Jokowi Resmikan IPAL Losari Senilai Rp1,2 Triliun, Berharap Masyarakat Peduli Lingkungan
Pembangunan IPAL Losari Terpusat Makassar menghabiskan Rp1,2 triliun dari APBN tahun 2019-2023, APBD, dan ADB
Telan Anggaran Rp1,2 Triliun, Jokowi Resmikan IPAL Losari
Jokowi Resmikan IPAL Losari Senilai Rp1,2 Triliun, Berharap Masyarakat Peduli Lingkungan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Losari di Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar, Kamis (22/2). Proyek IPAL Terpusat Losari ini menghabiskan Rp1,06 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019-2023.
Jokowi mengatakan keberadaan IPAL Terpusat Losari Makassar ini sangat penting untuk pengelolaan air limbah. Alasannya, dengan adanya IPAL Terpusat Losari ini bisa mencegah kerusakan lingkungan dari limbah cair.
"Sistem pengelolaan air limbah domestik berpusat di Losari ini sangat penting untuk mengelola air limbah cair agar ramah lingkungan dan meningkatkan kualitas air tanah dan air baku. Serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat kita," ujarnya.
Jokowi mengatakan sistem pengelolaan air limbah saat ini dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait lingkungan.
Diharapkan dengan adanya IPAL Terpusat ini bisa mengatasi pencemaran lingkungan di Kota Makassar.
"Ini kita butuhkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar memiliki perhatian dan kepedulian bersama-sama mengatasi masalah pencemaran lingkungan di Kota Makassar," sebutnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan pembangunan IPAL Losari Terpusat Makassar menghabiskan Rp1,2 triliun dari APBN tahun 2019-2023, APBD, dan ADB (Asian Development Bank).
"Dari APBN Rp1,067 triliun dan dari ADB Rp672 miliar, dan dari APBD Rp150 miliar," ungkapnya.
Jokowi menyebut IPAL Terpusat Losari memiliki kapasitas 16 ribu meter kubik. IPAL ini juga memiliki panjang perpipaan air limbah sepanjang 96 kilometer (KM).
"IPAL ini bisa melayani 41 ribu kepala keluarga. Saya berpesan agar dengan beroperasinya sistem pengolahan air limbah domestik terpusat ini penanganan air limbah semakin terintegrasi dan kota Makassar semakin bersih, kualitas lingkungan kualitas air tanah kualitas air baku semakin baik dan masyarakat semakin sehat dan produktif," ucapnya.
Sementara Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti menambahkan IPAL terpusat Losari menjadi instalasi terbesar di Indonesia Timur. Diana mengaku dengan adanya IPAL ini air limbah di Kota Makassar akan diolah untuk menghindari pencemaran alam.
"Dari pengolahan ini, keluar menjadi jernih. Kita lihat itu ikan bisa hidup dengan air hasil pengolahan, artinya kalau itu dibuang ke sungai atau ke kanal itu tidak membuat pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sehingga itu diharapkan pengolahan air limbah ini menjaga lingkungan itu menjadi lebih bagus dan kesehatan dari masyarakat itu juga menjadi terjaga," sebutnya.
Meski demikian, Diana mengaku pengolahan air limbah di IPAL Losari tidak bisa dikonsumsi untuk kebutuhan air minum masyarakat. Ia menyebut air pengolahan di IPAL Losari hanya bisa untuk mandi, cuci, kakus (MCK).
"Jangan diminum. Meski demikian, air tidak ada bau, jernih, kemudian kalau dibuang di sungai atau ke kanal itu tidak mengotori," kata dia.
"Sebenarnya memang ada beberapa untuk pengolahan seperti ini ya kita sedang siapkan untuk di Mataram kemudian di Pontianak kemudian di Semarang dan masih banyak lagi dan mudah-mudahan di kota-kota yang metropolitan kota besar seharusnya punya seperti ini," sambung Diana.
Diana mengatakan IPAL Terpusat Losari ini nantinya akan menjadi pencontohan untuk pembangunan IPAL di IKN (Ibu Kota Negara).
"ini juga akan diterapkan di kota-kota lain termasuk IKN," ucapnya.