Hadapi Bonus Demografi 2045, SDM Indonesia Harus Cakap Digital
Kesenjangan pengguna dan kecakapan digital masih terjadi gap yang cukup jauh.
Kemampuan sumber daya manusia (SDM) saat ini dinilai belum cakap digital.
Hadapi Bonus Demografi 2045, SDM Indonesia Harus Cakap Digital
Indonesia akan menghadapi bonus demografi dalam beberapa tahun ke depan. Namun, kemampuan sumber daya manusia (SDM) saat ini dinilai belum cakap digital.
Isu dan tantangan menuju Indonesia Emas 2045 itu yang diangkat dalam pelaksanaan Festival TIK tahun 2023 yang digelar 27-28 Oktober lalu di Kampus 4 Universitas PGRI, Kota Semarang.
'Manunggaling Kawula Digital' menjadi tema utama. Koordinator Literasi Digital Kemenkominfo Bambang Tri Santoso menjelaskan, tema yang diangkat identik atau ikon yang ada di daerah yang menjadi tuan rumah festival.
"Kita selalu mengangkat potensi daerah, dalam mengangkat tema dalam setiap festival TIK, sebagaimana hal identik di daerah tersebut kemudian dikaitkan dengan teknologi," ujar Bambang.
Bambang juga mengingatkan pentingnya menyiapkan generasi cakap digital saat Indonesia akan mengalami keuntungan demografi pada tahun 2045. Saat itu, penduduk usia produktif akan mendominasi. "Salah-satu yang paling menonjol adalah rendahnya kecakapan digital masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kita akan terus berupaya untuk meningkatkan literasi digital dengan membentuk SDM yang siap digital," lanjutnya.
Sementara, Ketua Relawan TIK Indonesia, Fajar Eri Dianto menyampaikan pentingnya menguasai literasi digital dalam menghadapi tantangan ke depan. Terutama dalam empat pilar literasi digital.
Selain itu, peran RTIK pada tahun ini kian vital dalam mengamankan dan menyelamatkan masyarakat dari segala bentuk kekeliruan informasi, seperti hoaks menjelang pemilu tiba. Dia menekankan kepada seluruh RTIK di Indonesia agar mengetahui dan menjadi agen perubahan dalam peningkatan literasi digital yang tepat guna.
"Peran RTIK sangat penting di ruang digital untuk mengamankan dan menyelamatkan masyarakat saat ini, dan juga setiap leader harus tau kebutuhan di daerahnya untuk bisa mengimplementasikan 4 pilar literasi digital," katanya.
Rektor UPGRIS, Sri Suciati menjelaskan pentingnya literasi digital mengingat kesenjangan pengguna dan kecakapan digital masih terjadi gap yang cukup jauh. Ia pun menjelaskan, untuk mencapai kecakapan digital atau memahami literasi digital yang baik ada empat pilar penting yang harus diketahui masyarakat.
"Maka, itulah pentingnya literasi digital, sehingga UPGRIS sangat berterima kasih karena dilibatkan dalam kegiatan yang luar biasa ini (Festival TIK), karena itu, kita akan sudah dianggap memiliki literasi yang baik, jika empat pilar juga sudah dipahami dengan baik, di antaranya digital skill, culture skill, digital ethic skill, dan safety digital skill," paparnya.