Geger Kuburan Bansos di Depok
Merdeka.com - Video berdurasi 6 menit 47 detik yang memperlihatkan penemuan bantuan sosial (bansos) dikubur di Kota Depok, Jawa Barat membikin geger. Berbagai spekulasi muncul, polisi pun bergerak mengumpulkan sejumlah informasi terkait kasus ini.
Kuburan bansos itu ditemukan di lahan kosong, Jalan Tugu Jaya, Kelurahan Tirta Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Lokasi itu sehari-hari diketahui sebagai area parkir mobil perusahaan ekspedisi PT JNE.
Viralnya temuan ini membuat warga yang penasaran datang ke lokasi. Mereka ramai-ramai ingin melihat langsung bansos yang dikubur.
-
Di mana lokasi kuburan yang viral itu? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Bagaimana video korban tersebar? Setelah handphone selesai diperbaiki, selang beberapa hari sejumlah rekaman video syur milik korban bersama seorang pria beredar di media sosial dan menjadi viral.
-
Apa yang viral di media sosial tentang kuburan itu? Tengah viral di media sosial tentang penemuan kuburan yang berada di jalanan gang sempit.
-
Apa yang ditemukan di kuburan massal itu? Selain itu, para ilmuwan menemukan berbagai artefak pemakaman, seperti lebih dari 100 gelang dan 27 manik yang terbuat dari cangkang, vas keramik, mangkuk, piring, periuk, kendi kecil, gelas kimia, pot tanah liat, cangkir air, botol, dan toples.
-
Siapa yang dimakamkan di video viral tersebut? Aun bin Abdullah adalah keponakan Husein, yang dipercayai oleh orang-orang Muslim Syiah sebagai penerus sah Nabi Muhammad.
-
Siapa yang dimakamkan di video viral? Sebuah video dua anak kecil berkunjung ke makam sang ibu viral di TikTok.
Beras dari Bulog
Sementara polisi juga bertindak. Mereka memeriksa sejumlah pihak yang mengetahui ihwal penguburan bansos.
Keterangan awal diperoleh polisi, bansos yang dikubur merupakan bagian dari penugasan pemerintah kepada Bulog. Perusahaan pelat merah ini ditugasi untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak Covid-19 pada tahun 2020.
Bulog kemudian melelang distribusi bansos yang ditugaskan kepada mereka. PT DNR yang menjadi pemenang tender.
Untuk distribusi bansos dari Bulog kepada masyarakat, PT DNR bekerja sama dengan perusahaan jasa ekspedisi PT JNE. Pihak JNE bertanggung jawab atas pengiriman paket beras ke penerima yang namanya sudah ada dalam list sesuai data dari pemerintah.
"Jumlah beras yang dikirim oleh PT JNE dalam kontraknya dengan PT DNR sebagai pemenang vendor dari pemerintah sekitar ratusan ribu ton," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan di Mapolda Metro Jaya, Senin (1/8).
Beras Rusak karena Hujan
Sesuai instruksi PT DNR, pihak JNE menjemput langsung bansos ke Gudang Bulog di Pulogadung, Jakarta Timur. Pada proses inilah terjadi kerusakan beras.
Perwakilan JNE yang diperiksa polisi, Samsul Jamaludin memaparkan, beras yang diangkut rusak akibat diguyur hujan.
"Pada saat pengambilan beras di Pulogadung ini mengalami di perjalanan akibat cuaca hujan deras sehingga beras dikatakan dalam kondisi rusak," sebut Zulpan.
Pihak JNE bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi. Sebagaimana keterangan Samsul Jamaludin, ada pergantian setara dengan bantuan sosial.
"Menurut keterangan pihak JNE dikarenakan basah akibat kesalahan operasional pihak JNE, maka mereka mengganti dan tidak dibebankan kepada pemerintah, dan atas kejadian ini mereka mengatakan telah melakukan pembayaran ke pemerintah," ujar dia.
Namun, keterangan Samsul kepada polisi belum dilengkapi data-data atau dokumen resmi. "Mereka menganggap beras itu sudah jadi milik PT JNE karena telah mengganti kepada pihak pemerintah. Ini keterangan belum didukung dokumen. Jadi baru keterangan secara lisan tentu akan didalami dari pihak JNE," jelas Zulpan.
Penyelidikan masih Berlanjut
Zulpan mengatakan, penyelidik masih mendalami pengakuan dari Samsul Jamaludin termasuk penerima yang mendapat pergantian beras yang basah tersebut.
"Nah untuk ini pun kita masih perlu pendalaman terkait dokumen dan orang-orang yang siapa yang menerima," katanya.
Rencananya, beberapa pihak terkait, termasuk dari Bulog, Kementerian Sosial, dan PT JNE, akan kembali menjalani pemeriksaan di Polres Metro Depok pada hari ini, Selasa (2/8).
"Mereka janjikan akan membawa data," ujar Zulpan.
Data dan dokumen pendukung dari pihak-pihak yang akan diperiksa diharapkan dapat membuat kasus ini terang-benderang. Publik yang sudah terlanjur geger ingin mendapat informasi yang lengkap dan sebenar-benarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belum diketahui pasti penyebab ketujuh mayat itu ditemukan tewas mengambang di kali.
Baca SelengkapnyaWarga membongkar kuburan itu karena menduga ada orang yang menguburkan bayi.
Baca SelengkapnyaBarang bukti tersebut diamankan serta dibawa oleh Tim Gegana Polda Metro Jaya
Baca SelengkapnyaPenemuan mayat itu sedang diselidiki oleh Polrestabes Medan dan Bidang Dokkes Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumut.
Baca SelengkapnyaKlaim penemuan kuburan massal dan tengkorak di Pondok Pesantren Al Zaytun adalah tidak benar alias hoaks.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan dupa dan senter saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Baca SelengkapnyaSejumlah fakta terungkap saat polisi menyelidiki penemuan mayat pria dalam toren air tersebut.
Baca SelengkapnyaSuasana Kali Bekasi tepatnya di titik kawasan Jatiasih Pondok Gede mendadak ramai petugas, Minggu (22/9).
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan 14 jenazah di Kota Padang keluar dari kubur karena terbawa oleh tanah longsor yang menerjang area pemakaman tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi belum berani membenarkan bila korban diduga diperkosa sebelum dibunuh.
Baca SelengkapnyaBeredar video kerusakan yang diklaim akibat gempa Tuban, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaBerawal Air Rumah Keruh dan Berbau, Sutrisno Kaget Temukan Ada Mayat dalam Toren Sudah Membusuk
Baca Selengkapnya