Kembali Digelar, Diaspora Banyuwangi Ajang Lepas Kangen Para Perantau Banyuwangi
Merdeka.com - Diaspora Banyuwangi yang sempat vakum selama pandemi Covid-19 kembali digelar di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Senin (24/4). Ajang bertemunya para perantau Banyuwangi yang berada di luar kota dan luar negeri itu, menjadi ajang silaturahmi dan lepas kangen dengan kampung halaman.
Ratusan perantau tersebut, disuguhkan aneka jajanan dan makanan khas Banyuwangi. Juga dihibur dengan tarian dan musik-musik daerah yang membangkitkan nuansa nostalgia.
Ajang tersebut dijadikan para perantau asal Banyuwangi untuk bersua dengan kerabat dan teman sekolah mereka. Mereka saling bertukar pesan untuk hadir di Pendopo Banyuwangi.
-
Dimana para delegasi internasional berkunjung di Banyuwangi? Mereka mengunjungi Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu yang merupakan salah satu Kampung KB yang banyak memiliki program-program kependudukan berbasis warga desa. Di sana mereka disuguhkan hasil pertanian dan olahannya setempat. Seperti buah naga, manggis, dan durian.
-
Dimana Muhibah Budaya di Banyuwangi diselenggarakan? Muhibah budaya ini digelar di Gedung Gesibu Blambangan.
-
Siapa saja yang hadir di Kampung KB Banyuwangi? Di antara utusan negara yang hadir adalah Dubes Romania Dan Adrian Balanescu, Dubes Thailand Prapan Disyatat, Utusan Khusus Seychelles to ASEAN Nico Barito, Charge D'affairs of the Embassy of Zimbabwe Viola Matongorere. Juga hadir perwakilan delegasi dari Kenya, Finland, United Arab emirates, Kanada, Australia, Singapura, dan Malaysia .Selain itu dari organisasi internasional hadir kepala Deputi WHO Indonesia Momoe Takeuchi, Director Program Office US Agency for International Development Monica Pons dan Representative UNFPA Verania Andria.
-
Mengapa delegasi internasional tertarik ke Kampung KB Banyuwangi? Mereka mengaku mengapresiasi sejumlah program kependudukan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang dijalankan oleh Desa Jambewangi.
-
Apa yang membuat para delegasi internasional terkesan dengan Banyuwangi? Para utusan internasional tersebut terkesan dengan kuliner dan keelokan alam Banyuwangi.
-
Mengapa Muhibah Budaya di Banyuwangi diselenggarakan? “Muhibah Budaya ini tidak semata pertunjukkan, namun sebagai wadah saling silaturahmi dan memperkuat kebudayaan di daerah masing-masing,“ ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat hadir dalam acara tersebut.
"Syukur kembali digelar. Sudah kangen kumpul-kumpul dengan teman SMA. Tahu digelar, kita semua langsung janjian di sini. Senang juga bisa kembali melihat tarian Banyuwangi dan sekaligus kulinernya," kata Abiseka, yang sehari-hari bekerja di salah satu lembaga negara di ibukota.
©2023 Merdeka.comHadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah, Menteri Pariwisata 2014-2019 Arief Yahya beserta istri, juga para pengusaha asal Banyuwangi yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Dari Medan, Jakarta, hingga Sulawesi.
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas juga ikut bergabung secara daring.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan berbagai perkembangan daerah di ujung timur Jawa itu. "Mumpung bertemu Bapak/ Ibu sekalian, saya ingin menyampaikan sejumlah laporan perkembangan daerah kita tercinta ini," ujar Ipuk.
Ipuk memaparkan bahwa pasca pandemi ini, Banyuwangi mulai rebound di berbagai sektor. Di antaranya di sektor ekonomi yang mulai tumbuh dan menurunnya angka kemiskinan di Banyuwangi.
"Saat pandemi angka kemiskinan di Banyuwangi naik 0,01 persen. Ini merupakan terendah di Jawa Timur. Alhamdulillah dengan kerja keras kita bersama, kenaikan tersebut kembali diturunkan menjadi 7,5 persen. Tidak hanya terendah di Jawa Timur, tapi juga angka kemiskinan terendah sepanjang sejarah Banyuwangi," papar Ipuk.
