Jaringan Kiai Santri Ingatkan Klaim Kemenangan Pilpres Upaya Delegitimasi KPU
Merdeka.com - Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) sebut klaim kemenangan Pilpres 17 April 2019 lalu oleh pihak Paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno, sebagai upaya mendelegitimasi peran Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Jangan sampai over acting yang melebihi kapasitasnya, sehingga mendelegitimasi KPU," tegas Sekjen JKSN, KH Zahrul Azhar Asad alias Gus Hans di Posko JKSN, Jalan Diponegoro, Surabaya, Sabtu (20/4).
Gus Hans menambahkan, upaya delegitimasi yang saat ini ramai di media sosial (medsos) itu seperti tidak percaya dan meragukan real count hasil Pemilu 2019 oleh sejumlah lembaga survei yang kredibel, serta melakukan tindakan degradasi pada kinerja KPU RI.
-
Apa yang dilakukan TKN untuk memenangkan Prabowo-Gibran? Gozali mengatakan, berdasarkan sigi sejumlah lembaga survei, hingga saat ini elektabilitas Prabowo-Gibran berada di posisi teratas. LSI menyebutkan elektabilitas Prabowo-Gibran sudah mencapai 50,7%. Dengan begitu, peluang paslon nomor urut 02 memenangkan pemilu dalam sekali putaran terbuka lebar. Karena itu, Gozali mengajak para relawan bersama-sama turun ke masyarakat untuk mensosialisasikan program kerja dan visi misi Prabowo Gibran.
-
Apa yang diklaim Prabowo selama kampanye? Calon Presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto mengaku banyak mendapat nyinyiran dan ledekan bahwa hanya bisa menjual program-program Presiden Joko Widodo saat kampanye Pilpres 2024.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran unggul dalam Pilpres? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
-
Apa yang dilakukan KPU? Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional serta penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024.
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Siapa pemenang Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi suara nasional, pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, berhasil masuk sebagai pemenang Pilpres 2019 dengan perolehan suara lebih dari 85 juta suara atau 55,50% dari total suara sah yang masuk.
"Saya khawatir, ini bukan dimunculkan dari pendukung 01 maupun pendukung 02 tapi ada orang-orang yang memang tidak menghendaki demokrasi di Indonesia," duga Gus Hans.
Lihat juga berita tentang Pilpres 2024 di Liputan6.com
Lebih lanjut, kiai muda pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum, Jombang ini menegaskan, dalam polemik hasil Pilpres 2019 ini, JKSN sebagai lembaga dari unsur kiai dan santri, sekaligus pendukung Jokowi-Ma'ruf, tetap menghargai hasil quick count sebagai hasil karya ilmiah.
"Kami menghargai karya ilmiah yang merupakan science based approach atau mengedepankan keilmuan. Salah satunya adalah quick count. Kami tidak menjadikan quick count sebagai satu-satunya metode, namun menjadi salah satu pegangan kita selama belum ada hitungan lengkap dari KPU," sambung Gus Hans.
Di tempat sama, Ketua JKSN, M Roziqi, juga mengimbau ke seluruh elemen JKSN yang telah berjuang untuk mengawal pasangan Jokowi-Ma'ruf untuk tidak mudah percaya dengan berita-berita yang belum tentu kebenarannya, dan menyebar opini seakan-akan paslon nomor urut 01 kalah.
"Berbagai opini seakan-akan yang mengatakan 01 kalah, perolehannya enggak sesuai quick count, kami mengimbau masyarakat, khususnya Jatim, jangan cepat percaya, mari kita tabayyun dan menunggu hasil KPU yang pada tanggalnya akan mengumumkan hasil real count-nya seperti apa," kata Roziqi.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok relawan ini mengaku belum berdiskusi secara langsung soal gerakan dan perlawanan ini dengan pasangan capres-cawapres.
Baca SelengkapnyaSosok Soenarko, Mantan Danjen Kopassus yang Dulu Bela Prabowo Kini Pimpin Demo Kecurangan Pemilu di KPU
Baca SelengkapnyaDia meminta agar Jokowi dihadirkan ke hadapan masyarakat dan mundur dari jabatannya
Baca SelengkapnyaAtas dasar itu ia bersama dengan puluhan relawan Ganjar-Mahfud menolak hasil pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran memaparkan temuan beberapa skenario hitam.
Baca SelengkapnyaAda juga upaya membenturkan aparat Polri dan TNI dengan masyarakat.
Baca SelengkapnyaRekapitulasi KPU pasangan Prabowo-Gibran menang telak dengan dua digit ketimbang pesaingnya Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud di Jatim.
Baca SelengkapnyaWasis melihat, deklarasi lebih dulu yang dilakukan Pramono-Rano ini membuat marwah KPU menjadi terganggu.
Baca SelengkapnyaDia pun meminta kepada pihak terkait, baik Bawaslu, DKPP, Kepolisian agar menangkal tiga skenario melawan hukum ini.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman menjelaskan modus kecurangan yang dilakukan dengan cara merusak surat suara menggunakan paku di sisi meja saat perhitungan surat suara.
Baca SelengkapnyaTim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo Gibran blak-blakan potensi kecurangan besar pemungutan suara di Malaysia.
Baca SelengkapnyaKeduanya masih bicara tajam mengkritisi proses Pemilu karena diduga banyak kecurangan.
Baca Selengkapnya