Gibran dan Masa Depan Indonesia di Tangan Millenial
Millenial dianggap menjadi penentu masa depan Indonesia
Millenial dianggap menjadi penentu masa depan Indonesia
Gibran dan Masa Depan Indonesia di Tangan Millenial
Koordinator Relawan PILAR 08 Jakarta dan Kepala Sekolah Pemimpin Muda Andalusia, Nuril Anwar mengatakan, Indonesia di masa depan, khususnya dalam mewujudkan Indonesia emas tahun 2045 ditentukan oleh anak muda hari ini. Kata Nuril, kesuksesan Indonesia di masa depan dapat diukur berdasarkan kesuksesan anak muda saat ini.
Anak muda yang dimaksud Generasi Y, atau lebih dikenal sebagai Generasi Milenial, yang lahir antara tahun 1977 dan 1998.
Generasi Y berusia 24-45 tahun pada tahun 2022. Generasi Y menjalani masa dari sebelum perkembangan IPTEK hingga memasuki awal perkembangan teknologi dan sampai kepada kepesatan teknologi seperti saat ini.
Nuril mengatakan, generasi Y banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, instant messaging, dan media sosial lainnya seperti Facebook Twitter, dan Instagram.
Berbagai perubahan dan perkembangan yang dialami, menjadikan generasi milenial memiliki karakteristik percaya diri, berani, optimis, ekspresif, bebas dan menyukai tantangan.
“Mereka juga menggunakan kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru. Generasi ini menyukai lingkungan yang santai dan dapat melakukan beberapa hal dalam waktu bersamaan (multitasking),” kata Nuril.
Menurut Nuril, kemampuan kaum milenial dalam menjalankan fungsi sosial yang baik, dapat berimplikasi pada kemajuan suatu bangsa.
Dengan demikian, suatu bangsa sangat berkaitan dan bergantung pada peranan anak mudanya, yang menjadikannya sebagai komponen urgen pada proses pembangunan bangsa Indonesia maupun penerus bangsa.
"Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, anak muda selalu memiliki peran yang sangat strategis di setiap peristiwa penting," kata Nuril.
“Misalnya ketika memperjuangkan kemerdekaan dari para penjajah, mereka berbuat yang terbaik dan rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta tetap mempertahankan identitas nasional di atas identitas diri,” tambah Nuril.
Kata Nuril, pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan kehendak rakyat.
Anak muda akan selalu menjadi people make history (orang yang membuat sejarah) di setiap zamannya.
Lebih lanjut, ujar Nuril, generasi emas tahun 2045 merupakan sebuah gagasan sebagai langkah mempersiapkan generasi muda Indonesia saat ini yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi.
Nuril menambahkan, pada lingkup nasional, seorang pemimpin yang membuat kebijakan harus mampu mengikuti perkembangan zaman untuk kepentingan bangsa itu sendiri.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, untuk mencari kepemimpinan yang sesuai dengan generasi muda saat ini tidaklah mudah.
“Karena seorang pemimpin harus menyesuaikan dengan orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini proses-proses dalam pemilihan pemimpin sangatlah harus diperhatikan. Sehingga mampu mengarahkan dan memberikan gebrakan-gebrakan baru dalam memanfaatkan generasi muda yang sedang bertumbuh pesat,” tegas Nuril.
Nuril mengatakan, apabila jumlah penduduk usia muda yang sangat besar disiapkan dan dikawal dengan baik, maka dapat melahirkan pemimpin milenial Indonesia yang mandiri dan mempunyai kualitas tinggi.
Generasi pemimipin milenial yang berkualitas, harus diberikan kesempatan untuk mengambil peran penting sebagai ‘policy maker’ (pembuat kebijakan).
Generasi pemimpin milenial yang berkualitas adalah generasi yang memiliki kreatifitas yang tinggi.
“Sebaliknya, jika usia muda tidak dapat digunakan dengan maksimal, maka dapat menimbulkan bencana dan petaka,” tutur Nuril.
Selanjutnya, kata Nuril, di era modern yang penuh gejolak, transformasi politik menjadi aspek penting dalam pembangunan suatu negara.
Transformasi tersebut menyebabkan peningkatan jumlah pemimpin muda yang muncul sebagai figur potensial untuk mengambil peran kepemimpinan utama, termasuk dalam kapasitas sebagai calon wakil presiden.
