'Gunung' sampah masih terlihat di sejumlah lokasi di Kota Bogor
Merdeka.com - Empat hari usai aksi blokade atau pengadangan terhadap truk pengangkut sampah oleh masyarakat yang tergabung dalam sekretariat bersama (Sekber) Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Massa se-Bogor Barat, tumpukan sampah masih terlihat menggunung di sejumlah titik di Kota Bogor, Jumat (29/01).
Tumpukan sampah hingga meluber ke badan jalan itu terjadi di Jalan Roda, Kelurahan Babakan Pasar, Bogor Tengah; Jalan Raya Tajur, Bogor Selatan; Jalan Pandu Raya, Bogor Utara; Jalan Jenderal Sudirman-Ahmad Yani, Tanah Sareal; dan Jalan Raya Bubulak, Bogor Barat, Kota Bogor.
Bahkan di Jalan Roda, sampah yang sebagian besar berasal dari Pasar Bogor terlihat berserakan. Padahal mulai hari ini, truk sampah dari Kota Bogor sudah bisa kembali membuang tempat pembuangan akhir (TPA) Galuga, Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
-
Dimana lokasi sampah menumpuk? Berdasarkan data di situs resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Yogyakarta, per bulan Juni lalu total sampah yang diproduksi warga bisa sekitar 5.000 ton yang tersebar di beberapa titik di Kota Yogyakarta. Itulah mengapa, beberapa depo seperti Mandala Krida sempat penuh hingga mengganggu warga sekitar.
-
Dimana sampah sembarangan dapat ditemukan? Sampah memang tidak hanya buruk bagi lingkungan. Apalagi dengan kebiasaan buruk yang masih dilakukan banyak orang dengan membuang sampah sembarangan.
-
Dimana sampah menumpuk? Dalam salah satu unggahan Instagram @merapi_uncover, terdapat unggahan yang menampilkan tumpukan sampah di tepi Jl. KH. Ahmad Dahlan, Ngampilan, Kota Yogyakarta.
-
Di mana sampah plastik mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Kenapa sampah di Kota Jogja dibiarkan menumpuk? Viral Tumpukan Sampah Sepanjang 50 Meter di Kota Baru Jogja, Begini Kondisinya Sekarang Penanganan sampah yang lambat dari pihak terkait mendapat kritikan dari warganet.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
"Sebetulnya sejak hari Senin, sampah ini dibiarkan menumpuk berserakan dibiarkan begitu saja. Kalau TPS yang dekat ke Pasar Bogor saya lihat sudah diangkut. Tapi ini belum juga," kata Emul (28), warga Belong, Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jumat (29/01).
Sebab selain baunya yang menyengat, tumpukan sampah itu juga mengganggu pemandangan. "Ini kan jalan ramai, yang biasanya terlihat bersih sekarang Jadi kumuh kelihatannya. Sampahnya juga hampir ke tengah jalan, saya harap Pemkot segera mengangkut sampah. Seharusnya dimaksimalkan truk kosong yang terparkir di Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor," ujarnya.
Sementara itu, di halaman Kantor DKP Kota Bogor yang selama tiga hari ini dipadati truk bermuatan sampah, pada Jumat (29/01) sudah tidak terlihat lagi. Sebab sejak aksi blokade truk sampah yang hendak membuang ke TPA Galuga, Senin (25/01) hingga Kamis (28/01) membuat 116 truk sampah milik DKP Kota Bogor tak bisa beroperasi dan terpaksa harus parkir dengan sarat muatan penuh di sejumlah titik, di antaranya di halaman parkir Kantor DKP.
Shyla, (26) staf DKP Kota Bogor mengaku bersyukur aksi blokade truk bermuatan sampah berakhir, sehingga di kantornya tidak lagi tercium aroma busuk menyengat hidung dan mengganggu kinerjanya.
"Alhamdulilah sekarang udah nggak ada lagi truk bermuatan sampah parkir di kantor, jadi kerja bisa fokus," ungkapnya.
M Ridwan (34), tukang parkir di Air Mancur, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bogor mengaku pihaknya terganggu dengan tumpukan sampah yang belum terangkut.
"Kan hari ini kalau tidak salah sudah bisa membuang lagi ke TPA Galuga. Tapi kenapa, sampah masih menumpuk. Saya harap, petugas kebersihan secepatnya mengangkut. Karena mengganggu bau busuknya," ungkapnya.
Usai dibuka kembali blokade truk sampah, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto didampingi Kepala DKP Kota Bogor Irwan Ryanto mengunjungi warga sekitar TPA Galuga, Jumat (29/01). Dalam kesempatan itu, Bima berdialog dengan warga Desa Galuga khususnya Kampung Pasir Jaya, Desa Cijujung dan Desa Dukuh. Mereka yang sebagian besar menjadi pemulung mengeluhkan aksi blokade truk sampah yang terjadi selama empat hari itu.
"Aspirasi kita masyarakat kita tampung. Baik yang pro maupun kontra, silakan melaksanakan aksi. Tapi jangan sampai ada kepentingan yang merugikan semua pihak, pemerintah tidak boleh kalah oleh kepentingan-kepentingan seperti itu," tutur Bima.
Sementara itu, Ahmad Yani yang mewakili para pemulung mengungkapkan bahwa warga Galuga menginginkan agar TPA Galuga jangan sampai dilakukan penutupan.
"Keinginan kami cukup sederhana. Perbaiki serapan air yang berasal dari pengolahan tumpukan sampah yang masuk dan mengalir ke pemukiman warga dan kompensasi bagi warga Galuga serta sekitarnya," tutur Ahmad.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Geger Sampah Warga BSD Tangerang Dibuang Ilegal Bikin Warga Bogor Resah, Polisi Turun Tangan
Baca SelengkapnyaSejumlah pemuda Bangkalan bersih-bersih area jembatan Serdang dan kewalahan mengangkut gunungan popok bayi.
Baca SelengkapnyaSebuah jalan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat menjadi sorotan usai dipenuhi ceceran sampah.
Baca SelengkapnyaMau tak mau, warga bolak balik membersihkan area jalan yang kerap dijadian pengendara sebagai tempat pembuangan sampah liar.
Baca SelengkapnyaLokasi tumpukan sampah tersebut milik Kementerian PUPR yang dikelola oleh PT Jasa Marga.
Baca SelengkapnyaDinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang berjanji sasmpah segera diangkut besok.
Baca SelengkapnyaPetugas juga kesulitan melakukan pemadaman karena tingginya tumpukan sampah yang terbakar, sehingga bagian bawah sulit dipadamkan.
Baca SelengkapnyaAda sampah yang ditinggalkan di rumput, di jalanan, bahkan di pedestrian sekitar kawasan luar Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaDaratan sampah terbentuk di kawasan Hutan Mangrove Muara Angke, Jakarta. Potret memprihatinkan ini sebelumnya viral di media sosial. Simak potret lengkapnya!
Baca SelengkapnyaSampah yang menumpuk di area tersebut sebagian besar terdiri dari sampah rumah tangga.
Baca SelengkapnyaKali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang
Baca SelengkapnyaSampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca Selengkapnya