Dengan kembali pulihnya sektor ekonomi pasca pandemi itu, lanjut Ipuk, berbagai program pembangunan yang sempat tertunda kembali digalakkan. Seperti halnya pembangunan infrastruktur jalan. Pada 2023 ini, ditargetkan akan ada perbaikan jalan sepanjang 550 KM yang terbagi dalam 62 titik pembangunan.
"Per April ini, sudah tuntas pembangunan dan perbaikan jalan sepanjang 289 KM. Secara bertahap, hal ini akan dituntaskan secara keseluruhan," ujar Ipuk.
©2023 Merdeka.comMeski demikian, imbuh Ipuk, masih banyak ruas jalan yang belum tersentuh pembangunan. Dengan anggaran terbatas, tidak memungkinkan pembangunan jalan di Banyuwangi yang mencapai 2.771 KM dituntaskan dalam satu waktu.
"Memang belum semua kita perbaiki, bertahap akan dilakukan. Karena APBD kita juga untuk membiayai sektor pendidikan, kesehatan, juga pelayanan publik lainnya. Jadi kami harus bagi sesuai skala prioritas," beber Ipuk.
Selain menyampaikan laporan tersebut, Ipuk juga mengajak para perantau untuk bersama-sama membangun daerah kelahirannya. Baik dalam menggerakkan ekonomi hingga menjadi duta promosi Banyuwangi di luar daerah. "Mari kita bersama-sama membangun daerah kita tercinta ini," ajaknya.
Kemajuan Banyuwangi tersebut diakui oleh Sulih Budi Santoso. Perantau yang lama tinggal di Merryland, Amerika Serikat itu kaget saat pulang kampung di Siliragung pada Kamis lalu (20/4/2023). Akses jalannya kini mengalami perkembangan luar biasa.
"Jalannya sudah rata dan lebar," akunya, "Senang rasanya saat pulang kemarin."
Budi juga mengaku bangga dengan perkembangan Banyuwangi dalam sepuluh tahun terakhir. Ia tak jemu-jemu mempromosikan keindahan Banyuwangi kepada kawan-kawannya di negeri Paman Sam itu.
"Saya kenalkan gunung Ijen dan Alas Purwo kepada teman-teman saya di Amerika. Tidak sedikit yang kemudian tertarik datang ke sini," ungkap pria yang telah 24 tahun bekerja di restoran Jepang di AS itu.
Acara diaspora kali ini juga dijadikan ajang Musyawarah Nasional (Munas) pertama Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi). Berbagai utusan Ikawangi dari berbagai kota pun turut hadir. Tak ketinggalan pula Ikawangi yang berasal dari Malaysia, Taiwan, Australia, Jepang dan sejumlah negara lainnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Acara dibalut dengan pentas budaya khas Bumi Blambangan itu melahirkan spirit memajukan daerah kelahiran..
Baca SelengkapnyaSejak tinggal di Jakarta, nyaris setiap tahun penyanyi jebolan Dangdut Academy ini pulang ke Banyuwangi
Baca SelengkapnyaAda beragam atraksi seni dan budaya yang dihelat dalam sepekan Lebaran di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPara utusan internasional tersebut terkesan dengan kuliner dan keelokan alam Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaAcara ini akan diselenggarakan lagi setelah vakum pasca pandemi.
Baca SelengkapnyaSandiaga menyebut BEC sebagai contoh event bagi daerah-daerah penyelenggara kalender pariwisata Kharisma Event Nusantara.
Baca SelengkapnyaRatusan penyair dan penulis dari seluruh Indonesia dan sejumlah negara berkumpul di Banyuwangi untuk mengikuti Jambore Sastra Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaFestival Kebangsaan yang digelar di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan.
Baca SelengkapnyaBupati Ipuk mengatakan dunia saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan terkait demografi dan kependudukan di tengah kemajuan teknologi.
Baca SelengkapnyaGandrung Sewu Payung Agung adalah cerminan keelokan dari keragaman budaya yang ada di Banyuwangi, tempat dimana tradisi dan nilai hidup saling berinteraksi.
Baca SelengkapnyaPatrol merupakan seni memainkan alat musik dari bambu.
Baca SelengkapnyaPuluhan kapal yacht mengawali petualangan laut mereka dari Kepulauan Rei, Maluku Tenggara, untuk menjelajahi destinasi wisata di Indonesia.
Baca Selengkapnya