Jatim potensi badai La Nina, BPBD ingatkan masyarakat waspada
Merdeka.com - Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengingatkan masyarakat mewaspadai potensi badai La Nina, yang bisa mengakibatkan bencana banjir dan longsor.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur, Achmad Robiul Fuad, potensi turun hujan di bulan November ini, sebagian besar terjadi di wilayah selatan Jawa Timur. Intensitas curah hujan, bahkan mencapai sekitar 151 hingga 500 milimeter.
"Penyebab utama hujan yang mengakibatkan bencana alam adalah badai La Nina. Jadi kita imbau agar masyarakat perlu mewaspadai potensi hujan di Jawa Timur ini," kata Fuad, Rabu (16/11).
-
Dimana saja daerah rawan bencana di Banten? Warga diminta waspada akan kondisi ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan jika di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, Banten masuk kategori daerah prakiraan hujan lebat.
-
Mengapa BMKG memperingatkan warga di Jateng tentang El Nino? Oleh karena itu, lembaga tersebut memperingatkan warga di berbagai daerah, termasuk di Jateng agar waspada terhadap fenomena tersebut.
-
Kapan BMKG memprediksikan hujan akan turun di Jawa-Nusa Tenggara? BMKG menjelaskan pola tekanan rendah di laut China Selatan itu akan berlangsung hingga 3-4 hari ke depan. Namun trennya akan cenderung menurun. Sehingga akan terjadi potensi peningkatan curah hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara mulai 23 Desember 2023.
-
Bagaimana BMKG menjelaskan cuaca panas di Jawa-Nusa Tenggara? Mengutip dari Instagram InfoBMKG, menjelaskan beberapa hal mengapa kondisi cuaca yang panas kembali terjadi. Padahal semestinya musim hujan.
-
Apa dampak cuaca ekstrem di Jateng? Dampak Cuaca Ekstrem Terjang Jateng, Sebabkan Longsor hingga Angin Kencang di Beberapa Tempat Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
-
Kapan cuaca panas ekstrem di Jawa Tengah? Akhir-akhir ini cuaca panas ekstrem melanda beberapa wilayah di Pulau Jawa. Cuaca ekstrem pula melanda Provinsi Jawa Tengah.
Potensi hujan yang terjadi di kawasan selatan Jawa Timur itu, lanjut dia, lebih banyak terjadi di daerah Malang, Pacitan, Madiun, Nganjuk, dan Kertosono. "Untuk wilayah pantai utara, belum semerata di wilayah selatan," lanjutnya.
Sementara sebagian daerah dengan curah hujan rendah sekitar 151 hingga 200 milimeter terjadi di Kabupaten Probolinggo, Ngawi, Tulungagung, Lumajang, Sidoarjo, Bojonegoro, Sampang, Bangkalan, Pamekasan, Pasuruan, Bondowoso dan Banyuwangi, serta beberapaa daerah lainnya.
Untuk daerah dengan curah hujan sedang sekitar 201-300 milimeter dan berpotensi banjir sedang adalah terjadi di Kabupaten Mojokerto, Magetan, Jember, Jombang, Kediri, Pacitan, Ponorogo, Kota Pasuruan, Gresik, Tuban, Surabaya, Lamongan, Sumenep, dan Situbondo. "Banjir yang terjadi di daerah dengan potensi curah hujan sedang ini, sifatnya hanya genangan air," katanya lagi.
Daerah dengan curah hujan tinggi antara 301 hingga 400 milimeter, masih kata Fuad, terjadi di Kabupaten Ponorogo, juga sebagian terjadi di Malang, Nganjuk, Kota Batu, dan Kota Madiun. Sedangkan daerah yang sebagian besar dan kecil dengan curah hujan sangat tinggi sekitar 401-500 milimeter adalah Kediri, Blitar, juga terjadi di Malang dan Lumajang.
"Masyarakat pun sebaiknya mewaspadai potensi puting beliung dan banjir yang terjadi di musim peralihan dari kemarau ke hujan hingga akhir Tahun 2016 ini."
Sebab menurut Fuad, peralihan musim atau biasa disebut musim pancaroba ini, biasanya dibarengi dengan angin puting beliung dan banjir. "Masyarakat harus mengantisipasi pohon tumbang, banjir, hingga longsor. Kami juga terus melakukan sosialisasi ke masyarakat bersama Forpimda di daerah untuk mengantisipasi kondisi rawan bencana ini," tandasnya. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia bagian tengah dan timur mayoritas masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras pada Agustus
Baca SelengkapnyaPeningkatan potensi hujan itu karena beberapa wilayah Indonesia mulai kembali pada fenomena iklim La Nina
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaHujan lebat disertai angin kencang dan kilat berpotensi guyur wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengatakan dalam sepekan ke depan cuaca ekstrem tersebut dapat terjadi di sebagian besar Sumatera.
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca SelengkapnyaBMKG keluarkan peringatan dini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejumlah wilayah di Indonesia
Baca SelengkapnyaAda pula peringatan mengenai hujan yang disertai dampak seperti banjir
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca Selengkapnya14 daerah tersebut berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir serta angin kencang.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem itu salah satunya dipengaruhi oleh kondisi wilayah Jateng yang telah memasuki musim pancaroba
Baca Selengkapnya