Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kebijakan Pemerintah Dianggap Belum Mudahkan Masyarakat Bali Bayar Cicilan Kredit

Kebijakan Pemerintah Dianggap Belum Mudahkan Masyarakat Bali Bayar Cicilan Kredit Ilustrasi. Merdeka.com/Imam Buchori

Merdeka.com - Direktur Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Provinsi Bali, I Putu Armaya menyampaikan, dalam menghadapi wabah virus corona atau Covid-19, masyarakat Bali banyak mengeluhkan soal kebijakan kredit di perbankan dan di lembaga pemberi pinjaman.

"Keluhan kredit selama ini dalam wabah corona, masyarakat konsumen di Bali mengeluhkan terkait masalah kesulitan konsumen untuk mengangsur atau membayar cicilan termasuk juga membayar kredit," kata Armaya saat dihubungi, Senin (6/4).

Dia menerangkan, soal kesulitan itu adalah saat membayar cicilan angsuran kredit di bank dan angsuran di leasing. Karena semenjak ada wabah Covid-19 masyarakat banyak mengeluh tidak ada pengasilan lagi.

Orang lain juga bertanya?

"Kesulitan dalam bentuk melakukan cicilan kredit ini dalam kondisi wabah Covid-19. Mereka mengeluh tidak ada pengasilan, tidak ada digunakan untuk (bayar) angsuran," imbuhnya.

Kemudian dengan hal itu, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan terkait kemudahan berupa stimulus kepada kreditur misalnya bagi ojek oline, nelayan dan para pekerja di sektor pariwisata.

"Sekarang banyak konsumen di Bali mendatangi pihak bank atau finance, terutama konsumen mendatangi pihak finance dan menanyakan kelanjutannya. Dan memang finance memberikan kemudahan selama tiga bulan tetapi setelah tiga bulan untuk cicilan yang keempat atau berikutnya itu akan naik. Baik berupa bunga, denda dan cicilan berikutnya akan naik," ungkapnya.

"Artinya apa, tidak ada kemudahan yang diberikan hanya tiga bulan tapi bulan berikutnya akan naik. Ini sama saja menurut konsumen sangat memberatkan," sambung Armaya.

Dia juga mengungkapkan, bahwa pihaknya sangat prihatin soal kebijakan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyerahkan kebijakan itu kepada pihak bank atau finance hingga leasing.

"Kita juga prihatin kenapa kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh OJK. Mereka menyerahkan kembali kebijakan ini kepada pihak perbankan dan juga pihak finance atau leasing masing-masing. Jika ini diberikan kebijakan, iya jelas bank akan melakukan kebijakan masing-masing dan begitu juga leasing," ujarnya.

"Semestinya, pihak OJK memberikan kebijakan yang sangat baik untuk konsumen bukan menyerahkan kepada pihak perbankan dan leasing. Kalau ini terjadi akan jelas merugikan konsumen, karena tidak ada lagi kemudahan yang diberikan," sambung Armaya.

Armaya kembali menegaskan, bahwa keluhan yang paling banyak di masyarakat adalah soal kredit di perbankan dan leasing. Menurutnya, dengan hal itu pemerintah harus memberikan kebijakan yang memudahkan masyarakat konsumen.

"Jangan kebijakan-kebijakan (saja). Tapi sejatinya antara bank dan leasing memiliki kebijakan masing-masing. Sehingga, tidak ada aturan lagi tetap dilanggar seperti itu. Harusnya kebijakan pemerintah harus pro masyarakat dan konsumen dan tetap adil," ungkapnya.

Menurut Armaya, untuk laporan soal kesulitan pembayaran angsuran di Bali hingga saat ini baru mencapai puluhan. Namun jika dibuka posko pengaduan diyakini akan banyak yang melaporkan.

"Jadi selama ini laporan masalah kredit tidak sampai mencapai ratusan. Kurang lebih sekitar 40. Kalau kita coba lagi buka posko pengaduan akan banyak itu," ujarnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kondisi Ekonomi Indonesia Terkini: Daya Beli Kelas Menengah Turun dan PHK Massal Berlanjut
Kondisi Ekonomi Indonesia Terkini: Daya Beli Kelas Menengah Turun dan PHK Massal Berlanjut

Pelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Banyak UMKM Beralih Pinjam Modal Lewat Pinjol
Ini Alasan Banyak UMKM Beralih Pinjam Modal Lewat Pinjol

Adanya pelaku UMKM yang mengajukan pinjaman melalui Fintech lending, disebabkan mereka yang selama ini belum dapat mengakses industri perbankan.

Baca Selengkapnya
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik

Lonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya
AHY Singgung Pemerintah Soal Jaring Pengaman Sosial: Itu Hanya Solusi Jangka Pendek
AHY Singgung Pemerintah Soal Jaring Pengaman Sosial: Itu Hanya Solusi Jangka Pendek

AHY tidak menginginkan masyarakat tergantung pada bantuan jangka pendek.

Baca Selengkapnya
Penyaluran Dana KUR Melambat, Baru 78 Persen dari Target
Penyaluran Dana KUR Melambat, Baru 78 Persen dari Target

Per hari ini, penyaluran KUR baru mencapai Rp233,5 triliun.

Baca Selengkapnya
Ini Jawaban Jokowi soal Keluhan Akses Modal KUR
Ini Jawaban Jokowi soal Keluhan Akses Modal KUR

Pemerintah telah menyediakan berbagai skema pembiayaan untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah.

Baca Selengkapnya
Per Agustus, Utang masyarakat Lewat Paylater Tembus Rp18,38 Triliun
Per Agustus, Utang masyarakat Lewat Paylater Tembus Rp18,38 Triliun

Paylater memberikan konsumen kemudahan membeli barang dengan membayar belakangan.

Baca Selengkapnya
Kenaikan Suku Bunga BI Bak Minum Paracetamol, Begini Penjelasannya
Kenaikan Suku Bunga BI Bak Minum Paracetamol, Begini Penjelasannya

Menaikkan suku bunga tinggi pun tidak cukup membantu pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
OJK Beberkan Data, Banyak Masyarakat Butuh Pinjol
OJK Beberkan Data, Banyak Masyarakat Butuh Pinjol

Tercermin dari outstanding pembiayaan yang sudah disalurkan mendekati Rp600 triliun.

Baca Selengkapnya
Terobosan dan Perpres Pertama Presiden Prabowo: Hapus Utang UMKM, Petani, Nelayan
Terobosan dan Perpres Pertama Presiden Prabowo: Hapus Utang UMKM, Petani, Nelayan

Kebijakan ini diambil karena Prabowo mengetahui ada sekitar 6 juta nelayan, petani, dan pelaku UMKM tak bisa mengakses kredit perbankan.

Baca Selengkapnya
OJK Sebut Nasib Perpanjangan Restrukturisasi Kredit Ada di Tangan Menko Airlangga
OJK Sebut Nasib Perpanjangan Restrukturisasi Kredit Ada di Tangan Menko Airlangga

Presiden Jokowi meminta restrukturisasi kredit terdampak pandemi kembali diperpanjang sampai tahun 2025.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Galak Mufti PDIP Sindir BPKN 'Macan Ompong', Emosi Isu Pinjol hingga Bank BUMN Jual Data
VIDEO: Galak Mufti PDIP Sindir BPKN 'Macan Ompong', Emosi Isu Pinjol hingga Bank BUMN Jual Data

Adapun isu yang disorot, mulai dari masalah pinjaman online, bank BUMN jual data hingga masalah harga tiket pesawat yang mahal

Baca Selengkapnya