Kemensos Produksi Tongkat Pintar Penuntun Tunanetra Kartini, Ini Kecanggihannya
Merdeka.com - Penyandang disabilitas binaan Kementerian Sosial Republik Indonesia merakit tongkat canggih untuk membantu tunanetra dalam beraktivitas. Inovasi itu bernama tongkat penuntun adaptif Kartini.
Tongkat penuntun adaptif Kartini ini dilengkapi teknologi sensorik, sehingga dapat memberikan peringatan ketika mendeteksi benda, air, api, hingga gas beracun.
Tongkat dengan panjang sekitar 120 sentimeter ini hampir serupa dengan tongkat penuntun tunanetra pada umumnya. Bahan utamanya pun terbuat dari aluminium dan bisa dilipat menjadi empat bagian untuk memudahkan saat penyimpanan.
-
Apa yang diberikan Pemkot Tarakan untuk lansia dan disabilitas? Alkes yang diberikan antara lain kursi roda, kacamata, alat bantu dengar, dan tongkat kruk ketiak, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia dan penyandang disabilitas.
-
Bagaimana Kemensos tangani disabilitas anak? 'Saya melihat beberapa kasus di sentra atau balai. Menurut saya masih kurang bagaimana menangani dan membimbing anak disabilitas. Salah jika kita memvonis tuna netra hanya bisa diberikan pelatihan musik.'
-
Bagaimana Menpora Dito membantu atlet disabilitas? 'Tentu juga arahan dan masukan dari mas Menpora Dito, sehingga kami bisa semangat. Apalagi dengan dukungannya langsung saat bertanding. Jelas ini suntikan semangat bagi para atlet,' kata Angela.
-
Kenapa Pemkot Tarakan beri alkes untuk lansia dan disabilitas? Bantuan ini bersumber dari APBD Kota Tarakan. Alkes yang diberikan antara lain kursi roda, kacamata, alat bantu dengar, dan tongkat kruk ketiak, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia dan penyandang disabilitas.
-
Bagaimana kacamata pintar membantu orang dengan disabilitas? Envision adalah perusahaan yang telah mengembangkan kacamata pintar yang dirancang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk membantu orang buta atau tunanetra memahami lingkungan sekitar mereka.
-
Bagaimana Kedai Kopi Berbagi berdayakan disabilitas? 'Kopi Berbagi itu mempunyai misi yaitu untuk berbagi kepada sesama. Salah satunya dengan kawan-kawan disabilitas yang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Kami ajak bergabung untuk terlibat dalam pembuatan kopi, memasak, dan lainnya,' kata Dike.
Sensor pertama pada tongkat penuntun adaptif Kartini, mampu mendeteksi benda. Melalui sensor tersebut, penyandang sensorik netra dapat mengetahui keberadaan suatu benda di hadapannya melalui peringatan berupa suara hingga getaran.
Tongkat tersebut dilengkapi berbagai mode peringatan, mulai dari getaran, suara monofonik, kombinasi antara getaran dan suara, hingga suara berupa kalimat pemberitahuan layaknya Google Assistant.
Khusus mode getar, bisa memudahkan tunanetra saat berada di pusat-pusat keramaian, seperti pasar dan tempat perbelanjaan lainnya. Karena, khawatir suara yang dikeluarkan tongkat tidak terdengar jelas.
Penggunanya juga bisa mengatur sejauh mana alat tersebut mendeteksi benda di depannya seperti tiang listrik, tembok, ataupun kendaraan yang sedang parkir.
Alat ini memiliki kemampuan deteksi benda hingga jarak tiga meter, sehingga memberikan kesempatan kepada penggunanya untuk berganti arah saat berjalan.
Kemudian, sensor lainnya berfungsi mendeteksi kobaran api, asap, hingga gas beracun seperti kebocoran tabung elpiji di sekeliling penggunanya. Tongkat tersebut akan memberikan peringatan melalui suara atau getaran berbeda sesuai dengan masing-masing yang dideteksi. Namun, khusus pengaktifan mode deteksi gas beracun, dapat membuat penggunaan baterai pada alat tersebut 40 persen lebih boros dari pemakaian normal.
Selanjutnya, tongkat ini mampu mendeteksi genangan air atau jalanan yang licin. Komponen pendeteksi air ini dipasang pada ujung bawah tongkat penuntun adaptif. Sensor ini diharapkan bisa mereduksi jumlah kecelakaan ataupun cedera yang dialami penyandang tunanetra.
Tongkat ini juga dilengkapi dengan lampu light emitting diode (LED) strip pada bagian bawah hingga tengah, sebagai identitas pada malam hari, memudahkan tunanetra pengguna tongkat teridentifikasi pengguna jalan lainnya.
Teknologi canggih lainnya yang disematkan pada tongkat ini yaitu komponen sistem pemosisi global atau Global Positioning System (GPS). Fitur ini, memungkinkan pihak keluarga untuk mendeteksi melalui aplikasi berbasis android keberadaan tunanetra pengguna tongkat saat tersesat.
Kemudian, alat ini dilengkapi tombol darurat atau panic button yang dapat digunakan tunanetra ketika dalam kondisi darurat atau bencana. Ketika tombol tersebut ditekan, tongkat akan mengeluarkan suara yang nyaring layaknya sirine untuk memberi peringatan kepada orang di sekitarnya.
Tongkat ini beroperasi menggunakan tenaga baterai yang dikombinasikan dengan alat panel surya, sehingga penggunaan baterainya dapat lebih hemat. Pada kondisi pemakaian normal, tenaga tongkat ini bisa bertahan selama empat hingga lima hari. Sementara baterainya dapat diisi ulang menggunakan alat pengisian baterai telepon genggam.
Dirakit Para Difabel
Tongkat penuntun adaptif Kartini dirakit oleh para difabel di 31 sentra milik Kementerian Sosial RI yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia dan Balai Besar Kartini Temanggung, Jawa Tengah, bertindak sebagai pelaksana pilot project-nya.
Ide pembuatan tongkat itu, lahir dari keinginan Menteri Sosial Tri Rismaharini saat mengumpulkan para pejabat Kemensos di Sentra Terpadu Inten Suweno, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 10 Juni 2021.
Saat itu, Risma menantang pengelola 31 sentra Kemensos untuk melahirkan berbagai inovasi berupa peralatan yang dapat memudahkan aktivitas sehari-hari para penyandang disabilitas.
Salah satunya yaitu tongkat penuntun adaptif Kartini yang kini sudah diproduksi dengan desain versi kedua. Pasalnya, desain versi perdana dinilai terlalu besar dan tidak ramping, sehingga menyulitkan penggunanya.
Alat ini banyak diminati para tunanetra di tanah air. Pada tahun pertama, Kemensos telah memproduksi sekitar 5.000 unit tongkat, dengan mengandalkan sekitar sembilan difabel di masing-masing sentra miliki Kemensos.
Meski tongkat ini dibagikan secara gratis, namun para perakitnya tetap mendapatkan upah dari Kemensos. Pasalnya, setiap produksi satu tongkat, Kemensos perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp3 juta, termasuk biaya pembelian berbagai komponen.
Kini, tongkat penuntun adaptif Kartini sedang dipatenkan oleh Biro Hukum Kemensos ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pertemuan Disabilitas Asia Pasifik
Tongkat penuntun adaptif Kartini menjadi salah satu dari lima inovasi yang dipamerkan oleh Kementerian Sosial RI pada Pertemuan Dasawarsa Penyandang Disabilitas Asia Pasifik 2013-2022 di Sentra Terpadu Inten Soeweno, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 19-21 Oktober 2022.
Dalam pertemuan tersebut dipamerkan berbagai pengembangan inovasi yang dilakukan oleh Kemensos RI untuk memberikan penunjang secara maksimal kepada para penyandang disabilitas. Semua inovasi tersebut merupakan karya penyandang disabilitas dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penyandang disabilitas.
Selain tongkat penuntun adaptif Kartini, empat inovasi lainnya adalah sensor ketinggian air minum pada gelas, yaitu merupakan alat untuk memudahkan tunanetra saat menuangkan air minum pada gelas. Alat sensor tersebut dipasang di bibir gelas, sehingga memberikan indikasi suara ketika air sudah mulai penuh.
Selanjutnya, inovasi kursi roda multiguna juga dilengkapi dengan teknologi canggih. Penyandang disabilitas yang menggunakannya tidak perlu menggerakkan roda secara manual, melainkan cukup dengan mengendalikan arah menggunakan tuas yang telah tersedia.
Inovasi lainnya, sepeda motor disabilitas merupakan kendaraan roda tiga yang dilengkapi berbagai alat pendukung kebutuhan usaha bagi disabilitas. Kendaraan tersebut dapat digunakan sebagai warung berjalan hingga usaha jahit pakaian.
Terakhir, inovasi Difabel Siaga Bencana (Difagana) adalah wadah bagi penyandang disabilitas yang bersedia menjadi relawan kebencanaan, sehingga dapat berkolaborasi dengan Tagana di lokasi bencana.
Kemensos bangga dengan berbagai inovasi yang dihasilkan oleh para penyandang disabilitas di 31 sentra difabel di Indonesia. Para penyandang disabilitas diharapkan akan lebih percaya diri dalam beraktivitas karena terbantu oleh inovasi-inovasi tersebut.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alat ini dirakit langsung oleh tim yang merupakan penyandang disabilitas. Tim ini berada di bawah naungan Sentra Terpadu Kartini di Temanggung.
Baca SelengkapnyaKemensos beri bantuan Tongkat Penuntut Adaptif secara gratis.
Baca SelengkapnyaKemensos telah menelurkan tiga inovasi alat bantu disabilitas dengan fitur teknologi tinggi.
Baca SelengkapnyaPenanganan terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial perlu kolaborasi antara pemerintah dan sumber daya yang ada di masyarakat.
Baca SelengkapnyaMensos Tri Rismaharini mendapatkan pujian dari HE Sara Minkara, Penasihat Khusus bidang Hak Disabilitas Internasional Presiden Amerika, Joe Biden
Baca SelengkapnyaMenteri Sosial juga menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke GOR Gidel Sport untuk menyapa anak-anak sekolah.
Baca SelengkapnyaDi kantor BPN kini telah dilengkapi dengan fasilitas ramah kelompok rentan. Seperti pagar pegangan untuk lansia, guiding block, dan kursi roda.
Baca SelengkapnyaIa berpegang pada prinsip bahwa para difabel harus memiliki hak yang sama dengan manusia lainnya
Baca SelengkapnyaNantinya baik Dinas Sosial (Dinsos) maupun Suku Dinas Sosial (Sudinsos) akan melakukan asesmen atau pengumpulan dan pengolahan informasi.
Baca SelengkapnyaJuga diluncurkan platform data peserta didik berkebutuhan khusus.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Pasuruan melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pasuruan meresmikan Rumah Hebat Disabilitas.
Baca SelengkapnyaFestival Setara Berdaya juga kedatangan tamu spesial yakni Putri Ariani.
Baca Selengkapnya