Jenderal Bintang Dua Ini Prihatin, Remaja Putri yang Viral Duel Pakai Sajam Diundang ke Ruang Kerja
Jenderal Bintang Dua Ini Prihatin, Remaja Putri yang Viral Duel Pakai Sajam Diundang ke Ruang Kerja
Duel dua remaja putri menggunakan senjata tajam di Palembang menjadi perhatian khusus Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo. Jenderal bintang dua ini bahkan mengundang kedua pelaku untuk bertemu.
Jenderal Bintang Dua Ini Prihatin, Remaja Putri yang Viral Duel Pakai Sajam Diundang ke Ruang Kerja
Pertemuan mereka terungkap dari postingan foto-foto dan narasi dalam akun Instagram pribadi Kapolda Sumsel @rachmad_wibowo. Bahkan pertemuan itu dilakukan di ruang kerjanya, Rabu (17/1) sore.
Dalam narasi yang tertulis, Albertus mengaku prihatin atas tindakan para pelaku. Dia lebih kaget lagi mendengar pengakuan kedua pelaku bahwa mereka tidak saling kenal.
Namun, media sosial menjadi pemicu terjadinya perkelahian tanding tersebut.
"Mereka tidak saling kenal, tidak memiliki masalah sama sekali, terhubung dalam media sosial dan saling tantang mengajak berkelahi satu lawan satu yang mereka sebut 'gladiator'," tulis tulis Albertus dalam akun Instagram pribadinya yang dilihat merdeka.com, Kamis (18/1).
Tak kalah mengejutkan, tarung tanding itu dijadikan kedua pelaku sebagai gaya hidup yang wajar bahkan buat menambah pengikut di media sosial meski mereka mengalami banyak luka akibat bacokan. Tidak ada penyesalan dan dendam di antara mereka.
"Tangan MP terluka senjata tajam dengan puluhan jahitan. Tidak merasa menyesal, tidak ada dendam di antara keduanya, merasa sebagai gaya hidup yang wajar bagi mereka, dan untuk menambah followers di medsos," sambung Albertus.
Menurut Kapolda Sumsel, apa yang dilakukan kedua pelaku harus menjadi perhatian bersama, terutama dari keluarga. Terlebih kasus serupa pernah terjadi sebelumnya. Dia menceritakan pada Agustus lalu, seorang anak tewas karena duel dan dibawa ke RS oleh lawan tandingnya.
"Pergeseran nilai yang mengkhawatirkan di kalangan anak-anak kita, dan harus kita tangani bersama, mulai dari lingkungan masyarakat yang terkecil, yaitu keluarga," saran Kapolda Sumsel.
Diberitakan sebelumnya, warganet dihebohkan dengan video yang memperlihatkan dua remaja putri duel menggunakan senjata tajam hingga tangan terluka. Video ini kemudian diselidiki polisi.
Dalam video berdurasi 34 detik itu, tampak dua remaja putri sama-sama menggunakan sabit atau celurit berduel setelah diberi aba-aba oleh remaja putra. Duel itu menjadi tontonan banyak rekannya.
Keduanya saling bacok dan saling merebut senjata. Saat sajam terlepas, mereka saling jambak dan baku pukul menggunakan tangan kosong.
Mereka kemudian dipisahkan teman-temannya. Tampak tangan salah satu pelaku berdarah.
Rekaman video itu menyebar luas di media sosial setelah beberapa akun Instagram mempostingnya. Salah satu akun yang mengunggahnya @plglipp, Minggu (14/1).
Beberapa hari lalu, orang tua kedua pelaku sama-sama melapor ke polisi. Mereka tak terima anaknya terluka akibat berkelahi.
Dari laporan itu membuat polisi mudah dalam penyelidikan. Kedua remaja putri itu ditangkap bersama tiga temannya.
Dari pemeriksaan, polisi baru menetapkan dua tersangka. Yakni remaja putri yang duel, PTR alias MP (15) dan wasit sekaligus pelaku penghasutan hingga terjadinya perkelahian, KV (16).
Sementara satu remaja putri yang menjadi lawan duel, INT (14), dan dua rekannya masih menjadi saksi.
Duel tersebut merupakan yang kedua kali antara kedua pelaku. Kejadian pertama tidak divideokan sehingga tidak sempat terungkap.
Mereka berkelahi karena saling tantang di media sosial. Emosi mereka makin menjadi akibat dihasut teman-temannya, termasuk tersangka KV, yang menjadi wasit.
Pada perkelahian pertama, tersangka PTR yang memenangkan perkelahian. Ternyata PTR dan INT belum puas dan terjadi lagi duel lanjutan di kuburan China di Jalan Sukabangun I, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Palembang, Minggu (7/1) sore.
Akibat duel tersebut, INT mengalami luka bacok di lengan kanan dengan 29 jahitan. Sementara tersangka PTR terluka di pipi dan memar di kepala bagian belakang.