Kapolri sebut penembak polisi di Bima teroris
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Pol Sutarman memastikan penembakan tiga polisi di Bima dalam enam bulan terakhir, terkait dengan terorisme. Dia menambahkan, anak buahnya saat ini terus memburu pelaku.
"Iya itu terorisme. Pelaku-pelaku penembakan sudah kita ikuti. Saya memang tidak usah menyebut satu per-satu karena sedang dalam proses," ujar Sutarman kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/8).
Jenderal bintang empat mengklaim sebenarnya polisi sudah mengikuti pergerakan kelompok-kelompok yang diduga sebagai terorisme sebelum peristiwa penembakan ketiga pada 16 Agustus lalu terjadi.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang memimpin penculikan para jenderal? Doel Arif mendapat tugas menculik para Jenderal Angkatan Darat di malam kelam itu. Doel Arif menjadi Komandan Pasukan Pasopati dalam Gerakan 30 September.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Kenapa pasukan penculik menculik jenderal? Hal ini dilakukan karena di rumah Nasution dan Yani terdapat pasukan pengawal. Sementara di rumah-rumah jenderal lain, tidak ada pengawal.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
"Orang-orangnya sebenarnya, di beberapa penembakan yang lalu sudah kita ikuti dan tim kita sudah mengikuti sebenarnya," ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolsek Ambalawi, Kota Bima, AKP Abdul Salam, tewas ditembak orang yang tak dikenal. Ia mengalami luka tembak di bagian kepala.
"Iya benar, Pak Abdul Salam meninggal ditembak. Di tembak di kepala," ujar seorang anggota Polres Bima yang enggan disebutkan namanya kepada merdeka.com, Sabtu (16/8).
Sebelum Abdul Salam, dua polisi di Bima juga menjadi korban penembakan. Pada 28 Maret, Kepala Urusan Satuan Narkoba Polres Bima, Ipda Hanafi ditembak orang tak dikenal. Selang tiga bulan kemudian tepatnya 2 Juni, Brigadir Kepala Muhamad Yamin, anggota Intelijen dan Keamanan (Intelkam), menjadi korban penembakan.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menjelaskan saat itu korban Briptu Kiki Supriyadi berada di bagian belakang dan kemudian ditembak.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPelaku datang berteriak sambil membawa sebatang besi
Baca Selengkapnyayahduddi mengatakan akan tetap mengusut orang yang berperilaku arogan.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subianto berang dengan aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terus menyebar teror di wilayah Papua.
Baca SelengkapnyaMabes Polri buka suara atas kasus pengeroyokan dilakukan puluhan Brimob kepada seorang anggota TNI.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil rekaman CCTV dari lokasi kejadian terlihat satu orang pelaku berada di atas motor
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan
Baca SelengkapnyaTerkait pelaku utama merupakan pecatan tentara, pihaknya masih melakukan penyelidikan.
Baca SelengkapnyaKorban hendak melerai kerusuhan, namun dia justru dianiaya lima pelaku
Baca SelengkapnyaPicu keresahan masyarakat, DPRD Sumut dukung penuh tindakan tegas kepolisian dalam membasmi begal sadis di Kota Medan.
Baca Selengkapnya