Jenguk Pasien Positif Virus Corona, 38 Warga di Sleman Jalani Rapid Test
Merdeka.com - 38 Warga Dusun Yapah, Desa Karanglo, Kecamatan Ngaglik, Sleman harus menjalani rapid diagnostic test (RDT). Ke 38 orang ini harus melakoni rapid test karena sempat menjenguk seorang warga yang dinyatakan positif virus Corona.
Kepala Dusun Yapah, Joni Pranata membenarkan jika 38 orang warganya harus menjalani rapid test. Joni menerangkan jika ke 38 warga yang menjalani rapid test ini karena diketahui kontak dengan seorang warga lain yang diketahui positif virus Corona.
Joni menerangkan bahwa ada seorang warganya yang menderita diabetes. Warga itu adalah seorang perempuan berumur 50 tahun. Joni menerangkan jika sejak dua bulan yang lalu, seorang warganya itu kerap kontrol ke rumah sakit karena diabetes.
-
Siapa yang menemani Leony saat terinfeksi Covid? Beruntung, kekasihnya sigap dan tanggap, merawatnya dengan baik, sehingga Leony pulih dengan cepat.
-
Bagaimana warga di kampung itu? Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan rumput, warga di kampung tersebut dikenal ramah.
-
Siapa yang pulang kampung? Yasmine pulang ke Malaysia itu persetujuan kami berdua.
-
Dari mana WNI dipulangkan? Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
-
Bagaimana Leony bisa pulih cepat setelah terinfeksi Covid? Beruntung, kekasihnya sigap dan tanggap, merawatnya dengan baik, sehingga Leony pulih dengan cepat.
-
Apa yang dilakuin Qorry saat pandemi? 'Maret 2020, pandemi datang. Sebagai pramugari saya dirumahkan. Saat itu masih terima gaji penuh. Saya dirumahkan sampai Agustus 2020. Bulan November 2020, kontrak habis dan tidak diperpanjang lagi,' cerita Qorry dikutip dari Dream.co.id, Kamis (31/8).
"Warga sakit diabetes, karena sakitnya itu jarang keluar rumah sebenarnya. Hanya keluar rumah kalau kontrol ke rumah sakit saja. Habis pulang kontrol dari rumah sakit. Selang 4-5 hari itu merasa batuk. Terus kontrol lagi ke sana, di sana mondok," ujar Joni saat dihubungi, Selasa (21/4).
Joni menuturkan jika warganya itu kemudian sudah boleh pulang sambil menunggu hasil tes swab. Warga tersebut diminta menjalani isolasi mandiri. Saat pulang dari mondok ini, banyak warga yang menjenguk.
Joni memaparkan jika setelah empat hari pulang dari RS, hasil tes swab warganya ini keluar. Dari hasil tes swab, warga itu dinyatakan positif virus Corona.
Sedangkan menurut Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo dari hasil rapid test ke 38 warga diketahui seluruhnya negatif. Meskipun demikian ke 38 warga ini harus menjalani isolasi mandiri di rumah. Tujuh hingga 10 hari ke depan, warga ini akan menjalani rapid test kedua.
"Tidak ada yang positif, semua negatif. Kalau ada yang positif itu langsung di periksa swab di rumah sakit," papar Joko.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaGejala cacar monyet yang dialami pasien J bisa dilihat dari bentuk luka berwarna hitam yang muncul di tubuh lalu menyebar ke bagian lainnya.
Baca SelengkapnyaKeberangkatan ribuan jemaah calon haji diiringi isak tangis keluarga
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta menghindari kontak langsung dengan hewan yang diduga penular cacar monyet.
Baca SelengkapnyaWarga terjangkit monkeypox tersebut telah ditangani dan menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaAdapun ke-5 pasien tersebut seluruhnya berasal dari Kota Tangsel.
Baca SelengkapnyaKemenkes memprediksi jumlah kasus cacar monyet di Indonesia bisa mencapai 3.600 kasus dalam satu tahun.
Baca Selengkapnya