Gazali Ambruk Saat Pertahankan Anak dari Penangkapan Polisi
Merdeka.com - Penggerebekan yang dilakukan polisi di Jalan Ampera III, Medan, Senin (7/1) petang, berujung duka. Seorang warga, Gazali (68), meninggal dunia saat mempertahankan anaknya, Saleh, yang diyakininya tidak bersalah, dari tangkapan polisi.
Berdasarkan informasi dihimpun, sejumlah anggota polisi menggerebek kawasan itu sekitar pukul 18.00 WIB. Mereka dikabarkan menemukan sejumlah barang bukti sabu-sabu dan menangkap seorang warga berinisial AWPP alias Tama.
Saat penggerebekan, kepala lingkungan (kepling) setempat tidak berada di lokasi. Seorang warga, Novita, menyuruh sepupunya Saleh untuk memanggil sang kepling.
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kenapa Kapolres Serang datang ke desa? 'Yang pertama bu, kenapa dikumpulin, karena saya mau bayar utang, bu. Saya janji sama pak ustaz mau datang lagi ke sini. Kemarin yang diundang bapak-bapak semua. Sekarang ibu-ibunya,'
-
Dimana penggerebekan terjadi? 'Bukan (prajurit TNI), sipil TO (Target Opetasi). (Lokasi) bukan di kompleks, bukan di asrama, cuma di jalannya, tapi memang jalan itu ke arah asrama, ada asrama Polisi, TNI,' kata Kabid Humas dihubungi, Kamis (2/5).
-
Apa yang dilakukan oleh ajudan bos KKB? Basoka Lawiya, ajudan pimpin KKB Intan Jaya Undius Kogoya di Paniai ditembak mati Satgas Damai Cartenz-2024, Rabu (22/5). Penembakan buntut insiden penyerangan dan pembakaran sekolah dan kios warga di daerah itu.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang tertangkap di Kenjeran? Residivis yang ditangkap itu antara lain berinisial ADH, warga Sidoarjo, yang tertangkap di wilayah Kenjeran, Surabaya.
Setelah memanggil kepling, Saleh kembali. Beberapa petugas mengejarnya. Belakangan disebutkan dia diduga melakukan pelemparan.
Novita mengakui ada aksi saling dorong antara petugas dan warga di belakang Masjid Jamik. "Tapi enggak tahu siapa yang melempar," sebutnya.
Di lokasi itu, Gazali mencoba mempertahankan agar Saleh tidak dibawa petugas. Dia yakin putranya tidak bersalah.
Novita juga menyatakan sepupunya itu tidak bersalah. "Saya tanya apa salah adik saya? Dijawab mereka karena dia melempar batu. Saya bilang, tidak ada, karena saya suruh dia memanggil kepling," jelas Novita.
Kepling setempat, Sumarni, membenarkan Saleh memang menjemputnya ke rumah saat penggerebekan terjadi. "Bu ada penggrebekan? katanya. Yuk Bu bonceng aja sama saya. Saya bilang, nggak usah, saya pergi sendiri saja. Nggak lama dia pergi, saya pun nyusul. Tahu-tahu dia dibawa polisi. Itulah mau dibawa, orang tuanya nggak terima. Saat itulah terjadi dorong-dorongan sama polisi, bapak itu (Gazali) ada sakit jantungnya. Dia enggak mau anaknya dibawa, tapi orang itu memaksa," ungkap Sumarni.
Saat saling dorong terjadi, Gazali terjatuh beberapa kali saat mempertahankan Saleh. "Kayak binatang kalian buat anak aku ya. Anak aku nggak salah, mau kalian bawa, apa salah anakku? Jangan kalian bawa anakku. Itu ucapan terakhirnya (Gazali)," ungkap Novita.
Petugas meninggalkan Gazali kejang. Keluarga membawanya ke rumah sakit, namun dia sudah meninggal dunia.
Pihak keluarga mengakui Gazali memiliki riwayat penyakit jantung. "Tapi sudah lama enggak kumat. Pas kejadian inilah dia kumat karena bolak-balik jatuh," sebut Elita (54), keluarga korban.
Jenazah Gazali telah disemayamkan di rumah duka. Warga terus berdatangan melayat.
Wakapolrestabes Medan AKBP Rudi Rifani dan Kapolsek Medan Timur kompol M Arifin juga datang ke lokasi. Rudi mengakui penggerebekan itu dilakukan anak buahnya.
Namun, Rudi belum dapat memastikan penyebab meninggalnya Gazali. "Mungkin orang tuanya melihat pada saat anaknya yang kita duga ada terlibat penyalahgunaan narkoba. Anggota kita pada saat membawa, jadi masyarakat menghalangi sedikit, bukan masyarakat sini," katanya.
Rudi mengatakan, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan mendalam terkait kejadian itu. Para petugas yang ada di TKP juga akan diperiksa.
"Kita lakukan pemeriksaan dulu, artinya supaya clear dulu, minta keterangan dulu siapa yang di tempat kejadian," ucapnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Palembang inisial OS (30) dilarikan ke rumah sakit akibat dibacok petugas Linmas, RV (40).
Baca SelengkapnyaKapolsek Pasar Minggu, Kompol Anggiat Sinambela membenarkan adanya kejadian penyanderaan bocah itu. Kepolisian menyebut pelaku merupakan ayah korban sendiri.
Baca SelengkapnyaSeorang anak perempuan berinisial S (4) menjadi korban penyanderaan oleh seorang pria tua.
Baca SelengkapnyaMuhammad Gabriel (3), warga Tamansari, Kota Tasikmalaya mengalami nasib nahas setelah kepalanya tersangkut di dalam kaleng biskuit.
Baca SelengkapnyaProses Hukum Pria Tua Pukul Anak Kandung hingga Tewas di Bekasi Dihentikan, Ini Alasannya
Baca SelengkapnyaPelepasan kaleng berlangsung dramatis selama kurang lebih 10 menit.
Baca SelengkapnyaPria itu terlihat memegang pisau dan ditempelkan ke leher bocah. Sang anak hanya bisa menangis ketakutan
Baca Selengkapnya