Hashim Blak-blakan Indonesia Bisa Perang Saudara Jika Prabowo Tak Gabung ke Pemerintahan Jokowi
"Kita bisa rusuh dan kemungkinan juga, Indonesia jatuh ke perang saudara," kata Hashim
Hal ini supaya tak ada perpecahan di Indonesia.
Hashim Blak-blakan Indonesia Bisa Perang Saudara Jika Prabowo Tak Gabung ke Pemerintahan Jokowi
Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan alasan Prabowo Subianto bergabung ke pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2019 silam. Hal ini supaya tak ada perpecahan di Indonesia. "Kalau dia tidak ikut dalam pemerintahan Jokowi, kemungkinan besar Indonesia bisa pecah. Kita bisa rusuh dan kemungkinan juga, Indonesia jatuh ke perang saudara" kata Hashim pada acara Relawan Jokowi (REJO) Prabowo Gibran Milenialz di Jakarta Pusat, Rabu (15/11).
Hashim bercerita, banyak pendukung Prabowo yang marah saat itu. Prabowo pun mengakui bahwa pilihan masuk ke kabinet merupakan putusan yang berat.
"Pada saat itu banyak pendukung Prabowo marah sekali, kecewa sekali. Mereka bilang Prabowo pengkhianat. Prabowo meninggalkan perjuangan. Tidak gampang seorang seperti Prabowo mengambil keputusan untuk ikut dalam pemerintahan,"
ujar Hashim.
merdeka.com
Prabowo, kata Hashim, memperkirakan sebanyak 30 juta orang akan pergi meninggalkannya. Namun, ia tak mau Indonesia mengalami perang saudara sehingga Prabowo memutuskan untuk menjadi Menhan.
"Waktu itu dia panggil saya ke ruang kerjanya di rumah. Di Kertanegara kami berempat mata, 'Shim, Shim, saya sudah, putuskan untuk ikut Pak Jokowi.' Saya argumentasi, saya tidak setuju," sambungnya.
Namun, Prabowo meyakininya sehingga Hashim pun memberi restu kepada kakaknya itu untuk bergabung ke pemerintahan.
"Dia (Prabowo) bilang, 'Shim, kamu lihat enggak setiap malam kita lihat perang di Yaman sampai sekarang terjadi, perang di Suriah masih lanjut. Saya enggak mau rakyat kita seperti itu. Kalau saya tidak ikut pemerintahan, ini bisa terjadi di Indonesia,'" imbuh Hashim.