Identitas Dua Warga Aceh yang Ditembak Aparat di Perairan Malaysia
Penembakan itu terjadi di perairan Tanjung Rhu, Selangor, sekitar pukul 03.00 WIB, Jumat (24/1) lalu.

Lima warga negara Indonesia (WNI) jadi korban penembakan oleh petugas Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM). Dua dari lima WNI itu berasal dari Aceh.
“Kedua korban adalah Andry Ramadhana dan Muhammad Hanafiah,” kata anggota DPD RI asal Aceh, Sudirman, Rabu (29/1).
Berdasarkan informasi yang diterima Sudirman langsung dari salah satu korban dan warga Aceh lainnya di Malaysia, kronologi penembakan itu terjadi di perairan Tanjung Rhu, Selangor, sekitar pukul 03.00 WIB, Jumat (24/1) lalu.
Sudirman menyebut, Andry Ramadhana dan Muhammad Hanafiah adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang unprocedural. Mereka hendak pulang ke Aceh dengan menumpang sebuah kapal.
APMM, tutur Sudirman, mengklaim para WNI ini melakukan perlawanan saat dicegat di perairan Tanjung Rhu hingga petugas kemudian melepaskan tembakan. Seorang WNI asal Riau dalam rombongan itu tewas.
Tindakan APMM, tegas Sudirman, perlu diusut guna pembuktian fakta lapangan yang sebenarnya; apakah sesuai standard operating procedure (SOP) yang berlaku atau adanya tindak pelanggaran oleh petugas APMM tersebut.
Asal Korban
Kedua warga Aceh yang ditembak Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia ini telah beberapa tahun berada di Malaysia.
Andry Ramadhana berusia 30 tahun, merupakan warga Desa Keude Pante Raja, Kecamatan Pante Raja, Pidie Jaya. Dia terluka di bagian lengan usai ditembak APMM.
Sedangkan satu korban lagi Muhammad Hanafiah, 40 tahun, adalah warga Desa Alue Bugeng Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur. Hanafiah tertembak di paha.