik sehingga terjadi tembak-menembak, lalu tewas.
Untuk mendukung jalan cerita itu, Ferdy Sambo diduga sengaja menembakkan senjata Brigadir J ke arah dinding rumahnya. CCTV di rumahnya pun disebutkan rusak disambar petir. Kamera pengawas di kawasan sekitar lokasi juga diambil.
Jalan cerita yang disusun bahkan disertai laporan dugaan pelecehan seksual dan pengancaman yang dituduhkan kepada mendiang Brigadir J ke Polres Metro Jakarta Selatan. Putri Chandrawati dan Bharada E, disebut sebagai korban.
Tak sampai di situ, Ferdy Sambo pun memohonkan perlindungan bagi istrinya dan Bharada E ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Aksinya berpeluk-pelukan penuh haru dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, seolah-olah telah menjadi korban dalam peristiwa itu, juga viral di media sosial.
Presiden Jokowi Bereaksi
Meski skenario ini resmi disampaikan pihak kepolisian maupun Kompolnas, namun publik menilai banyak kejanggalan. Salah satunya, kondisi jenazah yang membuat keluarga curiga dan melaporkan dugaan pembunuhan ke Bareskrim.
Laporan keluarga Brigadir J dan keriuhan di ruang publik membuat kasus itu ditelaah ulang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan memerintahkan agar semua diungkap dengan terang-benderang. Bukan sekali, orang nomor satu di negeri ini menyampaikannya di empat kesempatan berbeda.
Saat desakan publik menguat, Ferdy Sambo dinonaktifkan dari jabatannya. Jenazah Brigadir J yang telah dimakamkan di Jambi, diautopsi ulang atau ekshumasi.
Perwakilan keluarga Brigadir J yang mengerti medis turut hadir pada autopsi itu. Mereka mencatat sejumlah luka yang menguatkan kecurigaan, termasuk yang diduga akibat tembakan, salah satunya dari belakang kepala tembus ke hidung.
Nyanyian Bharada E
Skenario Ferdy Sambo benar-benar runtuh setelah Bharada E merevisi seluruh keterangannya di Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Saat diperiksa timsus, tamtama ini meminta menulis tangan pengakuannya lengkap dengan cap jempol serta meterai. Dia mengaku menembak Brigadir J, namun tidak ada tembak-menembak.
"Ya dia (mengaku) diperintah oleh atasannya. Ya perintahnya ya untuk melakukan tindak pidana pembunuhan," kata Deolipa Yumara, pengacaranya.
Bharada E resmi ditetapkan sebagai tersangka. Dia dikenakan Pasal 338 Jo 55 Jo 56 KUHP.
Kapolri kemudian mencopot Ferdy Sambo, yang sebelumnya sudah dinonaktifkan, dari posisi Kadiv Propam. Perkembangan selanjutnya, dia ditempatkan di tempat khusus di Mako Brimob selama 30 hari karena diduga melakukan pelanggaran etik dalam penanganan kasus kematian Brigadir J.
Penyelidikan timsus ternyata sejalan dengan keterangan Bharada E. Tidak ditemukan tembak-menembak di rumah Ferdy Sambo. "Tidak ditemukan fakta peristiwa tembak menembak seperti yang dilaporkan. Tidak ditemukan fakta peristiwa tembak menembak yang dilaporkan awal," kata Sigit.
Terancam Hukuman Mati
Setelah memegang bukti dan persesuaian kesaksian, Timsus menetapkan Ferdy Sambo sebagai tersangka. Perwira tinggi kepolisian dengan karier moncer ini dijerat dengan pasal pembunuhan berencana. "Kita kenakan Pasal 340 Jo Pasal 338 Jo Pasal 55 Jo Pasal 56 KUHP dengan ancaman hukuman mati, hukuman penjara seumur hidup, atau penjara selama-lamanya 20 tahun," kata Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
Tak hanya Ferdy Sambo dan Bharada E, masih ada dua tersangka lagi yang ditetapkan, yakni Brigadir RR atau Ricky Rizal dan KM. Brigadir RR merupakan ajudan Putri Chandrawati sedangkan KM adalah sopirnya. "RR turut membantu dan menyaksikan penembakan korban. KM turut membantu dan menyaksikan penembakan," jelas Agus.
Rekayasa busuk yang disusun Ferdy Sambo juga menyebabkan pelanggaran etik pada penanganan kasus kematian Brigadir J. Sekurangnya 31 personel Polri diduga melakukan pelanggaran itu. Sebanyak 11 di antaranya ditempatkan di tempat khusus. Ferdy Sambo dan dua perwira tinggi lain ditempatkan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Karena sudah menjadi tersangka, Ferdy Sambo akan ditahan. "Setelah penetapan tersangka akan ditahan dan akan diputuskan apakah akan ditahan di Rutan Brimob atau tempat lain setelah pemeriksaan FS sebagai tersangka," tegas Sigit.
Meski skenario sebenarnya dalam kasus kematian Brigadir J sudah terjawab, masih ada yang mengganjal bagi publik dan keluarga korban. Pertanyaan yang ditunggu-tunggu jawabannya: Apa motif di balik pembunuhan berencana itu?
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut jabatan baru Kombes Budhi Herdi dari Kapolri usai terseret kasus Ferdy Sambo.
Baca SelengkapnyaSambo tampak memakai kemeja hitam dengan gaya rambut klimis
Baca SelengkapnyaNilai sengketa yang digugat oleh orangtua Brigadir J yakni senilai Rp7.583.202.000
Baca SelengkapnyaFerdy Sambo yang merupakan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri itu mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 12 Mei 2023.
Baca SelengkapnyaKapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana menyebut konvoi Brimob di Kejagung merupakan rangkaian dari kasus penguntitan Jampidsus
Baca SelengkapnyaFerdy Sambo dihukum seumur hidup usai kasasinya dikabulkan oleh Mahkamah Agung atas kasus pembunuhan Brigadir J.
Baca SelengkapnyaKeluarga Brigadir J menggugat Ferdy Sambo Cs hingga Kapolri karena menilai melakukan Perbuatan Melawan Hukum.
Baca SelengkapnyaPropam Polri akan mengawasi selama proses penyelidikan dilakukan timsus Polda Kaltara.
Baca SelengkapnyaHadi mengatakan proses penyelidikan tetap dilakukan dengan tetap saling menjaga marwah.
Baca SelengkapnyaAnggota yang kala itu dijatuhkan sanksi etik karena terseret kasus Ferdy Sambo telah menjalani masa hukumnya
Baca SelengkapnyaPerintah pengamanan Kejaksaan Agung (Kejagung) ternyata diusulkan oleh seorang jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaHendra Kurniawan masih harus wajib lapor dan program bimbingan yang diselenggarakan Bapas Kelas I Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnya