Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

ICW: Masyarakat jangan hanya permasalahkan kasus Patrialis Akbar

ICW: Masyarakat jangan hanya permasalahkan kasus Patrialis Akbar Aksi Teatrikal MK. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejumlah LSM yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan Mahkamah Konstitusi (MK) mengadakan aksi teatrikal terkait kasus yang terjadi di MK. Aksi ini melibatkan lembaga-lembaga seperti ICW, Pusako, STIH Jentera, Kode Inisiatif, YLBHI, dan ICJR ini menceritakan tentang seorang hakim yang diselamatkan tim SAR.

Peneliti Hukum ICW Aradila Caesar mengatakan pertunjukan ini untuk membangkitkan kesadaran masyarakat bahwa masih banyak persoalan lain yang lebih penting, dibanding mempermasalahkan terjaringnya salah satu hakim konstitusi, Patrialis Akbar, dalam operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kasus yang dilihat jangan hanya kasus Pak Patrialis. Ada persoalan-soalan lain yang terdapat di Mahkamah Konstitusi misalnya pelanggaran kode etik, pengawasan dan proses rekrutmen yang tidak transparan. Pak Patrialis adalah salah satu hakim hasil rekrutmen yang tidak transparan. Harus dimasukkan mekanisme yang jelas ke dalam UU Mahkamah Konstitusi. Hakim kan seharusnya mempunyai standar moral yang tinggi bukannya menitipkan kerabat dan lain sebagainya," kata Aradila di Jakarta, Minggu (12/2).

Orang lain juga bertanya?

Koalisi berharap dapat mengedukasi publik mengenai persoalan yang ada di Mahkamah Konstitusi dan juga agar pemerintah melihat persoalan ini lebih luas lagi.

"Aksi ini ditujukan untuk menarik perhatian pemerintah agar ada upaya yang konkret untuk membuat Mahkamah Konstitusi lebih terbuka. Harus ada pembenahan terutama mekanisme pengawasan yang ketat dan rekrutmen hakim yang jelas. Revisi UU Mahkamah Konstitusi diperlukan," tambahnya.

Mekanisme yang teratur dengan publik yang dapat berpartisipasi dalam mengawasi hakim-hakim Mahkamah Konstitusi diharapkan dapat diterapkan ke depannya. "Akan jauh lebih baik jika ke depannya publik dapat menguji integritas hakim melalui pemilihan yang terbuka," tutup Aradila.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anwar Usman Soal Putusan MK jadi Sorotan Publik: Harus Dipandang Sebagai Keberkahan
Anwar Usman Soal Putusan MK jadi Sorotan Publik: Harus Dipandang Sebagai Keberkahan

Dia menyebut bahwa putuskan MK itu tak bisa memuaskan semua pihak.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Keras, Rudianto Komisi III Ke Kejagung
VIDEO: Keras, Rudianto Komisi III Ke Kejagung "Bukan Komisi Teri"

Dia meminta agar pendekatan hukum termasuk korupsi di dalamnya ini dapat diluruskan dan dimurnikan.

Baca Selengkapnya
Pesan Habib Luthfi ke Masyarakat: Jangan Besarkan Masalah Akhirnya Ganggu Kinerja Polri
Pesan Habib Luthfi ke Masyarakat: Jangan Besarkan Masalah Akhirnya Ganggu Kinerja Polri

Menurut Habib Luthfi, sampai saat ini Polri telah berhasil menjaga stabilitas keamanan selama gelaran Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
PKB Tegur Anggota DPR Hasbiallah Ilyas: OTT Bukan Kampungan, Ini Instrumen Pemberantasan Korupsi
PKB Tegur Anggota DPR Hasbiallah Ilyas: OTT Bukan Kampungan, Ini Instrumen Pemberantasan Korupsi

Ketua Harian DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ais Shafiyah Asfar memiliki pandangan berbeda dengan Anggota Komisi III DPR RI Hasbiallah Ilyas terkait OTT.

Baca Selengkapnya
Teguran Keras PKB ke Hasbiallah Ilyas: OTT KPK Bukan Kampungan dan Pemborosan
Teguran Keras PKB ke Hasbiallah Ilyas: OTT KPK Bukan Kampungan dan Pemborosan

Menurut dia, OTT memang bukan indikator utama praktik haram korupsi menurun di Indonesia.

Baca Selengkapnya