Kata Nuril, para pemimpin muda diakui dapat menjadi agen perubahan yang mampu memberikan perspektif baru, inovasi dan tanggap terhadap tuntutan zaman, serta membawa harapan untuk menciptakan pemerintahan yang lebih dinamis dan relevan dengan kebutuhan masyarakat yang notabene dibanjiri oleh kaum muda.
Nuril lebih dalam menjelaskan, reformulasi pemimpin muda sebagai calon pemimpin negara menarik perhatian serius, mencerminkan perubahan paradigma dalam pilihan kepemimpinan dan partisipasi politik di berbagai negara, termasuk Indonesia.
“Calon pemimpin muda juga mencerminkan respon terhadap tuntutan zaman, di mana kepentingan dan keterlibatan pemilih khususnya generasi muda semakin terhubung dengan pemimpin yang mampu memahami dan merespon tantangan masa kini,” tegas Nuril.
Dalam dinamika kehidupan demokrasi Indonesia saat ini, tambah Nuril, terdapat fenomena politik yang menandai semakin terbukanya masyarakat terhadap kemungkinan munculnya pemimpin muda.
Sejumlah tokoh muda yang terlibat aktif dalam isu kepemimpinan dan kebijakan publik mendapat penilaian positif dari masyarakat, dan diakui memiliki kompetensi dan kapabilitas yang memadai meski usianya masih terbilang muda.
Fenomena ini mencerminkan perubahan pandangan masyarakat terhadap kualitas kepemimpinan, di mana keterlibatan dan kontribusi individu lebih diutamakan dibandingkan faktor usia semata.
Hal ini menjadi bukti pergeseran dinamika politik yang menggali potensi dan kualifikasi pemimpin dari berbagai kelompok umur dalam konteks demokrasi Indonesia.
Ada satu adagium Arab yang populer di Indonesia tentang anak muda. Bunyinya kira-kira begini, “Syubbanul yaum, rijalul ghad”. Artinya, orang muda hari ini adalah tokoh masa depan.
“Ungkapan ini terkait pentingnya peran dan kontribusi anak muda dalam memimpin masa depan. Dengan kata lain, perkembangan dan kualitas anak muda hari ini akan berdampak besar pada arah dan kemajuan masyarakat di masa yang akan datang,” kata Nuril.
Menurut Nuril, anak muda mewakili generasi yang akan mewarisi tongkat estafet dari para pendahulu, melanjutkan perjalanan peradaban manusia, dan membawa perubahan yang akan membentuk bangsa yang lebih baik.
Di tengah dinamika global yang semakin kompleks dan perubahan teknologi yang pesat, peran pemuda menjadi semakin penting dalam mengarahkan arah perkembangan bangsa.
“Tak bisa dipungkiri, setiap era peradaban manusia, peran anak muda telah menjadi kunci utama dalam membentuk dan mengarahkan arah masa depan. Anak muda memiliki energi, semangat, dan ide-ide segar yang memungkinkan mereka untuk menjadi katalisator perubahan yang signifikan dalam masyarakat,” terang Nuril.
Para kaum muda ini mengisi Indonesia dengan cerita heroik dan luar biasa. Lihat Soekarno, Hatta, M Yamin, Sjahrir, Moh Hatta dan anak muda lainnya.
Generasi anak muda merupakan harapan sebagai penerus yang akan melanjutkan estafet perjuangan kepemimpinan bangsa di masa depan.
Adapun kesempatan menjadi pemimpin bangsa dari kalangan muda saat ini yang sedang berjuang dalam mewakili generasi muda Indonesia untuk memajukan dan mensukseskan Indonesia di masa depan ialah Gibran Rakabuming Raka.
"Merupakan pemuda yang sukses dalam berwirausaha dan berpolitik di Kota Solo, langkahnya mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden RI tahun 2024-2029 merupakan representasi dari generasi milenial yang berani dan percaya diri," tegas Nuril.
Nuril berharap, calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka dapat memenangi kontestasi nasional sebagai cawapres dan mampu menginspirasi anak muda di masa depan sebagai penerus generasi bangsa yang mampu mewujudkan kepentingan nasional, berintegritas, berperan aktif dalam mempertahankan eksistensi bangsa.
“Serta membentuk karakter positif melalui pemahaman dan pengamalan nilai-nilai dalam Pancasila,” tutup Nuril.