Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kapolri sebut paham radikal masuk Indonesia seperti lewat jalan tol

Kapolri sebut paham radikal masuk Indonesia seperti lewat jalan tol Kapolri Tito Karnavian tanggapi status tersangka Ahok. ©2016 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian menyebut demokrasi seperti dua sisi mata uang. Menurut jenderal bintang empat ini, demokrasi bisa bernilai positif, juga bisa negatif yang menimbulkan dampak mengerikan, dan bisa memecah kesatuan NKRI.

Hal ini disampaikan Tito saat menjadi pembicara di Forum Sinergitas Nasional bertema 'Membangun Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia dalam Bingkai Kebhinekaan' di Gedung DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura, Surabaya, Sabtu (19/11).

Acara dihadiri, Ketua DPRD Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar, Gubernur Soekarwo, Pangdam V Brawijaya, serta tokoh-tokoh politik dan beberapa Ormas Islam di Jawa Timur.

Orang lain juga bertanya?

"Kita kan bicara tentang demokrasi dan kebhinekaan. Di antaranya kita menyampaikan, bahwa demokrasi yang ada sekarang ini mengandung nilai-nilai positif," kata Tito usai acara.

Mengapa positif, "Karena (demokrasi di Indonesia) penuh keterbukaan. Ada sistem cek and balance, antara pemerintah dengan pengawas-pengawas," lanjutnya.

Namun di sisi lain, masih kata dia, juga membawa dampak negatif, yaitu kebebasan yang terlalu bebas. "Itu (demokrasi negatif) juga menimbulkan kerawanan, karena menimbulkan primodialisme. Kembali kepada masalah kesukuan, keagamaan, lain-lain," ucapnya.

Paham-paham demokrasi negatif tersebut masuk ke Indonesia itu tanpa kendali. "Masuknya seperti jalan tol, paham-pahan radikal yang bukan asli Indonesia itu juga berbahaya. Radikal apalagi penuh kekerasan, terorisme."

"Dan kemudian berkembangnya itu tadi (radikalisme), kepentingan-kepentingan kelompok yang bisa mengemuka dengan alasan kebebasan berpendapat dan mengeluarkan ekspresi."

"Untuk itu perlu ada mekanisme kontrol, melalui rule of law, aturan-aturan hukum, baik aturan hukum di tingkat nasional, maupun di sini DPRD tingkat provinsi," ungkapnya.

Tito juga mengingatkan soal aksi bela Islam di Jakarta, yang dipicu oleh ucapan Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait Surah Al Maidah 51. Aksi sebagai wujud demokrasi, bisa bernilai negatif jika ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politis.

Bahkan Tito menyebut, rencana aksi bela Islam jilid III pada 2 Desember nanti menyimpan agenda tersembunyi, bukan lagi soal tuntutan proses hukum Ahok. "Kalau proses hukum Ahok sudah jelas, polisi sedang memproses dan akan secepatnya dilimpahkan ke kejaksaan," tegasnya.

Sehingga, masih menurut Tito, jika dalam aksi 2 Desember nanti masih ada tindakan anarkis seperti aksi 411 (4 November), dia tidak segan untuk menindak tegas. "Apalagi jika sampai mengarah kepada tindakan makar, kami akan tindak tegas," tandasnya.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: JK Gerah Lihat MK-KPK Bermasalah: Kalau Tiangnya Rusak, Demokrasi akan Jatuh!
VIDEO: JK Gerah Lihat MK-KPK Bermasalah: Kalau Tiangnya Rusak, Demokrasi akan Jatuh!

Menurut JK, jika pilar-pilar tersebut rusak, sistem pemerintahan tidak akan berjalan maksimal.

Baca Selengkapnya
Kapolri Jenderal Sigit Bicara Bahaya Narkoterorisme: Begitu Ada Teman Ubah Kebiasaan, Tolong Ikuti
Kapolri Jenderal Sigit Bicara Bahaya Narkoterorisme: Begitu Ada Teman Ubah Kebiasaan, Tolong Ikuti

Jenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.

Baca Selengkapnya
Tito Sebut Pilkada Langsung Hambat Pembangunan, Ini Respons Demokrat
Tito Sebut Pilkada Langsung Hambat Pembangunan, Ini Respons Demokrat

Dengan pilkada langsung, Demokrat menilai masyarakat bisa memilih pemimpin yang dekat dengan rakyat

Baca Selengkapnya
Ketika Megawati Tak Lagi Singgung Nama Jokowi di Hadapan Kader PDIP
Ketika Megawati Tak Lagi Singgung Nama Jokowi di Hadapan Kader PDIP

Ketika Megawati Tak Lagi Singgung Nama Jokowi di Hadapan Kader PDIP

Baca Selengkapnya
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat

Setiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Mau Jadi Jembatan Parpol, PDIP Singgung Demokrasi Turun ke Titik Nadir
Jokowi Mau Jadi Jembatan Parpol, PDIP Singgung Demokrasi Turun ke Titik Nadir

Hasto menegaskan, Pemilu 2024 belum selesai. Saat ini, proses rekapitulasi suara masih dilakukan secara berjenjang.

Baca Selengkapnya
Di Depan JK, Kapolri Singgung Persatuan Usai Pemilu 2024
Di Depan JK, Kapolri Singgung Persatuan Usai Pemilu 2024

Kapolri berpesan kepada seluruh jajarannya agar tetap solid

Baca Selengkapnya
VIDEO: Peneliti BRIN
VIDEO: Peneliti BRIN "Presiden Jokowi Salahgunakan Kekuasaan Mata-matai Partai Pakai Intelijen"

Peneliti sekaligus Koordinator Klaster Riset Konflik Pertahanan dan Keamanan BRIN Muhamad Haripin menyebut Jokowi terindikasi menyalahgunakan kekuasaan.

Baca Selengkapnya
Mendagri Tito Soal Wacana Pilkada Dipercepat: Jangan Ambil Risiko
Mendagri Tito Soal Wacana Pilkada Dipercepat: Jangan Ambil Risiko

"Jangan mengambil rIsiko terlalu tinggi," kata Mendagri Tito.

Baca Selengkapnya
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.

Baca Selengkapnya
Dinamika Politik Elite Jangan Sampai Berujung Konflik Horizontal Masyarakat
Dinamika Politik Elite Jangan Sampai Berujung Konflik Horizontal Masyarakat

Dinamika di elite politik masih aman selama masih dalam koridor demokrasi

Baca Selengkapnya
Deklarasi Pemilu Damai, Kapolri: Persatuan dan Kesatuan Harus Dijaga
Deklarasi Pemilu Damai, Kapolri: Persatuan dan Kesatuan Harus Dijaga

Deklarasi Pemilu Damai bukti komitmen Polri mengamankan dan menjaga seluruh tahapan

Baca Selengkapnya