Keluarga Korban yang Ditendang Perwira Polisi di Prabumulih Menolak Damai: Ayah Saya Masih Dirawat!
Keluarga korban resmi melaporkan kasus perwira polisi tendang warga ke polisi.
Kasus penganiayaan terhadap pemotor JH (54) oleh perwira polisi Iptu MY terus berlanjut. Keluarga korban resmi melaporkan kasus ini ke polisi.
Anak korban RN mengaku tidak ada kata damai dari keluarganya.
Sebab, ayahnya mengalami patah hidung dan harus dioperasi akibat ditendang mantan Kasikum Polres Prabumulih, Sumatera Selatan, itu.
"Tidak ada damai, ayah saya saja masih dirawat," ungkap RN, Kamis (16/1).
RN menyebut keluarga sudah melaporkan kasus penganiayaan itu ke polisi. Dia berharap laporan dapat diproses dan pelaku dapat dihukum sesuai hukum yang berlaku.
"Iya, kita sudah lapor," kata RN.
RN turut mengapresiasi sikap tegas Kapolres Prabumulih yang memecat Iptu MY dari jabatannya sebagai Kasikum Polres Prabumulih. Namun sanksi lain harus didapatkan perwira polisi itu karena membuat JH menjadi korban emosinya.
"Itu mungkin sudah sesuai kode etik polri, tapi tetap harus dihukum," tegas RN.
Polisi Tendang Hidung Warga hingga Patah
Diketahui, Iptu MY menendang JH saat mengalami kecelakaan di depan kantor Wali Kota Prabumulih, Senin (13/1). Korban yang menyeberang jalan menggunakan motor, ditabrak Iptu MY yang datang dari arah Palembang.
Keduanya sama-sama terjatuh. Kondisi lemas membuat warga menggotong JH ke pinggir jalan.
Saat duduk istirahat, korban ditendang di bagian wajah oleh Iptu MY yang mengenakan sepatu PDL. Korban mengalami patah tulang hidung.
Beberapa jam kemudian, Polres Prabumulih menyatakan kedua belah pihak sepakat berdamai. Namun pernyataan perdamaian itu dibantah keluarga korban yang diklaim sepihak dan demi pencitraan kepolisian.
RN mengaku tidak pernah ada kesepakatan damai antara ayahnya atau keluarga dan Iptu MY seperti pernyataan Wakapolres Prabumulih Kompol Eryadi kemarin. Klaim sepihak dari kepolisian ia sebut sengaja dibuat polisi untuk meredam publik.
"Itu semua (damai) dilakukan oleh pihak kepolisian untuk menggiring opini publik supaya beritanya tidak tersebar luas dan mencemarkan nama baik kepolisian," ungkap RN, Selasa (14/1).
RN menegaskan, keluarga sepakat tidak mau berdamai dan melanjutkan kasus ini secara hukum. Penganiayaan itu telah menyebabkan ayahnya patah hidung dan baru menjalani operasi siang ini.
"Jam 11 tadi sudah selesai operasi hidung yang patah," kata RN.
Bantah Sudah Berdamai
RN juga menyesalkan penggiringan opini bahwa ayahnya melakukan kesalahan dalam berkendara sehingga terjadi kecelakaan dan tendangan ke wajah JH. Padahal ayahnya-lah yang ditabrak oleh Iptu MY, bukan sebaliknya.
RN berharap Iptu MY dapat diberi sanksi tegas sesuai perbuatannya. Dia menganggap citra polisi dipertaruhkan jika kasus ini tidak diselesaikan sampai tuntas.
"Semua postingan dari pihak kepolisian dan media Prabumulih yang menuliskan keluarga kami sudah berdamai itu tidak benar. Kami belum berdamai, itu tidak benar," tegas RN.
"Kami belum berdamai dan kasus ini tetap diproses oleh pihak berwajib," sambung RN.
Kapolres Prabumulih AKBP Endro Aribowo menyebut upaya perdamaian sudah dilakukan kemarin oleh kedua belah pihak. Istri JH dan istri M Yunus telah bertemu untuk membahas rencana perdamaian yang ada.
"Fokus saat ini masih pada penyembuhan kedua belah pihak di rumah sakit. Antara (korban dan pelaku) mengalami luka dan cidera akibat kecelakaan lalu lintas," kata Endro.
Saat ini Iptu MY yang sudah dipecat dirujuk ke rumah sakit di Palembang guna operasi patah tulang pada pergelangan tangan kanan dan dua tulang rusuk bagian kiri.