Gerindra: Kalau Enggak Suka Pak Prabowo dan Mas Gibran, Ya Pilih yang Lain
Tidak memaksa rakyat untuk memilih pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, jika tak menyukai keduanya.
Hashim membebaskan masyarakat untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden yang disuka.
Gerindra: Kalau Enggak Suka Pak Prabowo dan Mas Gibran, Ya Pilih yang Lain
Gerindra: Kalau Enggak Suka Pak Prabowo dan Mas Gibran, Ya Pilih yang Lain
Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, tidak memaksa rakyat untuk memilih pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, jika tak menyukai keduanya.
Hashim membebaskan masyarakat untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden yang disuka.
"Kalau tidak suka dengan Pak Prabowo dan Mas Gibran ya pilih yang lain lah. Enggak ada paksaan kok," kata Hashim saat memberikan sambutan di depan anggota Relawan Jokowi (REJO) Prabowo Gibran Milenialz di Jakarta Pusat pada Rabu (15/11).
Dia menambahkan, pilihan masyarakat terbuka untuk menentukan pasangan yang digemari. Sebab, Indonesia negara demokrasi sehingga tak ada paksaan tertentu.
"Indonesia bukan Korea Utara. Indonesia adalah demokrasi. Di Indonesia ada pilihan, kalau tidak suka Prabowo ya sudah lah," ujar Hashim.
"Pak Prabowo mungkin terlalu gemuk, Mas Gibran mungkin terlalu kurus. Yang satu gemoy, yang satu apa. Ya sudah lah, pilih presiden yang bukan gemoy," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Hashim mengaku muak karena partainya selalu dikaitkan dengan isu dinasti politik.
Padahal, kata Hashim, orang yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dinasti politik adalah pelaku dinasti politik pertama di Indonesia.
"Saya muak dengan kritik-kritik dinasti politik. Yang menyerang Pak Jokowi itu siapa? Yang menyerang Pak Jokowi itu dinasti politik pertama di Indonesia sekarang ini," kata Hashim saat memberikan sambutan di depan anggota Relawan Jokowi (REJO) Prabowo Gibran Milenialz di Jakarta Pusat pada Rabu (15/11).
Hashim pun enggan mengungkapkan sosok yang ia maksud. Dia beranggapan para hadirin paham siapa yang ia singgung tadi.
"Dinasti politik pertama di Indonesia yang sekarang masih ada empat generasi itu yang kritik Pak Jokowi. Seharusnya mereka lihat cermin sendiri kalau dia mau kritik, dia harus lihat diri sendiri," ujar Hashim.