Gempa Vulkanik di Bromo Meningkat Sejak Pertengahan Juli
Merdeka.com - Meski terjadi erupsi pada Jumat lalu, kunjungan wisatawan Gunung Bromo tidak mengalami penurunan. Kepala Resort Lautan Pasir Gunung Bromo TNBTS Subur Hadi Harihandoyo menuturkan, saat ini wisata Gunung Bromo tidak ada penutupan.
"Untuk kunjungan wisatawan tetap siginifikan, meski kemarin sempat terjadi letusan pada kawah gunung Bromo," kata Subur, Sabtu (20/7).
Dia juga menyebutkan selama terjadi letusan kemarin dari erupsi gunung Bromo, terjadi suara gemuruh dan mengeluarkan batu pijar dari mulut kawah dan jatuh di radius 500 meter dari mulut kawah. Sedangakan abu vulkanik mengarah ke wilayah Poncokusumo Malang.
-
Kapan Gunung Bromo ditutup? 'Kawasan taman nasional ditutup pada 21 Juni pukul 00.00 WIB, hingga 24 Juni 2024 pukul 24.00 WIB,' kata Septi dilansir dari Antara, Senin (17/6).
-
Dimana wisata Gunung Bromo berada? Salah satu daya tarik utama di Malang adalah kawasan wisata Gunung Bromo, sebuah keajaiban alam yang menakjubkan dengan pemandangan gunung berapi, lautan pasir, dan langit berbintang.
-
Dimana Gunung Bromo berada? Satu dari banyak daya tarik Jawa Timur adalah Gunung Bromo, sebuah ikon alam yang menakjubkan.
-
Apa yang dilakukan selama penutupan Bromo? 'Kawasan hanya terbuka bagi masyarakat yang akan mengikuti ritual Yadnya Kasada, beridentitas sesuai dengan ketentuan yang tertulis pada surat edaran PHDI Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo,' katanya. Sementara pada 23-24 Juni, lanjutnya, kawasan hanya dibuka untuk masyarakat dan petugas yang berkepentingan dalam melakukan pembersihan kawasan.
-
Kenapa Gunung Bromo Terkenal? Salah satu gunung yang cukup terkenal di Nusantara hingga luar negeri adalah Gunung Bromo. Hal ini pun tak perlu diragukan lagi kebenarannya.
-
Apa yang istimewa dari Gunung Bromo? Gunung Bromo adalah tempat wisata di Probolinggo yang tak hanya terkenal di kalangan wisatawan lokal saja, melainkan juga mancanegara. Ketenarannya disebabkan oleh keindahan pemandangan alamnya yang menakjubkan..
"Saat ini kondisi aktifitas Gunung Bromo mulai berangsur turun. Kami terus berkoordinasi dengan pihak PVMBG," ujar dia.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos pantau Cemoro Lawang, Desa Ngadisari Kecamatan Sukupara, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, secara intens terus memantau aktivitas gunung Bromo pasca terjadi erupsi pada Jumat sore.
Kepala Pengamatan PVMBG pos pantau Gunung Bromo Wahyu Adrian Kusuma mengatakan, aktivitas gunung Bromo saat ini sudah berangsur normal dibandingkan dengan kondisi Bromo saat erupsi pada Jumat, 19 Juli 2019.
"Potensi tentang erupsi pihaknya akan intens melakukan pemantauan energi di dalam kawah gunung Bromo," tuturnya.
Sejak pertengahan Juli 2019 terjadi peningkatan gempa vulkanik gunung Bromo. "Ditambah lagi dengan adanya getaran gempar tektonik yang terjadi di selatan pulau Bali beberapa waktu lalu," katanya.
Wahyu mengaku, dengan ada hal itu, secara otomatis tekanan kawah di dalam gunung Bromo mengalami peningkatan. "Dari sinilah akhirnya pada Jumat sore kemarin Gunung Bromo mengalami erupsi," tegasnya.
Kondisi kawah gunung Bromo saat ini sudah mulai berangsur normal dengan tremor dominan 1 milimeter. Sedangkan embusan asap sesekali terlihat dengan ketinggian 50 sampai dengan 300 meter mengarah ke barat daya, barat dan barat laut.
