Kepala BKKBN Kagum dengan Kemajuan Luwu Timur: Saya Merinding Melihatnya
Menurut dokter Hasto, kualitas SDM selain cerdas dan sehat, juga jangan lupa soal stunting
Menurut dokter Hasto, kualitas SDM selain cerdas dan sehat, juga jangan lupa soal stunting
Kepala BKKBN Kagum dengan Kemajuan Luwu Timur: Saya Merinding Melihatnya
Kepala BKKBN, dokter Hasto, berkunjung ke lokasi pelayanan KB di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Rabu (12/7). Dokter Hasto memuji peran PT. Vale Indonesia, Tbk dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Sudah sejak 50 tahun yang lalu PT Vale Indonesiaa disebut memiliki kepedulian yang besar terhadap kemajuan masyarakat.
Dokter Hasto mengatakan, jika suatu saat Sumber Daya Alam (SDA) habis. Maka Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sudah mumpuni.
“Saya yakin dengan kepeduliannya, 38 desa yang menjadi binaan PT Vale, saya juga mendengar beasiswa yang diberikan Pak Bupati Rp20 miliar untuk anak-anak sekolah di Luwu Timur. Luar biasa, ini adalah keseriusan terhadap masalah kualitas SDM," puji dokter Hasto. Dokter Hasto berharap, Luwu Timur dapat menjadi 'Center of Excellent', contoh perkembangan kemajuan.
Mengambil contoh Singapura yang tidak memiliki nikel, batubara, dan hutan, dokter Hasto menggarisbawahi bahwa di sanalah orang berbondong-bondong belajar mengenai SDA.
"Saya merinding melihat di Palopo dan Luwu ini fakultas kedokterannya saja ada dua. Ini saya tidak temukan di tempat lain. Luar biasa, dan semua infrastrukturnya juga bagus," ujar dokter Hasto.
Menurut dokter Hasto, kualitas SDM selain cerdas dan sehat, juga jangan lupa soal stunting.
Dia menjelaskan, hubungan stunting dan KB sangat erat.
"Karena kalau jarak anaknya terlalu dekat, maka risiko stuntingnya tinggi. Kalau jaraknya kurang dari dua tahun, maka kemungkinan stunting besar. KB fungsinya agar jarak kelahiran tiga tahun," jelas Dokter Hasto.Dalam kegiatan pelayanan KB, yang diikuti sekitar 20 lebih akseptor yang didatangkan dari Morowali Utara, diberikan pelayanan KB implan dan juga IUD.
"Hari ini kebaikan dan manfaat tidak hanya untuk masyarakat Luwu Timur, tapi juga Morowali Utara. Tentu difasilitasi PT Vale yang luar biasa," ucap dokter Hasto. Selain masalah kesehatan badan, dokter Hasto juga mengingatkan pentingnya kesehatan mental dengan slogan 'Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya'.
Banyak anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orangtuanya, sehingga pada akhirnya kurang sehat mentalnya.
"Saya sangat bangga atas kolaborasi antara pemerintah daerah, PT Vale, dan masyarakat yang terus mendukung upaya percepatan penurunan stunting di wilayah Luwu Timur,” kata Dokter Hasto.
“Semoga upaya yang dilakukan secara terus menerus ini mampu menurunkan prevalensi stunting di Luwu Timur ke depannya," tambahnya.
Sementara itu, Bupati Luwu Timur, Budiman, mengatakan, ada dukungan alokasi anggaran untuk kegiatan yang memiliki sumber dana alokasi khusus, alat dan obat kontrasepsi di fasilitas kesehatan, serta permintaan darurat pada gudang alokon BKKBN Sulsel.
Dukungan anggaran juga digunakan untuk insentif 128 kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan 453 sub PPKBD.
Dialokasikan untuk Dinas Kependudukan dan KB sebesar Rp14,5 miliar, dan DAK non fisik dari BKKBN Pusat sebesar Rp6,7 miliar, kemudian dari APBD murni Rp4,7 miliar.
"Selanjutnya untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pelayanan KB, pada BKPSDM dianggarkan pelatihan pada tenaga bidan yaitu pelatihan kontrasepsi teknologi update. Tahun lalu 40 orang peserta, tahun ini direncanakan 60 orang," jelas Budiman.
Prestasi Luwu Timur, menjadi kabupaten yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia terbaik sebesar 75,84 untuk seluruh kabupaten di Sulawesi Selatan, di luar Kota Palopo, Kota Makassar, dan Kota Parepare.
"Laju pertumbuhan ekonomi Luwu Timur naik 9,66 persen," kata Budiman.
Bupati Budiman bersama PT Vale dan beberapa perusahaan di Luwu Timur berkomitmen untuk membangun ruang-ruang terbuka hijau sebagai bagian dari membangun Luwu Timur tanpa menggunakan APBD.
"Kami juga memberikan beasiswa untuk anak-anak kami sebesar Rp4 juta per tahun untuk anak berprestasi dan keluarga kurang mampu," terang Budiman.