GKR Hemas: Dana bagi hasil pusat dan daerah perlu dikaji
Merdeka.com - Kabupaten Belitung di kenal dengan tambang timah untuk sumber daya alamnya. Tapi dari segi ekonomi warga pulau laskar pelangi itu masih jauh dari hasil yang didapatkan dari sumber daya alamnya.
Hal itu dikemukakan Bupati Belitung Sahani Saleh di hadapan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas di Rumah Dinas Bupati Belitung, Sabtu (14/12). Menanggapi hal itu GKR Hemas meminta agar hal itu tetap diperjuangkan
"Kabupaten Belitung ini punya sumber daya alam yang potensial. Hasil sumber daya alam yang diterima pemerintah pusat harus diperjuangkan untuk dikembalikan dengan persentase yang sesuai ke Belitung untuk kesejahteraan warga di sini. Sebelumnya kami di DPD gagal memperjuangkan itu dan itu harus diperjuangkan terus untuk persentase yang dikembalikan ke daerah," kata GKR Hemas.
-
Di mana akses terhadap layanan kesehatan tidak merata? Namun, sayangnya tidak semua daerah mendapatkan akses yang memadai terhadap layanan tersebut. Masalah infrastruktur dan jangkauan ke fasilitas kesehatan menjadi kendala, sehingga banyak masyarakat yang tidak dapat memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia.
-
Kenapa Kementan fokus di Blora untuk Gernas? 'Wilayah-wilayah ini merupakan sentra produksi pertanian terbesar di Indonesia. Apalagi BMKG juga menyebut, El-Nino tahun ini akan lebih kering dari fenomena El-Nino pada tiga tahun lalu,' tambah Mentan SYL.
-
Dimana saja internet belum merata? Masalah pemerataan dan kecepatan itu ya memang harus dilakukan secara paralel gitu ya. Kalau pemerataan itu kan memang masih ada 20 persen dari wilayah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan-red) yang belum mendapatkan internet dengan bagus gitu ya, bahkan juga masih blank spot.
-
Bagaimana kualitas pendidikan yang tidak merata berdampak pada literasi? Kualitas pengajaran di sekolah-sekolah yang terpencil atau kurang berkembang sering kali tidak sebaik di kota-kota besar, sehingga siswa di wilayah tersebut tidak mendapatkan pendidikan yang optimal.
-
Kenapa pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran diprediksi kurang maksimal? Hal itu, dikarenakan Prabowo berencana akan menggelontorkan dana untuk pembangunan IKN sebanyak Rp16 triliun per tahun.
-
Siapa yang memprediksi pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran kurang maksimal? Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi upaya proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan dilanjutkan presiden terpilih Prabowo Subianto tidak akan maksimal.
GKR Hemas menuturkan, dari kunjungannya dari berbagi daerah di Indonesia, kondisi daerah yang berada di luar Jawa menurutnya perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh pemerintah pusat. Apalagi terkait dana yang diterima pusat dari retribusi dan hasil pengelolaan sumber daya alam dalam pengembaliannya belum maksimal ke daerah.
"Di luar Jawa ini membutuhkan perhatian lebih besar lagi. Memang pemerintah pusat untuk dananya datang dari retribusi daerah. Tapi saya berharap ada keseimbangan dari dana yang diterima pusat dan dana yang dikembalikan ke daerah untuk dikelola kembali. Dengan dana itu kita bisa gunakan untuk perbaikan pendidikan dan kesehatan masyarakat dan itu harusnya bisa diambil dari dana bagi hasil itu," terang Hemas.
GKR Hemas menjelaskan, usaha DPD akan terus dilakukan agar upaya dana bagi hasil antara daerah dan pusat bisa dilakukan dengan persentase yang sesuai.
"Bagaimana dana bagi hasil itu ke daerah itu harus bisa dikembalikan sesuai dengan sumber daya alam yang sudah diterima hasilnya ke pusat. Seharusnya dikembalikan lagi ke daerah untuk mensejahterakan masyarakatnya. Sehingga alamnya sudah dikelola dan diterima hasilnya kemudian itu dikembalikan ke daerah," terang Hemas.
Meski begitu menurut GKR Hemas, hal itu juga perlu dikaji ulang dengan melihat daerah yang tidak memiliki sumber daya alam. Menurutnya memang harus tetap ada subsidi silang dari pusat.
Namun GKR Hemas menilai, untuk bagi hasil dana dari pusat dan daerah itu perlu kajian lebih dalam lagi. Menurutnya bagi hasil uang dari hasil yang dikembalikan pusat di daerah juga akan percuma bila pengelola dan masyarakatnya tidak dipersiapkan.
"Tentu untuk mengembalikan dana bagi hasil ini juga harus dipersiapkan masyarakatnya untuk mengelola dana dari pusat yang akan dikembalikan kepada daerah. Jadi kalau tidak siap, ya sama saja dana itu tidak akan bisa didistribusikan untuk perbaikan kesejahteraan penduduknya," paparnya. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menyinggung bahwa anggaran tersebut banyak digunakan untuk hibah-hibah yang arahnya ke politik.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, uang yang ada malah dipakai untuk hibah-hibah politis.
Baca SelengkapnyaTerbatasnya pendapatan tersebut dipengaruhi masih rendahnya kekuatan pajak daerah (local taxing power) di sebagian besar daerah.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mengungkapkan kendala kesejahteran rakyat (kesra) karena kurangnya sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah.
Baca SelengkapnyaKadin Indonesia berharap para capres-cawapres bisa menyoroti isu-isu pentung di daerah.
Baca SelengkapnyaMisbakhun berpendapat soal pentingnya sinergi antara BPK dan DPD demi mengawal desentralisasi fiskal.
Baca SelengkapnyaKaltim sebagai salah satu provinsi terkaya di Indonesia dengan APBD yang masuk lima besar nasional.
Baca SelengkapnyaPanja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI menyampaikan lima kesimpulan terkait masalah anggaran pendidikan
Baca SelengkapnyaPerlu ada integrasi yang serius dalam pengelolaan sampah di daerah
Baca Selengkapnya