Kawat gigi gaul ala tukang gigi

Merdeka.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akan 'menertibkan' tukang gigi. Para tukang gigi ini dinilai sering melampaui kewenangannya dan bertindak seperti dokter gigi. Termasuk memasang behel atau kawat gigi.

Sejumlah tukang gigi mengaku tidak memasang kawat gigi untuk memperbaiki posisi gigi. Behel yang mereka pasang hanya untuk variasi saja, bukan untuk kesehatan.

"Kan banyak tuh yang sekarang anak muda ingin gaul. Jadi minta pasang kawat gigi, hanya untuk variasi saja," ujar Supardi, seorang tukang gigi yang bekerja di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (18/3).

Supardi mengaku kawat gigi berwarna-warni itu hanya ditempelkan saja di atas gigi. Dia yakin, hal itu tidak membahayakan gigi pasien.

"Cuma ditempel saja. Tidak permanen. Yang warna-warni itu," kata pria setengah baya ini.

Untuk kawat gigi variasi ini, Supardi memasang tarif Rp 750 ribu. Ada saja pelanggan yang datang padanya. Rata-rata sebulan, antara 2-4 pasien datang ingin pasang behel.

Supardi pun keberatan jika dilarang beroperasi oleh Kemenkes. Menurutnya dia tidak pernah beroperasi seperti dokter gigi. Dia juga tidak berani memasang kawat gigi atau melakukan operasi gigi.

"Ya kalau sudah pasang behel pengobatan itu, harus dokter spesialis ortodonti. Saya tidak pernah pasang behel itu. Kalau ada tukang gigi yang lain saya tidak tahu," katanya.

Dia mengaku memang tidak pernah memiliki pendidikan sebagai dokter gigi. Selain dari pengalaman, Supardi mengaku pernah mengikuti kursus perawatan gigi.

Kementerian Kesehatan mengeluarkan peringatan untuk tukang gigi. Kemenkes menilai para tukang gigi telah melampaui kewenangannya sehingga membahayakan konsumen.

"Hasil kajian dari banyak teman profesi, pemasangan gigi yang di atas akar gigi itu tidak boleh, tapi banyak dilakukan oleh tukang gigi. Akar gigi kan tempat kuman, jika ditutup oleh gigi palsu, itu bisa menyebabkan kelainan, bahkan infeksi," ujar Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Dedi Kuswenda dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu, (17/3). (mdk/war)