Kemenkes: Rumah Sakit Asing akan Banyak, Tumbuh Bagai Jamur di Indonesia
Merdeka.com - Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir menyebut jumlah tempat tidur rumah sakit di Indonesia terbatas. Jika dibandingkan dengan setiap 1.000 populasi, maka ketersediaan tempat tidur hanya sebesar 1,18 persen.
Kondisi ini berbeda dengan rata-rata ketersediaan tempat tidur rumah sakit di Asia yang mencapai 3,3 persen.
"Artinya apa? Peluang untuk membangun rumah sakit di Indonesia masih sangat besar" katanya dalam acara Pra Muktamar IDI (Ikatan Dokter Indonesia) XXXI, Kamis (20/1).
-
Kenapa Kemenkes khawatir RS akan kekurangan tempat tidur? 'Jadi kekhawatiran itu dari pihak rumah sakit, coba bayangkan kalau kelas III dijadikan 4 (orang satu kamar), kan berkurang tempat tidurnya, untuk itu kita beri batas waktu satu tahun jangan berkurang tempat tidurnya, tapi kamu atur maksimal 4 (tempat tidur) agar memenuhi standar untuk rakyat,' kata Syahril di Kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
-
Apa tugas Kementerian Kesehatan? Tugasnya membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
-
Kenapa jumlah dokter di Indonesia masih rendah? Mengutip pernyataan Wakil Menteri Kesehatan, dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, PhD, KEMD saat memberikan materi di acara yang sama, saat ini rasio jumlah dokter Indonesia masih tergolong sangat kecil, yaitu 0,47 dokter per 1.000 penduduk. 'Angka ini jauh di bawah standar WHO yang minimalnya 1 dokter per 1.000 penduduk,' ujar Dante.
-
Bagaimana Kemenkes ingin memastikan RS tetap memenuhi standar? Syahril bukan bermaksud agar rumah sakit mengurangi tempat tidur. Namun, tetap ikut aturan memenuhi kriteria KRIS demi kenyamanan pasien.'Kita berharap rumah sakit tidak melakukan pengurangan tempat tidur, karena rugi juga dia kalau mengurangi, cuma harus diatur tadi memenuhi KRIS,' ucapnya.
-
Siapa Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung? Pucuk Pimpinan Sepak terjang Kasil berhasil membuat dirinya dipercaya sebagai Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung.
-
Siapa Menteri Kesehatan Pertama RI? Presiden Soekarno menunjuk langsung Boentaran sebagai Menteri Kesehatan Pertama RI Kabinet Presidensial. Itu karena Soekarno melihat latar belakang dan kemampuan intelektualnya di bidang kesehatan.
Menurutnya, saat ini pembangunan rumah sakit masih terkonsentrasi di kota-kota besar Pulau Jawa. Sementara di wilayah seperti Maluku, Papua, Papua Barat, dan Kalimantan masih kurang.
Kenyataan ini membuka peluang besar bagi asing untuk membangun rumah sakit di Indonesia. Bahkan, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan dan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja sudah memberikan mandat kepada semua investor asing untuk membangun rumah sakit di Indonesia dengan kepemilikan saham sampai 100 persen.
"Ini bisa ditangkap teman-teman. Ini jadi persoalan di mana rumah sakit asing akan banyak, tumbuh bagai jamur nanti di Indonesia. Tahun ini sudah ada tiga rumah sakit dari Jepang akan masuk. Ini harus diperhatikan," ujarnya.
Banyak Warga Berobat ke Luar Negeri
Di tengah besarnya peluang membangun rumah sakit di Indonesia, Kadir menyoroti banyak warga Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri. Berdasarkan data, negara sudah menghabiskan uang sekitar Rp11,5 miliar dollar untuk pengobatan warganya di luar negeri.
"Ini berapa ratus triliun habis. Kenapa? Ada apa? Apakah dokter-dokter kita tidak cerdas? Atau dokter-dokter kita tidak pintar? Padahal dokter-dokter di Malaysia, Singapura, justru alumni Indonesia. Alumni UI, Unpad, UGM, dan kembali ke Malaysia," ucapnya.
Kadir menambahkan, pemerintah terus berupaya menambah kebutuhan tempat tidur di rumah sakit. Saat ini, pemerintah membangun rumah sakit vertikal di Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
"Maluku sudah jadi, Nusa Tenggara Timur insya Allah Juli ini beroperasi di Kupang, kemudian Papua masih bermasalah karena tanah," tandasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.
Baca SelengkapnyaPro dan kontra terjadi karena pemerintah ingin mengambil dokter asing untuk mengabdi di Indonesia
Baca SelengkapnyaRSUD Tamiang Layang harus memiliki dokter sepesialis untuk penyakit-penyakit kritikal.
Baca SelengkapnyaRencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangkan dokter asing menuai polemik. Ada yang mendukung, ada pula yang menolak karena berbagai alasan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.
Baca SelengkapnyaJokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaIDI menegaskan, permasalahan utama di Indonesia yakni distribusi dokter yang tidak merata, bukan produksinya.
Baca SelengkapnyaMenkes menyebut idealnya per 1.000 penduduk di Indonesia ada satu dokter yang menangani
Baca SelengkapnyaRumah sakit ini memiliki kapasitas 920 tempat tidur dan menjadi hub rumah sakit untuk wilayah Indonesia bagian timur.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, pembangunan RS Kemenkes ini sangat penting agar masyarakat tak berobat ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaRS Kemenkes Makassar yang dibangun dengan anggaran Rp1,56 triliun menjadi rujukan penyakit kanker, stroke, dan jantung di Indonesia Timur.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meresmikan gedung Rumah Sakit Kementerian Kesehatan seperti hotel bintang 5 di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/9). Berapa biaya yang dihabiskan?
Baca Selengkapnya