Ini ritual-ritual penganut Baha'i
Merdeka.com - Belakangan ini pemerintah Indonesia sedang mengkaji agama baru bernama Baha'i. Agama itu tengah berkembang di tengah masyarakat dan telah menyebar di beberapa kota di Indonesia.
Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin , hingga kini tercatat jumlah pemeluk agama Baha'i di Banyuwangi 220 orang, Jakarta 100 orang, Medan 100 orang, Surabaya 98 orang, Palopo 80 orang, Bandung 50 orang, dan Malang 30 orang.
Informasi dari berbagai sumber yang dikumpulkan merdeka.com, Baha'i masuk ke Indonesia sekitar tahun 1878. Agama itu dibawa oleh dua orang pedagang dari Persia dan Turki, yaitu Jamal Effendi dan Mustafa Rumi.
-
Apa keyakinan utama agama Baha'i? Agama ini adalah agama yang percaya pada satu Tuhan dan mengedepankan kesatuan spiritual bagi seluruh umat manusia.
-
Bagaimana norma agama mengatur perilaku? Misalnya, dalam agama Islam, norma agama mengatur ibadah, hubungan sosial, dan perilaku ekonomi.
-
Apa agama resmi di Maladewa? Islam menjadi agama wajib di Maladewa berdasarkan Undang-Undang Dasar 2008 yang menegaskan bahwa hanya Islam yang diakui sebagai agama resmi negara.
-
Apa tiang utama agama menurut hadits? 'Assholatu 'imaduddin Faman aqomaha waqod aqomaddin Faman tarokaha waqod hadamaddin'. Artinya: 'Sholat adalah tiang agama, barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya dan barangsiapa yang merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya'.
-
Dimana letak rumah ibadah 6 agama di Banyuwangi? Mengutip pariwisatabanyuwangi.com, rumah ibadah enam agama ini terletak berdekatan di tengah-tengah hutan pinus.
-
Bagaimana lembaga agama berfungsi? Lembaga agama adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting atau secara formal, sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Dengan kata lain Lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun) untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu.
Dalam situs resmi agama Baha'i di Indonesia dijelaskan, agama Baha'i adalah agama yang independen dan bersifat universal, bukan sekte dari agama lain. Namun, berapa jumlah pemeluk Baha'i di Indonesia hingga kini belum diketahui dengan pasti.
Sementara itu, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengaku dalam beberapa kesempatan, pihaknya sudah melakukan diskusi dengan beberapa pejabat terkait usulan agama Baha'i di Indonesia.
"Kemarin kami sudah mulai, Pak menteri sudah mengundang buka puasa. Jadi saya kira sudah ada pendekatan-pendekatan untuk merangkul anak bangsa menjadi satu kesatuan yang utuh. Insya Allah," ujar Nasaruddin di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/7).
Menurut Nasaruddin, jika merunut pada aturan yang ada, agama yang resmi diakui tetap hanya ada 6. Namun, dalam proses perjalanan, menurut dia agama merupakan kepercayaan pribadi dengan Tuhannya, dan perlu terus dikaji.
"Sebetulnya kalau kami berdasar pada peraturan yang sesungguhnya, kami harus tunduk pada peraturan dan ketentuan seperti apa. Jadi saya pikir semua ada jalannya," jelasnya.
Untuk itu, meski telah dilakukan diskusi-diskusi, Nasaruddin mengatakan keputusan tergantung pada pemerintahan yang baru nanti. "Kami tunggu nanti kebijakan karena ini perlu proses. Kami tunggu menteri barunya lah. Tapi seperti apa nanti tentu kami beri masukan-masukan."
Penasaran dengan Baha'i?
Berikut sedikit banyak ulasan ritual Baha'i yang dirangkum merdeka.com, Sabtu (26/7):
Ibadah sembayang satu kali sehari
Agama Baha'i dalam kegiatan keagamaannya juga ada sembahyang wajib. Sembahyang ini bisa dilakukan secara perseorangan dan hanya dilakukan satu kali saja selama sehari penuh.
Kegiatan keagamaan lainnya adalah selamatan sembilan belas hari, ada pula kegiatan doa bersama, yang terbuka bagi orang dari semua agama, di mana doa-doa dibacakan dari tulisan suci berbagai agama.
Berkiblat ke Gunung Karmel Israel
Penganut agama Baha'i mempunyai ritual ibadah sembahyang satu kali selama sehari. Sembahyangnya berkiblat ke Gunung Karmel atau Karamel di Israel.
Dalam ajaran Baha'i, sejarah keagamaan dipandang sebagai suatu proses pendidikan bagi umat manusia melalui para utusan Tuhan, yang disebut para "Perwujudan Tuhan". Bahaullah dianggap sebagai Perwujudan Tuhan yang terbaru. Dia mengaku sebagai pendidik Ilahi yang telah dijanjikan bagi semua umat dan yang dinubuatkan dalam agama Kristen, Islam, Buddha, dan agama-agama lainnya.
Baha'i menyatakan mempunyai misi untuk meletakkan pondasi bagi persatuan seluruh dunia, serta memulai suatu zaman perdamaian dan keadilan, yang dipercayai umat Baha'i pasti akan datang.
Berpuasa hanya 17 hari
Selain hanya sembahyang sehari sekali, pemeluk agama Baha'i juga berpuasa hanya 17 hari saja. Beberapa penganut agama ini ternyata juga tercatat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Dasar ajaran Bahai adalah asas-asas keesaan Tuhan, kesatuan agama, dan persatuan umat manusia. Pengaruh dari asas-asas hakiki ini dapat dilihat pada semua ajaran kerohanian dan sosial lainnya dalam agama Baha'i.
Punya 9 hari besar
Dalam agama Baha'i, ada sembilan hari besar yang dirayakan oleh masyarakat Baha'i. Hari-hari besar itu untuk memperingati peristiwa-peristiwa khusus dalam sejarah Baha'i.
Sedangkan rumah ibadah Baha'i dinamakan Mashriqul-Adhkar atau tempat-terbit pujian kepada Tuhan. Tempat itu untuk berdoa, meditasi dan melantunkan ayat-ayat suci Baha'i dan agama-agama lain. Rumah ibadah Baha'i ini terbuka bagi orang-orang dari semua agama.
Sampai sekarang di seluruh dunia ada tujuh rumah ibadah Baha'i, yakni di New Delhi, India; Kampala, Uganda; Frankfort, Jerman; Wilmette, Illinois, Amerika Serikat; Panama City, Panama; Apia, Samoa Barat; dan Sydney, Australia.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini penampakan masyarakat Islam Bonokeling di Banyumas Jawa Tengah. Masih memegang kepercayaan Jawa Kuno.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia, dengan keanekaragaman budaya yang kaya, ada satu keyakinan agama yang mungkin terasa asing bagi beberapa orang yaitu agama Baha'i.
Baca SelengkapnyaPemerintah menilai ormas keagamaan memiliki kontribusi besar dalam pengembangan ekonomi umat.
Baca SelengkapnyaGus Yahya menilai, salam sejahtera yang sering digunakan dalam berbagai tradisi keagamaan tidak selalu dianggap sebagai bagian dari ibadah formal.
Baca SelengkapnyaAgama tertua di Pulau Jawa ternyata bukan Hindu atau Buddha, tetapi kepercayaan terhadap satu Tuhan yang tak terlihat manusia.
Baca Selengkapnya