"Gunung Bromo saat ini berada di level II tetap waspada dengan tidak mendekati radius 1 kilometer dari bibir kawah," ujarnya.
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sarif Hidayat mengatakan, kejadian lahar dingin di kaldera yang terjadi pada Jumat sore 19 Juli 2019, tidak terkait langsung dengan aktivitas erupsi Gunung Bromo.
"Berdasarkan keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM, banjir di kawasan kaldera Gunung Bromo karena air hujan merupakan fenomena alam yang biasa. Sehingga bukan lahar dari material magma Gunung Bromo," kata dia.
Berdasarkan tanggapan dari PVMBG, lanjut dia, kejadian banjir diakibatkan karena hujan yang terjadi di sekitar kaldera Tengger dan puncak Gunung Bromo bersamaan dengan kejadian erupsi yang menghasilkan abu vulkanik.
"Selain itu, morfologi kaldera Tengger merupakan topografi rendah yang dikelilingi oleh perbukitan sehingga jika terjadi hujan, aliran air akan bergerak ke arah dasar kaldera," tuturnya.
Ia menjelaskan, endapan batuan di sekitar perbukitan kaldera Tengger dan puncak Gunung Bromo umumnya terdiri dari produk jatuhan yang bersifat lepas, sehingga akan mudah tergerus oleh air hujan.
Pengamatan cuaca sejak tanggal 1 hingga 18 Juli 2019 umumnya cuaca di sekitar Gunung Bromo cerah, berawan hingga mendung. Namun pada tanggal 19 Juli 2019 pukul 16.43 WIB, tercatat satu kali hujan gerimis dan curah hujan tercatat di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo sebesar 0,4 mm.
Aliran banjir berasal dari sisi barat daya lereng Gunung Bromo memutari Gunung Batok ke arah barat, dan getaran banjir terekam di seismograph dengan amplitudo maksimum 1 mm dan lama gempa 3 menit 20 detik.
"Peningkatan aktivitas Gunung Bromo berbarengan dengan kondisi hujan yang menimbulkan aliran sungai sesaat pada Jumat sore, sehingga muncul aliran seperti sungai dan seperti biasa tidak berlangsung lama, sehingga itu fenomena alam yang biasa," katanya.
Sarif mengatakan, Gunung Bromo masih tetap dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara pascaerupsi. Namun petugas TNBTS mengimbau kepada semua wisatawan untuk tetap mematuhi rekomendasi batas aman radius 1 kilometer dari kawah aktif untuk keselamatan pengunjung.
"Sejumlah petugas juga berjaga di kawasan kaldera Gunung Bromo dengan tetap memantau aktivitas gunung api yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl itu," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait dengan tata cara penjadwalan ulang, akan diinformasikan lebih lanjut oleh Balai Besar TNBTS.
Baca SelengkapnyaPenutupan tersebut dilakukan untuk kelancaran proses pemadaman dan keamanan pengunjung akibat kebakaran yang terjadi pada 6 September 2023.
Baca SelengkapnyaSebagian kawasan Bromo ditutup karena kebakaran hutan dan lahan. Ini potret terbarunya.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan terjadi di kawasan Savana Widodaren kembali kebakaran.
Baca SelengkapnyaPembelian karcis masuk kawasan Bromo dan sekitarnya hanya dapat dilakukan secara online.
Baca SelengkapnyaWisata Gunung Bromo ditutup total akibat kebakaran yang dipicu flare prewedding.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim) berulang kali erupsi pada Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 800 Meter
Baca SelengkapnyaPada 2023 lalu, lokasi yang sama pernah terbakar akibat suar yang dinyalakan pengunjung saat foto prewedding.
Baca SelengkapnyaSesungguhnya di kawasan Gunung Bromo aktivitas perkemahan tidak diperbolehkan.
Baca SelengkapnyaAsap masih ditemukan di sejumlah titik lokasi sehingga terus dilakukan pendinginan.
Baca Selengkapnya