Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkes Gandeng Kementan & KLHK Monitor Virus Marburd Ditemukan di Afrika Barat

Kemenkes Gandeng Kementan & KLHK Monitor Virus Marburd Ditemukan di Afrika Barat Ilustrasi virus ebola. Shutterstock/Roland IJdema

Merdeka.com - Kemenkes Bersama Kementan dan Kementerian Lingkungan Hidup Awasi Virus Marburg Yang Ditemukan di Afrika Barat

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Lingkungan Hidup terus melakukan pengawasan secara intensif atas konfirmasi kasus virus Marburg yang ditemukan di Afrika Barat. Dia menyebutkan, penularan virus Marburg melalui cairan darah.

"Terus dilakukan surveillance bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk monitornya dan ini penularan melalui cairan darah," ujar Nadia kepada merdeka.com, Sabtu (14/8).

Orang lain juga bertanya?

Monitoring ini tidak secara otomatis dilakukan pemeriksaan sampel di Indonesia. Nadia menuturkan, Kemenkes masih menunggu informasi dan pedoman langsung dari badan kesehatan dunia (WHO).

"Belum informasinya. Ini masih dimonitoring oleh WHO," katanya.

Otoritas kesehatan di Guinea, Afrika Barat mengonfirmasi satu kasus kematian akibat virus Marburg, demam hemoragik yang sangat menular yang mirip Ebola. Hal ini disampaikan WHO pada Senin.

Ini menandai pertama kali penyakit mematikan diidentifikasi di Afrika Barat. Ada 12 wabah besar Marburg sejak 1967, sebagian besar di Afrika selatan dan timur.

Kasus baru di Guinea ini pertama kali teridentifikasi pekan lalu, hanya dua bulan setelah negara itu mendeklarasikan bebas dari Ebola setelah sejumlah kasus awal tahun ini yang menewaskan 12 orang.

Dilansir Reuters, Selasa (10/8), WHO menyampaikan dalam pernyataannya, pasien Marburg tersebut pertama kali dirawat di klinik lokal sebelum kondisinya menurun dengan cepat.

Analis di laboratorium demam hemoragik nasional Guinea dan Institute Pasteur di Senegal kemudian mengonfirmasi diagnosis Marburg.

"Potensi virus Marburg menyebar jauh dan meluas berarti kita harus menghentikannya," kata Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, dalam sebuah pernyataan.

"Kami bekerja sama dengan otoritas kesehatan untuk melaksanakan respons cepat berdasarkan pengalaman masa lalu dan keahlian Guinea dalam menangani Ebola, yang menular dengan cara yang sama," jelas Moeti.

Kasus Marburd dan kasus Ebola tahun ini keduanya terdeteksi di distrik Gueckedou, dekat perbatasan dengan Liberia dan Pantai Gading. Kasus pertama epidemic Ebola 2014-2016 Ebola, terbesar dalam sejarah, juga berasal dari wilayah yang sama di kawasan hutan Guinea Tenggara.

WHO menyampaikan, tingkat kematian kasus Marburg berasal mulai dari 24 persen sampai 88 persen pada wabah sebelumnya tergantung pada jenis virus dan penanganan kasus.

Lembaga PBB ini menambahkan, penularan terjadi melalui kontak dengan cairan dan jaringan tubuh yang terinfeksi. Gejala termasuk sakit kepala, muntah darah, nyeri otot dan pendarahan melalui berbagai lubang.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru

Sejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.

Baca Selengkapnya
Darurat Virus Monkeypox di Indonesia, Kemenkes Siapkan 4.450 Dosis Vaksin pada 2024
Darurat Virus Monkeypox di Indonesia, Kemenkes Siapkan 4.450 Dosis Vaksin pada 2024

virus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia, yang sudah masuk sejak tahun 2022 silam

Baca Selengkapnya
Cegah Virus Cacar Monyet, Kemenkes Perketat Skema Pemeriksaan WNA Tamu Negara
Cegah Virus Cacar Monyet, Kemenkes Perketat Skema Pemeriksaan WNA Tamu Negara

Ada beberapa hal yang harus diisi oleh WNA dalam kuesioner tersebut, seperti riwayat penyakit, aktivitas kontak, dan tujuan perjalanan terakhir.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Heboh Virus Nipah, Kemenkes Petakan Wilayah Banyak Kelelawar
Heboh Virus Nipah, Kemenkes Petakan Wilayah Banyak Kelelawar

Kemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.

Baca Selengkapnya
Siap Tekan Persebaran Mpox atau Cacar Monyet, Kemenkes Siapkan 12 Laboratorium di Seluruh Indonesia
Siap Tekan Persebaran Mpox atau Cacar Monyet, Kemenkes Siapkan 12 Laboratorium di Seluruh Indonesia

Kemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.

Baca Selengkapnya
Cegah Mpox Mewabah, Parlemen Indonesia-Afrika Minta Pemerintah Lakukan Langkah Kongkret
Cegah Mpox Mewabah, Parlemen Indonesia-Afrika Minta Pemerintah Lakukan Langkah Kongkret

Indonesia-Afrika bersepakat untuk mencegah penyebaran mpox bukan hanya di Indonesia dan Afrika tetapi juga di dunia.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Jawab PDIP soal Penelitian Nyamuk Wolbachia: Tidak Ada Kerja Sama dengan Asing
Kemenkes Jawab PDIP soal Penelitian Nyamuk Wolbachia: Tidak Ada Kerja Sama dengan Asing

Kemenkes menegaskan, penelitian nyamuk wolbachia dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan World Mosquito Program (WMP).

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan WHO Naikkan Status Mpox Jadi Darurat Kesehatan
Menkes Ungkap Alasan WHO Naikkan Status Mpox Jadi Darurat Kesehatan

WHO menaikkan status Mpox menjadi darurat kesehatan pada 14 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Siagakan 12 Laboratorium untuk Periksa Virus Cacar Monyet
Kemenkes Siagakan 12 Laboratorium untuk Periksa Virus Cacar Monyet

Belasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya