Kemenkes Sebut Mayoritas Surveilans Vaksin Covid-19 Alami KIPI Gejala Ringan
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim tidak ada gangguan kesehatan berat terhadap orang yang disuntik vaksin Covid-19. Mayoritas Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) Covid-19 bergejala ringan.
Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menyebut gejala ringan yang dimaksud adalah nyeri dan demam biasa.
"Jadi tidak ada yang berat untuk gejala KIPI, jadi ada laporannya harian ada surveilans untuk laporan KIPI 90 persen kebanyakan hanya nyeri saja, ada demam sedikit tapi tidak ada yang fatal," ujar dia di Bandung, Selasa (3/2).
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Mengapa demam anak tidak selalu berbahaya? Demam umumnya merupakan reaksi alami tubuh terhadap infeksi yang sedang berlangsung. Dalam banyak kasus, demam dapat membantu tubuh melawan virus atau bakteri. Namun, jika suhu tubuh anak melebihi 39 derajat Celsius atau jika disertai dengan gejala serius seperti kesulitan bernapas, ruam, atau kejang, maka penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Kenapa anak demam tinggi tidak selalu bahaya? Misalnya, demam akibat infeksi virus biasanya tidak seberbahaya infeksi bakteri, meski suhu tubuh bisa sangat tinggi. Oleh karena itu, jangan langsung panik jika anak mengalami demam tinggi.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
Saat ini Kementerian Kesehatan fokus menuntaskan vaksinasi untuk tenaga kesehatan pada bulan ini. Selanjutkan, sasaran vaksinasi adalah pelayan publik dan sebagian masyarakat yang berpotensi terpapar Covid-19. Jawa Barat dan DKI Jakarta adalah wilayah pertama untuk tahap lanjutan ini.
“Itu ya mulai publik kemudian guru, dosen, pedagang pasar, ojek, PNS, TNI/Polri termasuk pegawai swasta, BUMN, BUMD termasuk perangkat desa,” ia melanjutkan.
Pola vaksinasi yang bersifat jemput bola, atau penyelenggaraan secara massal harus dilakukan karena publik dan profesi rentan sebagai sasaran jumlahnya jauh lebih banyak dari tenaga kesehatan.
“Melangkah ke pada tahap II (vaksinasi) untuk pelayanan publik, masyarakat (jumlahnya) lebih besar, nakes cuma 1,5 juta, tapi pelayan publik itu di catatan kami sementara itu 18 juta lebih,” imbuh dia.
“Tahap II (vaksinassi) pelayanan publik insya Allah kita akan juga tepat waktu harus selesai bulan April, untuk pelayan publik untuk sekitar 18 juta. Harus selesai sekali lagi harus selesai di bulan April, selanjutnya akan ke sasaran sasaran berikut Untuk masyarakat umum,” pungkasnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta informasi yang tak benar terkait vaksin bisa berhenti. “Tolong hentikan tidak akan ada manfaatnya. Karena kalau masyarakat tidak mau divaksin, khawatir (pandemi) tidak segera berakhir," ucap dia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnya