Harga Terbaru MinyaKita di Bogor Melejit Tinggi, Ini Penyebabnya
Merdeka.com - Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan mengungkapkan harga minyak goreng dengan merek dagang MinyaKita, mulai menyamai harga minyak goreng premium. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor pun tidak bisa berbuat banyak untuk menstabilkan harga.
Iwan mengungkapkan, pihaknya telah mengonfirmasi langsung 29 kepala pasar yang berada di bawah naungan Perumda Pasar Tohaga. Kata Iwan, para kepala pasar menyebutkan MinyaKita dibanderol dengan harga Rp17 ribu per liter.
"Padahal harga eceran tertingginya itu Rp14 ribu dan sudah tertera di kemasannya. Ini kami juga belum tahu kenapa harganya melonjak. Kami tanya pedagang, kata mereka naik agennya itu harga sudah naik," kata Iwan saat sidak Pasar Cibinong, Senin (20/2).
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Bagaimana Kemendag dorong pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Kenapa Kemendag genjot potensi pasar minyak goreng? 'Kunjungan lapangan tersebut menghasilkan tawaran kerja sama di bidang industri pengemasan minyak goreng Indonesia. Industri pengemasan minyak goreng Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan di pasar regional Timur Tengah dan Afrika,' ungkap Syahran.
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Kata Iwan, Pemkab Bogor akan melaporkan fenomena ini ke Kementerian Perdagangan (Kemdag) untuk ditindaklanjuti. Pasalnya, kebutuhan minyak akan meningkat terutama saat bulan ramadan sebentar lagi.
Iwan pun memerintahkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) dan Perumda Pasar Tohaga mendatangi agen-agen distributor MinyaKita untuk mencari tahu penyebab kenaikan harga MinyaKita.
"Nanti hasilnya kami sampaikan ke provinsi dan pusat. Karena MinyaKita memang diburu oleh masyarakat karena harganya lebih murah dibanding minyak premium. Besok kami konfirmasi langsung ke agen," tegas Iwan.
Sementara Kepala Disdagin Kabupaten Bogor, Entis Sutisna memastikan hanya MinyaKita peredaran di pasaran mulai langka diiringi naiknya harga. Sementara stok minyak curah dan minyak premium cenderung aman dan harga normal.
"Minyak curah aman. Ini yang jadi perhatian MinyaKita karena memang banyak dicari masyarakat," pungkas Entis.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permendag terkait HET MinyaKita telah diharmonisasi pada Kamis (18/7) malam.
Baca SelengkapnyaSaat ini, HET MinyaKita masih ditetapkan sebesar Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaSeharusnya, menurut Zulkifli, pembeli Minyakita adalah pembeli minyak curah.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 10 komponen dalam penghitungan HPP, di antaranya yaitu harga CPO, ongkos angkut pabrik, biaya pengolahan, pengemasan, serta biaya distribusi.
Baca SelengkapnyaPada sisi lain, naiknya harga Minyakita dari Rp14.000 menjadi Rp15.500 dinilai tetap akan lebih murah dari minyak goreng kemasan premium.
Baca SelengkapnyaHarga jual MinyaKita masih dibanderol di bawah harga penjualan minyak goreng kemasan premium. Hal ini demi menjaga keterjangkauan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaKenaikan HET Minyakita masih lebih rendah ketimbang harga minyak goreng premium di pasaran.
Baca SelengkapnyaHarga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita naik menjadi Rp15.700 per liter.
Baca SelengkapnyaPerubahan HET MinyaKita dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaPemerintah bertujuan untuk mendorong peningkatan Domestic Market Obligation (DMO) hanya dalam bentuk Minyakita.
Baca SelengkapnyaKenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatra terjadi di Kabupaten Aceh Besar dengan nilai perubahan IPH 0,97 persen.
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca Selengkapnya